"Tidak sayang, kamu pantas di sini... ini juga rumah kamu, rumah anak kita juga"
Sekali lagi... ntah sudah keberapa mereka membuat ku sakit, rasanya ingin sekali menghilang dari sini, kata sayang yang dulu aku berfikir hanya untuk ku, tapi sekarang kata itu untuk orang lain,
"Rumah...??? rumah mana yang kau maksud bapak Angga" ucap ku menyelidik, "Bahkan uang mu tidak ada di dalam pembelian rumah ini"
Ya... ini adalah rumah ku, rumah yang aku beli dengan uang kerja ku dan tabungan ku, Angga bukan orang sukses dulu, dia hanya pekerja cafe saat aku mengenalnya dan berpacaran dengannya, semua kesuksesan ini di dapat dari kedua orang tuaku sebelum mereka meninggal, dan ini semua atas nama ku, dia tidak ada hak lagi untuk mencampuri semua peninggalan orang tua ku,
"Kamu lupa Cerry, walau rumah ini tidak ada sepeserpun uang ku, tapi ini masih rumah ku," Angga menekan kata kata dalam ucapannya
"Waaawwwww, sejak kapan rumah yang aku beli menjadi rumah mu, apa sekarang seorang Angga perwira tidak bisa membeli rumah untuk jala** nya, bahkan berani masuk dan tinggal di dalam rumah istri sahnya," kata kata ku penuh penekanan untuk mereka, aku tidak mau bila harus di tindas oleh kedua binatang ini...
"Mbak.. berhenti panggil aku kayak gitu, kita saling mencintai dari dulu mbak, dan sebelum mbak datang kita sudah saling berbagi tempat tidur,"
Hehhh.. aku bahkan terlalu harus mendengar betapa romantisnya mereka, dasar pasangan takntau diri,
"Kalo bukan jala** lalu apa, perebut suami orang.." kata ku menekan kan sedikit di kalimat terakhir..
"Aku bukan tidak bisa membelikannya rumah, tapi rumah ini terlalu besar untuk kamu tinggali sendiri," suara angga rendah terdengar di telinga
"Aku lebih suka rumah ku ini kosong dari pada harus di tinggali oleh pasangan hina seperti kalian.." ucap ku lalu berlalu pergi meninggalkan mereka..
"Cerry.. tunggu kamu mau kemana pagi pagi seperti ini..." teriakan Angga samar samar terdengar dari kejauhan,
Aku memasuki mobil, melajukannya keluar dari rumah dan meninggalkan Angga yang masih meneriaki ku untuk berhenti..
"Siallll..." ucap Angga karena tidak bisa menghentikan mobil ku keluar dari rumah, Angga langsung masuk kedalam mobilnya untuk mengejar Cerry, tapi langkahnya terhenti karena Melisa berteriak kesakitan
"Aduhhhh... mas sakit perut ku.."
Angga yang melihat Melisa kesakitan langsung menghampiri dan membawa nya ke kamar,
"Masih sakit, kamu mau kedokter sayang" kawatir Angga
"Nggak mas, udah agak enakan, mungkin anak kita marah karena istri sah mas tidak menerima dia di sini.." berpura pura sedih, itu lah yang Melisa lakukan.. dia menjadikan Angga yang tulus mencintainya membenci Cerry, Melisa hanya ingin menjadi istri satu satunya saat ini, dia tidak mau hanya menyandang status istri siri,
Angga memeluk Melisa dengan hangat, Melisa yang merasa Angga sangat mencintainya pasti akan melakukan apapun untuk dia dan calon anaknya,
"Jangan sedih, aku akan menyuruh Cerry pergi dari rumah ini setelah Cerry menandatangi pengalihan harta kedua orang tua nya.."
"Janji mas..." Melisa memegang tangan Angga dan memohon penuh kasihan
Angga tersenyum dan mengecup kening Melisa,
"Aku janji itu tidak akan lama.."
Melisa sangat senang karena Angga memilihnya dari pada istri yang dia nikahi lebih dari 5 tahun,
"Kamu adalah istriku sekarang, aku tidak akan membuat mu pergi lagi seperti dulu" ucap Angga mencium perut Melisa dan berbicara pada anak yang masih di dalam perut itu,
"Papa senang kamu ada, karena dengan kamu ada mama kamu tidak akan meninggalkan papa lagi seperti dulu.." berulang ulang kali Angga menciumi perut Melisa membuat Melisa geli karena kelakuan Angga..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
suami parah. ga tahu diri
2023-09-11
0
𝕯𝖊𝚠𝖎
semangat
2022-09-26
0
ђคг
makin seru
2022-09-26
1