Suasana saat ini di kamar Reina menjadi sesak, "malu gua punya adik kaya lu !!" Bentak sang Abang. "Maafin Reina Bu, Reina bakal gugurin kandungan ini, Reina janji " ucap Reina meyakinkan citra .
PLAKK.......
Citra menampar pipi kiri Reina dengan keras sekeras mungkin. "Ibu gak ngajarin kamu jadi pembunuh Reina , bisa bisanya kamu berfikiran seperti itu".
Sedangkan adik Reina hanya menangis menyaksikan sang kakak yang di maki oleh Abang dan ibunya ia tidak bisa membela Reina karena kakaknya itu memang salah tetapi ia juga tak tega melihat Reina begitu.
Dengan nafas yang masih sesak Citra ibu Reina berbicara dengan lantang " keluar kamu dari rumah ini, ibu ingin kamu introspeksi diri"tegas citra sang ibu.
"Ingat jangan sampai kamu menggugurkan kandungan mu ibu gak mau kamu jadi pembunuh, itu darah daging kamu sebaiknya kamu mengerti perkataan ibu" sambungnya sambil memasukkan baju baju Reina di dalam koper.
Setelah selesai mengemas baju baju Reina citra menarik Reina dengan tangan kanannya dan tangan kiri menarik koper Reina, citra menari reina sampai keluar dari pintu rumahnya, "pergi kamu jangan kembali kalau kamu belum memperbaiki kesalahan mu Reina".
Reina hanya bisa pasrah diperlakukan seperti itu oleh keluarganya karna Reina tahu bahwa kesalahan nya memang susah untuk dimaafkan keluarga nya. Reina mengambil tas koper yang dilemparkan ibunya dan ia berjalan menuju ke luar halaman rumahnya sebelum pergi Reina mgengucapkan " Reina pergi dulu buk" ucapnya sambil menoleh ke belakang atau ke arah keluarganya.
Reina berjalan tak tentu arah, ia tak tahu harus pergi ke mana Reina tak mempunyai tujuan saat itu langit mendung dan tiba-tiba turun hujan badan Reina basah kuyup karena hujan Reina tetap melanjutkan perjalanan nya saat itu Reina tengah melamun dan tiba tiba
TIINNN
Reina yang sedang berjalan pun tersadar dan menghindar dari mobil tetapi terlambat badan Reina terserempet samping mobil dan terlempar, banyak yang menyaksikan kejadian itu dan yang tadinya duduk meneduh si pinggir jalan dan yang sedang melaju melewati jalan itu berbondong bondong membantu Reina tak lupa sang pemilik mobil yang menyerempet nya tadi juga ikut bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
saat itu sebelum pingsan Reina samar samar melihat banyak sekali orang yang menolongnya dan samar samar ia juga mendengar ada seseorang yang memanggil namanya berulang ulang
............................................
Saat ini Reina tengah berbaring di ranjang rumah sakit sudah tiga jam Reina tak sadarkan diri.
Bagas yang sedari tadi menunggu Reina sadar dengan rasa khawatirnya Bagas tidak bangkit dari duduknya yang dia posisikan di samping Reina , Bagas merasa sangat bersalah dimana ia tadi tak sengaja menyerempet Reina saat di jalan tadi .
Eugghh.... Reina melenguh pelan ia membuka matanya pelan pelan Reina mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling nya dan saat itu ia sadar bahwa ia tengah berada di rumah sakit Reina ingat ia sempat terserempet mobil tadi dan Reina juga terkejut ada dokter Bagas yang tertidur dengan posisi duduk di sampingnya.
Dengan pelan Reina mengayunkan tangannya untuk membangunkan dokter Bagas , dokter Bagas pun terbangun suasana di ruang rawat Reina senyap mereka ber dua canggung sampai akhirnya Bagas buka bicara terlebih dahulu
"Maaf sebelumnya kamu pasti bingung kenapa saya ada disini, oke saya jelasin tapi tolong maafkan saya" disitu Bagas menjelaskan semua alur kejadian itu dan Bagas juga menjelaskan kondisi Reina dan kandungan nya ia menjelaskan bahwa kandungan Reina selamat walau sempat terbentur tadi tapi untungnya kandungan Reina kuat, Bagas juga menjelaskan bahwa kondisi Reina saat ini tidak terlalu parah tetapi ia juga harus beristirahat.
