eps15

🌷Walaupun nantinya kau akan kembali padaku tapi aku tau kau tidak akan benar-benar memaafkan ku. Tapi aku mengenal mu kau akan sedikit melupakan kesalahan ku karna aku akan menunjukan pada mu betapa besar cinta ku dan keinginan ku untuk memiliki mu. bersabarlah menunggu, ketika berhasil mendapatkan mu aku tidak akan melepasmu lagi 🌷

Raditia Aska Abraham.

Aska pun turun dengan acuhnya melewati dua wanita yang sedang berada disofa.

Sikap Aska yang menjadi dingin membuat dua wanita itu keheranan.

Saat Aska keluar, Andra melihat aska dengan heran. "pak bukan kah kita tidak akan ke kantor?" tanya Andra. Dia sangat heran baru saja bosnya memberi libur tapi kali ini dia melihat Bosnya dengan setelan kantor.

Tanpa mendengar pertanyaan Andra aska pun masuk ke dalam mobil.

"Pak kita akan Kemana?" tanya Andra

"Kantor," jawabnya singkat.

Andra benar-benar mengutuk Aska dalam hatinya. Baru saja Andra akan menikmati waktu di gym sekarang Aska dengan tidak tau malunya mengagalkan rencana yang telah Andra susun.

"Gue gibeng juga nih anak. Seenaknya ngebatalin perintah libur, gagal dah rencana nge gue," gerutu Andra dalam hatinya. Tapi seketika Andra mendapatkan ide yang sangat brilian.

Ketika mobil berjalan cukup jauh, Andra berencana meminta ijin untuk menelpon seseorang. Pak, maaf apa saya boleh menelpon dulu sebentar?" tanya Andra.

"Hmm." Aska berdehem.

andra pun menghentikan mobil nya

"Hallo. Gimana dia udah sampai?"ucap Andra sambil meletakan hapenya pada telinga, lalu dia melihat Aska lewat kaca depan sebelum melanjutkan kalimatnya. "Hah, dia pingsan. Tolong beri dia prawatan dulu." Andra menjawan dengan terkejut.

Mendengar ucapan Andra, Aska ikut terkejut Aska menyangka yang pingsan adalah Bella. Tanpa basa-basi Aska pun keluar dari mobil dan membuka pintu kemudi "Keluar. kamu boleh libur hari ini!" titah Aska.

Dengan senang hati Andra pun keluar dari kursi kemudi. Setelah mobil Aska cukup jauh, Andra bersorak kegirangan, padahal andra hanya berpura-pura menelpon.

"Bodo lah dia ngamuk. Yang penting gue bisa pergi ke gym. mudah-mudahan Aline nge gym disana."

"Ka Andra," teriak seseorang yang berdiri tak jauh dari Andra.

"Hana!"

"Hai kak. Kaka mau kemana?" tanya Hana saat menghampiri Andra.

"Aku ada urusan.aku tinggal dulu," ucap Andra dingin. Kemudian dia menyetop taxi dan meninggalkan Hana.

"Apa aku salah ka mencintai mu. Ingin aku berusaha lagi mendapatka cinta mu tapi aku lelah. Sepertinya yang kamu bilang benar, kamu hanya menggap ku gadis labil. Naiklah kak aku takan mengganggumu lagi," lirih Hana dengan suara pelan. Kemudian dia mengambil ponselnya dan mengahapus nama Andra.

Flashback satu tahun lalu.

Ketika Andra membicarakan masalah donor ginjal yang akan di lakukan Bella, Andra mengajak Bella untuk bertemu dicaffe. Dan ketika pembicaraan Bella dan Andra sudah selesai, Hana datang ke caffe karna Bella sudah berjanji akan menonton dengan Hana.

Ketika pertama kali Hana melihat Andra, Hana pun langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Andra. Tidak lama setelah pertemuan mereka ternyata Andra mengikuti Hana di facebook, dan Andra meminta no Hana.

sejujurnya Andra pun tertarik pada Hana. Setelah mereka bertukar nomer handphone mereka pun selalu berbalas pesan, Hana yang memang orangnya sangat tertutup merasakan nyaman saat berbalas pesan dengan Andra. Lain halnya dengan Andra, walaupn Andra tertarik dengan Hana, tapi selama ini niat Andra hanya untuk menghilangkan suntuk dan bukan hanya Hana aja yang di baperin Andra, ternyata selain Hana, Andra juga nge baperin wanita lain.

2 bulan lalu. Hana mengungkapkan prasaannya pada Andra, Hana berpikir kalau Andra juga menyukai Hana. Tapi Hana salah Andra justru mengatakan bahwa Hana adalah gadis labil. Meskipun hana menyadari dia telah di tolak Andra. Hana tidak menyerah, Hana masih bersikap seperti biasa pada Andra dia tetap mengirim chat pada Andra, tapi sejak saat Hana mengungkapkan prasaannya pada Andra, Andra hanya membalas chat Hana dengan datar bahkan terkadang sama sekali tidak membaca chat Hana. Dan sekarang setelah melihat ekpresi Andra secara langsung Hana pun sadar jika Hana sudah tidak lagi mempunyai kesempatan.