Bubble gum

Kai tahu bahwa tindakannya tidak lah benar tapi dia merasakan kehangatan saat dia menyentuh tubuh Flo, terlebih saat dia memeluk nya seperti tadi. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di perut nya, saat ini dia tengah berada di dalam mobilnya bersama sekertaris Roy. Mereka baru saja keluar dari perusahaan karena sudah mulai menjelang malam.

"Tuan, sebaiknya anda jangan terlalu itu ekhemm..... Pada sekertaris Flo, dia nampak tak nyaman dan sedikit ketakutan" Ucap Sekertaris Roy.

"Saya tidak peduli!" Datar nya membuat sekertaris Roy menghela nafas berat.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan mansion besar milik keluarga Zaccheo, Kai langsung turun dan meninggalkan Roy di belakangnya. Kai masuk dengan ekspresi yang berbeda, aura yang di keluarkan nya nampak bersahabat.

"Kai..." Kaget kedua orang tuanya, namun Kai hanya menatapnya dengan tatapan hangat dan langsung pergi meninggalkan mereka yang nampak aneh.

"Ada apa dengan nya?" Kaget Abraham dan Andara.

"Itu tuan...." Ucap Roy yang datang secara tiba-tiba.

"Ada apa?"

"Saat saya mengambil obat kemari, saya meninggalkan Tuan yang sedang kambuh. Saya menyuruh sekertaris Flo untuk menjaga nya, entah apa yang terjadi saat saya dan dokter Chandra datang Tuan sedang......" Ucap sekertaris Roy dengan gugup.

"Sedang apa sekretaris Roy!" Geram mereka.

"Tuan Kaisar sedang memeluk sekertaris Flo dan enggan untuk melepaskan nya, kami kira Tuan sudah sembuh tapi ternyata tidak. Saat dokter Chandra menyentuh nya, ruam merah itu kembali muncul. Hal yang membuat kami aneh itu kenapa sekertaris Flo bisa menyentuh tuan dengan bebas" Jelas nya membuat mereka melotot.

"Jadi maksud mu Kai...... Dia menyentuh sekertaris Flo tapi tidak terjadi apa apa pada nya?" Tanya Andara dengan terkejut.

"Benar nyonya, bahkan saat sudah sadar pun Tuan tak melepaskan sekertaris Flo. Tuan terus memeluk nya seperti guling, hal itu membuat Sekertaris Flo tak nyaman bahkan sudah berkali-kali memohon untuk di lepaskan" Ucap nya membuat kedua orang itu menghela nafas lega, setidaknya ada seseorang yang bisa dia sentuh.

"Pantas saja Kai nampak berbeda" Gumam Abraham.

"Benar Tuan, tapi saya merasa kasihan dengan sekertaris Flo yang di perlakukan seperti itu, Seperti yang Tuan dan Nyonya tahu bahwa sekertaris Flo tidak suka di sentuh oleh sembarang orang" Jelas nya.

"Apa kita bayar saja dia yah pah...." Ucap Andara.

"Tidak nyonya, sekertaris Flo tidak gila harta. Bahkan saat dia di tawarkan gaji besar pun ia hanya berkata bahwa, gaji saja saya seperti karyawan lainnya"

"Lalu bagaimana? Aku takut sekertaris Flo menjauh dari Kai pah" Takut Andara.

"Tid...."

"Roy!" Panggil Kai yang baru saja selesai mandi.

"Ya tuan?" Balas Roy.

"Beli beberapa Parfum yang sama seperti florenza" Ucap nya membuat mereka terkejut.

"Untuk apa tuan?" Heran nya.

"Wanginya sangat harum dan membuat ku tenang!" Jelas nya dengan duduk di sana.

"Tapi tuan, saya tidak tahu apa ras...."

"Bubble gum!"

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi" Ucap nya yang langsung di angguki oleh mereka semua.

"Kai...." Panggil Andara.

"Hmm" Balas nya.

"Bagaimana rasanya?" Tanya nya dengan lembut.

"Entahlah, yang jelas aku menyukai nya. Terlebih aroma nya yang membuat ku tenang" Jelas nya membuat Andara dan Abraham menghela nafas berat.

"Kai.... Jangan terlalu mengekang nya, dia wanita. Terlebih mom lihat dia itu wanita baik-baik" Ucap nya.

"Memangnya apa yang aku lakukan? Aku hanya memeluk dan mencium aroma nya saja" Jelas nya dengan polos membuat kedua orang tuanya meringis.

•••

Anton yang melihat Flo marah-marah pun hanya diam karena takut mendapatkan amukan dari nona nya itu, sesampainya di rumah Flo langsung menghempaskan tas nya begitu saja.

"Sial!!!! Brengsek!!!" Kesal Flo membuat Alex terkejut.

"Ada apa?" Kaget Alex.

"Ck.... Tidak berguna!" Kesal nya dan segera naik ke kamar nya meniggalkan Alex yang nampak bingung, ia melirik Anton namun laki-laki itu hanya menggelengkan kepalanya bertanda bahwa dia tidak tahu apa-apa.

Flo membersihkan tubuhnya dengan lama, bahkan Flo membilas rambutnya berkali-kali untuk menghilangkan bekas ciuman Kai pada nya. 2 jam Flo di dalam kamar mandi dan sekarang ia baru saja keluar dengan pakaian yang sudah menempel di tubuhnya.

Flo menuruni tangga dengan malas, ia melihat Alex di sana. Ekspresi Flo benar-benar buruk saat ini, hal itu semakin membuat Alex penasaran.

"Ada apa sih de?" Tanya nya penasaran.

"Hhh...." Flo menghela nafas berat.

"Apa kakak percaya jika penyakit si Kaisar itu bisa di sembuhkan? atau tidak dia bisa menyentuh orang lain tanpa membuka ruam di tubuhnya?" Tanya Flo membuat Alex nampak heran dengan pertanyaan nya.

"Memangnya kenapa?"

"Masa......." Flo pun menceritakan semuanya pada Alex termasuk saat Alex terus memeluknya, bukannya iba ataupun prihatin dengan kondisi adik nya, Alex malah tertawa terbahak-bahak.

"Kakak!!!!" Kesal Flo.

"Kau.....Hahah..."

Flo hanya cemberut, para pelayan yang mendengar cerita itu pun hanya tersenyum simpul. Mereka sangat mengenal siapa Zaccheo Kaisar Sargas itu, tentang penyakitnya juga mereka tahu karena Kai tidak pernah menutupinya dari publik.

"Hh.... Kakak hanya berpesan agar kau tidak terlalu keras pada nya, kau tahu sendiri bahwa dia baru pertama kali menyentuh kulit seseorang secara langsung" Ucap Alex setelah Tawa nya reda.

"Tapikan kak aku tidak nyaman...." Keluh Flo.

"De, apa kau melihat tatapan nya saat dia menyentuh mu? Kau lihat perubahan nya tidak?" Tanya Alex serius.

"Hmm ya, aku melihat tatapan nya itu berbeda. Nampak hidup dan bersinar tidak seperti biasanya yang redup dan tersimpan banyak duka kesedihan" Balas Flo.

"Yah, itu karena dia memiliki harapan bahwa masih ada seseorang di dunia ini yang bisa menyentuh nya tanpa menyakiti nya, kakak harap kau tidak membuat nya terluka lagi...."

Flo terdiam mendengar ucapan Alex, dia pun sebenarnya sedikit iba dengan hidupnya yang nampak kosong dan kesepian terlebih dia tidak bisa bebas beraktivitas.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***