Bagas juga akan membayar semua biaya perawatan Reina di rumah sakit ia juga akan menjaga Reina selama berada di rumah sakit, "apa kamu punya nomor orang tua kamu?saya cuman mau mengabari bahwa kamu berada disini"tanya Bagas
Setelah mendengar perkataan Bagas Reina menjadi kembali mengingat keluarganya dan tanpa ia sadari air mata jatuh di wajah nya yang pucat, Bagas yang bingung kenapa Reina yang tiba tiba menangis ia pun memberanikan untuk bertanya"kamu kenapa nangis? Ada yang sakit kah?"tanya Bagas panik
"nggak kok saya cuman teringat keluarga saya" setelah itu Reina juga menjelaskan kenapa ia bisa terserempet mobil Bagas tadi dan ia juga menceritakan tentang ia yang di usir dari rumahnya karena keluarganya tahu bahwa ia telah hamil.
Bagas merasa kasihan mendengar cerita Reina Bagas tak bisa membatu banyak karna sebentar lagi ia akan di tugaskan untuk bekerja di rumah sakit ayahnya di luar kota.
"sudah nanti kita cari jalan keluar nya, sekarang kamu makan dulu bubur nya" ucap Bagas sambil menyodorkan semangkuk bubur ke Reina , saat Reina ingin menerima mangkuk bubur tersebut tiba tiba bahu nya terasa nyeri sekali.
Bagas yang melihat Reina tampak kesakitan pun tak tega dan ia tak jadi memberikan mangkuk nya kepada Reina mengambil sendok yang ada di nampan Bagas berniat menyuapi Reina sebelum itu Bagas tak lupa meniup bubur nya terlebih dahulu agar Reina tak kepanasan.
Aaaaa...... ucap Bagas sambil menyodorkan sesendok bubur ke arah Reina , " gak papa pak dokter saya bisa sendiri" ucap Reina menolak suapan Bagas.
"tangan kamu itu sakit, udah biar saya saja" kemudian Bagas kembali menyodorkan sesendok bubur lagi dengan malu Reina menerima suapan Bagas mau tak mau karna ia memang sedang lapar.
Setelah sepuluh menit akhirnya Reina menyelesaikan makanya dan Bagas memberinya minum agar tidak tersedak "ni obatnya juga diminum" Bagas juga memberikan obat agar Reina cepat pulih.
tak lama setelah itu ada perawat dan juga dokter yang masuk ke ruang rawat Reina untuk memeriksa Bagas juga kenal dengan sang dokter karna dokter yang memeriksa Reina adalah temannya "permisi kami mau periksa kondisi pasien"ucap sang perawat dengan ramah.
Bagas dan Reina mempersilahkan masuk dan dokter pun mulai mengecek kondisi Reina.
"kondisinya tak begitu parah jadi besok pagi sudah boleh pulang, tetapi juga harus berhati-hati jangan sampai kandungan nya terbentur lagi bisa gawat kalo terulang lagi, mengerti" jelas sang dokter "iya terima kasih ya dok" balas Reina dengan senyuman.
sebelum pergi Bagas dan sang dokter yang tak lain adalah temanya mengobrol sebentar, dan saat sang dokter mau keluar ia berkata"dijaga pacarmu Bagas jangan dingin dingin sama cewek kasihan"kata dokter sambil cengengesan walaupun ia tahu kalau Reina bukan pacarnya dan bukan wanitanya Bagas karna bagas sudah menjelaskan kepadanya tadi tetapi ia hanya sedikit mengusili Bagas yang dingin itu
"keluar sana Lo"pungkas Bagas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments