Part 3

Kanza mematut dirinya di cermin, gaun merah muda dengan hijab berwarna senada membalut tubuh indahnya. membuat dirinya begitu anggun, dan mempesona, dia jarang sekali memakai warna terang saat berbusana, tapi kali ini Kanza mencoba memakainya, baju ini hadiah dari temannya di asrama sayang kalau tidak di pakai.

Dengan ransel hitam di punggungnya Kanza menuruni anak tangga menuju lantai bawah. Di meja makan Daffa dan yang lain sudah menunggunya, ini hari pertama Kanza masuk kuliah, dia kulaih di kampus yang sama dengan Daffa, dan tentunya Kanza kekampus dengan di antar Daffa.

"Maaf telat," ujar Kanza saat sudah di meja makan.

Rico menatap Kanza sesaat, gadis mungilnya sudah dewasa rupanya, baru kemarin rasanya dia merengek minta di belikan ice cream, waktu berlalu begitu cepat.

"Ada apa bi, putri abi cantik banget ya," canda Kanza pada abi Rico yang hanya tersenyum tipis.

Kanza mengambil tempat di samping Kila, umi super duper luar biasa istimewa dalam segala hal.

"Bagaimana rasanya melepas seragam putih abu-abu,?" tanya Kila seraya menatap purtinya yang tengah menyendok nasi ke dalam piringnya.

"Berat mi," sahut Kanza.

"Oh, ya."

"Gak berat kalau kaki kamu bisa diem di rumah," timpal Daffa.

"Bawaan orok kak, apalah daya, itulah kenapa kakak di lahirkan duluan, biar bisa jagain adeknya yang luar biasa ini."

Daffa beredecak kesal, adeknya satu ini memang lebih aktif darinya sedari orok, beda dengan dia yang lebih kalem seperti ibunya.

"Kanza,apa perlu abi carikan supir pribadi buat Kanza, biar gak ngerepotin Kakak kamu,"

"Bagus juga tuh bi," sahut Kanza.

"Gak perlu bi, dia gak bisa di kasih supir pribadi" potong Daffa manik hitamnya menatap Kanza penuh.

Kanza mengerucut kan bibir mungilnya, sebagai bentuk protes, dia sudah menduga Daffa tak kan memberi izin.

"Bener kata Abi Daf, apa gak repot nganterin kanza ke kampus," Kila tau Daffa sangat sibuk di kantornya.

"Gak apa mi, masih bisa aku handle."

"Ya udah, kalau memang bisa,"

Kanza kecantikannya luar biasa, wajahnya yang dominan ke Rico membuat wajahnya agak ke arab-araban.

Tau sendirilah kan, jagain anak perempuan susahnya seperti apa, Kanza bukan gadis liar yang susah di atur, hanya saja dia bukan tipe gadis yang suka diem di rumah, dia suka kegiatan di luar, tentu saja kegiatan yang berbau posotif.

Pagi ini di kampus Daffa para wanita mendadak patah hati, Daffa kekampus dengan menggandeng gadis cantik di sampingnya.

"Kak, banyak peminat kakak ya di kampus?" bisik Kanza yang menyadari tatapan tak bersahabat dari beberapa wanita teman sekampus Daffa.

"Gak ada yang nyangkut di hati apa kak, padahal cakep-cakep lho," ujar Kanza lagi, mata bulannya menatap wajah masam Daffa.

"Ini hati bukan Jemuran!" ucap Daffa melebarkan pupilnya, Kanza terkekeh Erico udah kayak banci kalau ngomongi lawan jenis, berasa alergi.

"Udah masuk sana, Kakak langsung kekantor ya," ujar Daffa saat langkah mereka sudah sampai di depan kelas.

"Iya, hati-hati kak," Kanza meraih tangan Daffa lalu menciumnya.

Pemandangan yang membuat hati seseorang panas tebakar api cemburu.

Daffa beranjak pergi dari ruang kelas Kanza. dia bukan tak menyadari tatapan cemburu beberapa gadis yang diam-diam menyukainya, tapi mau bagai mana lagi tak satupun di antara mereka yang mampu menggetarkan hatinya, bukan tak cantik, bukan juga tak berbudi, tapi memang hatinya yang masih belum ada ketertarikan sama sekali.

Kanza menatap ruang kelasnya, mencari cari tempat yang cocok jadi tempat duduknya, mata indahnya tertuju pada gadis berkrudung merah muda, hampir sewarna dengan gaunnya.

"Hay," sapanya pada Kanza dengan ramah.

"Boleh gabung?" tanya Kanza mengarahkan jempolnya ke arah kursi di sebelah gadis itu.

"Boleh, kebetulan aku belum dapat kawan, Aku Nur Anisa,."

"Kanza," balas Kanza membalas uluran tangan Nur Anisa

"Aku harus panggil apa, Nur atau Nisa," tanya Kanza seraya memasukkan tasnya kedalam laci meja.

"Orang biasa memanggilku Nur."

"Baiklah aku juga panggil Nur ya," tutur Kanza.

Kanza tak jauh beda dengan Daffa kehadirannya mengundang perhatian lawan jenisnya, pesona yang luar biasa bukan hanya cantik tapi sopan santun juga menambah pesona mereka.

"Tadi itu pacarmu ya?" tanya Nur yang sedari tadi penasaran.

"Kelihatan seperti itu ya?" gelak Kanza merasa lucu.

"Iya, semua orang pasti berpikir sama," ucap Nur lagi.

"Emang boleh ya, wanita muslim berpacaran?" tanya Kanza dengan senyum.

"Ada sebagian yang membolehkan dan ada yang melarang," tutur Nur, menatap wajah ayu di sampingnya.

"Kalau begitu aku penganut yang melarang," jawab Kanza masih dengan senyum.

"Lalu lelaki tadi?"

"Dia Daffa kakak kandungku."

"Oo, senang ya punya kakak kayak dia sepertinya dia sangat menyayangimu za."

"Begitulah, saking sayangnya aku gak bisa bergerak bebas, walau aku gak perna macam-macam," sungutnya.

"Resiko punya kakak cowok." sahut Nur seraya tertawa pelan.

Hari pertama Kanza masuk kampus di sambut tatapan sinis dari beberapa gadis, bahkan tatapan sinis itu mengikutinya hingga kekantin, hanya karena Daffa mengandeng tanganya tadi pagi, Aneh...

Pulang kuliah Kanza juga di jemput Daffa, tapi Kanza tak langsung di antar pulang, Daffa membawanya kekantornya.

Daffa memang berniat memperkenalkan menejemen prusahaan pada Kanza.

"Gak perlu lah kak, kan ada kakak, aku maunya terima bersih aja," ucap Kanza, menolak belajar tentang perusahaan.

"Kanza, anak abi cuma kita berdua, abi sudah tua, umi sama sekali gak paham masalah perusahaan, nyawa gak ada yang tau kapan di jemput, kalau sesuatu terjadi pada kami, setidaknya kamu paham masalah perusahaan, ini bukan cuma buat kamu za, tapi ribuan orang yang mengantungkan hidupnya dari perusahaan kita," jelas Daffa.

Kanza menyerah, apa yang Daffa ucapkan benar, mau tidak mau Kanza harus mau belajar, minimal untuk cadanganlah.

Daffa meminta pegawainya yang bernama hanif memberikan kila sedikit pengetahuan dasar.

"Nif ini Kanza adek ku,tolong di beri arahan ya, seperti yang aku bicarakan padamu kemarin, kamu harus sedikit sabar ya, dia lumayan bawel," ujar Daffa pada Hanif pegawainya.

"Baik pak, mari nona iku keruangan saya."

Kanza mengikuti Langkah Hanif keruangannya, ruang terbuka yang hanya bersekat kaca antara pegawai satu, ke pegawai lainnya.

"Nona ini data yang bisa di pelajari, kalau ada istilah, istilah yang gak nona pahami silahkan tanya ke saya," ujar Hanif seraya memberikan beberapa lembar kertas pada Kanza.

"Terimakasih," ucap Rara pelan.

Sekilas Hanif melirik Kanza yang tampak fokus pada bacaannya, wajah ayu itu terlihat kalem tidak terlihat bawel seperti Daffa sebutkan tadi.

Bukan hanya Hanif yang melirik diam-diam, Kanza juga melakukan hal yang sama, ini pertama kalinya dia dekat dengan pria sedekat ini selain daffa.

Dasar Daffa, apa dia tidak tau Kanza kelabakan saat ini, berdekatan dengan Hanif membuat Kanza mengucap istighfar ribuan kali mengendalikan debar halus yang mendera hatinya.

"Kanza kau tidak apa-apa, kau berkeringat apa kau sakit?" hanif tampak khawatir, apa tugas yang dia beri terlalu berat, gawat kalau begini.

"Tidak kak, aku cuma sedikit gerogi di dekat kakak," sahut Kanza terus terang, dengan wajah tertunduk.

"Begitu ya, maaf aku kurang paham perasaan wanita nona," sahut Hanif.

"Tidak apa," sahut Kanza malau-malu.

Kanza tak habis pikir berdekatan dengan lawan jenis bisa menimbulkan rasa sedahsat ini, pantas saja banyak pasangan tak mampu menahan diri, melakukan yang tak semestinya, itulah sebabnya dilarang berduaan dengan yang bukan muhrim, sudah lama Kanza mendengar kalimat itu tapi baru kali ini dia tau begini lah rasanya kenapa berduaan itu dilarang.

Happy reading.

Terimakasih sudah mampir, jangan lupa dukungannya💞🥰

Terpopuler

Comments

Yomi Umiati

Yomi Umiati

kerennn Ka Thor👍👍

2022-02-16

0

Juli Siman

Juli Siman

anak2 yg shole dn Sholeha...

2021-08-09

0

Siti Nurhasanah

Siti Nurhasanah

aku juga ngelarang anak gadis aku pacaran, alhamdulillah dia nurut, fokus kuliah aja dulu, tapi kalo ada yg mapan dan mampu bertanggung jawab sama dia secara lahir dan bathin di dunia dan akhirat, saya ga menutup jalan

2021-06-12

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!