Setelah apa yang terjadi pada kehidupan rumah tangganya kini Laila lebih baik untuk coba tidak berbicara dahulu dengan suaminya itu, setiap kali suaminya hendak menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya Laila selalu menghindar darinya meski mereka masih tinggal satu atap namun mereka pisah ranjang .
" Tolong dengerin penjelasan ku dulu Laila ". Ucap Firman yang berusaha mendekati Laila dan memegang tangan Laila .
" Lepas mas, gak perlu ada yang dijelasin semuanya sudah jelas kok , jadi cukup jangan ganggu aku ". Ucap Laila berbicara tegas lalu menghempaskan pegangan tangan suaminya itu .
Laila hendak pergi dari hadapan Firman karena mau pergi bekerja . namun saat itu juga ia membalikkan lagi badannya dan berkata .
" Dan oh ya , kalau mau makan sudah aku siapkan diatas meja dan untuk sementara waktu jangan ganggu aku dulu ya , perasaanku masih kacau sekarang , jadi kumohon padamu stop... jangan ganggu aku ". Ucap Laila tersenyum yang dipaksakan padahal hatinya sekarang benar-benar hancur atas kejadian malam itu .
Kini Laila pergi bekerja kekantor tempat ia bekerja , mungkin dengan bekerja ia bisa melupakan kejadian pahit yang menimpanya .
Laila memakirkan sepeda motornya diparkiran motor dan berpas-pasan dengan mobil bos nya yang baru datang . Laila melihat kearah bosnya yang turun dari mobilnya dan seketika bosnya itu membuka kacamata hitamnya yang ia kenakan dan matanya langsung tertuju kearah Laila .
Laila yang mendapat tatapan dari bosnya menjadi canggung dan malu . karena telah berani-beraninya melihat bosnya itu .
" Ck... dia lagi... ". Ucapnya dengan nada cuek .
Lalu Al pun pergi duluan untuk masuk kedalam kantornya .
Laila pun sama pergi kekantor nya itu dan langsung masuk keruangan kerjanya .
Al merebahkan tubuhnya dikursi nyamannya itu .
" Laila... hmmm...". Ucapnya sambil melihat kesekitar ruangannya .
Sedangkan Laila kini langsung melakukan pekerjaannya dengan baik , diam-diam Al memperhatikan Laila dari jauh .
" Kenapa dia terlihat biasa-biasa saja , gak ada hal yang menarik gitu yang bisa aku lihat darinya ". Batinnya menggerutu .
" Kalau dipikir-pikir dia masih sama kaya dulu , namun sayang sekali dia sudah membuat dendam tumbuh dihati ini ". Batinnya yang agak kesal kalau melihat Laila .
" Ck... kenapa juga sih gua kaya gini, bodo amatlah gak penting juga gua ngurusin cewek yang gak tahu diri itu ". Umpatnya dalam hati .
Tak disangka orang yang ia amat benci datang ke kantornya , dan membuatnya terpaksa mengharuskan orang itu masuk kedalam ruangannya .
" Untuk apa kamu datang kesini hah... sudah saya bilang jangan temui saya lagi, harus berapa kali sih saya ingetin kamu Hah...!!!". Bentaknya .
Untung saja ruangan Aldi itu kedap suara jadi para karyawannya tidak akan mendengar apa yang ia bicarakan pada ibunya itu .
" Mama hanya membawakan sarapan untukmu, dimakan ya ". Ucapnya tersenyum sambil menyerahkan kotak makan untuk anak kesayangannya .
Dengan tanpa bersikap lembut pada ibunya Aldi malah melempar kotak makanan itu dan itu membuat ibunya tersentak kaget dan sedih melihat sikap anaknya yang sekarang benar-benar berubah drastis .
Dulu memang Aldi hanya bersikap biasa saja ketika ibunya itu mencampakkan dirinya namun kini rasa benci terhadap ibunya kian tumbuh apalagi ditambah kejadian kecelakaan yang menimpa ayahnya .
" Aku tidak perlu makanan darimu , gak usah so peduli sama aku, dulupun kamu mencampakkan aku dan ayahku demi uang kan ,jadi kumohon jangan perdulikan apapun yang berkaitan denganku, urusi saja dirimu sekarang , karena ku juga tak ingin memperdulikan apapun itu hal apapun itu yang berkaitan denganmu ". Ucap Aldi dengan angkuhnya .
" Kumohon kamu pergi sekarang dari sini, karena ku gak mau melihat wajahmu ". Ucap Aldi membelakangi Mira sekarang .
" Hiks..hiks...hiks..kumohon Al maafkan mama, mama hanya butuh kata maaf dari kamu nak , mama mohon ". Ucap Mira bertekuk lutut dikaki anaknya yang angkuh itu sambil menangis .
" Gapapa bila kamu gak ingin makanan itu, tapi mama mohon maafkan mama Al, maafkan mama , mama menyesal ". Ucapnya sambil menangis sesenggukan .
Karena Aldi sudah tak tahan lagi menahan emosi nya kini ia berjongkok lalu mencengkram dagu ibunya itu .
" Dengarkan aku , berapa kali kamu memohon terhadapku , tidak akan pernah aku perduli, seberapa kali kamu berusaha kamu gak akan pernah bisa menghilangkan rasa benci ini terhadapmu ". Ucap Aldi menatap tajam kearah Mira dengan tatapan kebencian yang mendalam .
" Maafkan mama nak...hiks..hiks..". Ucapnya yang masih memohon terhadap anaknya itu .
" Gak..aku benci kamu, dan akan tetap begitu , sampai mati pun rasa benci ini terhadap mu tidak akan pernah hilang , camkan itu ". Ucapannya melepaskan cengkraman nya .
Lalu ia pun berdiri sambil merapihkan bajunya yang agak berantakan .
" Pergi sekarang , jangan membuatku malu dihadapan karyawanku, kalau kamu butuh uang , bilang saja , asal jangan ganggu aku lagi maupun keluargaku ". Ucap Aldi dengan nada angkuhnya .
" Mama gak butuh uangmu, mama hanya butuh kamu sekarang nak, mama hanya ingin kita seperti dulu seperti keluarga lainnya , seperti anak dan ibu yang tinggal bersama ". Ujarnya sambil berdiri dari duduknya dilantai karena tadi memohon dikaki anaknya .
" Ck.. tinggal bersama katamu, jangankan tinggal bersama sama kamu, aku melihatmu saja sudah muak apalagi kalau harus tinggal bersama rasanya akan begitu menyiksa mataku setiap harinya karena melihat pembunuh ayahku ". Ucapnya yang kesal dengan tangan yang dikepalkan .
" Pergi... ". Usirnya .
" Mama mohon nak maafkan mama , maafkan mama ". Ucapnya menangis sambil memegang tangan anaknya itu .
Aldi yang benar-benar kesal dan dipenuh amarah kebencian kini langsung mendorong ibunya kelantai dan membuat ibunya kesakitan .
Kini hati Aldi benar-benar beku, tidak ada rasa empati sedikitpun didalam hatinya itu, karena sepenuhnya hatinya itu cuma ada rasa kebencian dan dendam , sudah tidak ada lagi rasa kasih sayang maupun cinta didalamnya .
" Auhh... sakit ". Ucapnya memegang tangannya lalu Mira pun berusah berdiri dari jatuhnya .
" Pergi sekarang, atau aku paksa kamu untuk pergi dari sini Hah..!!!!". Bentak Aldi yang benar-benar kelihatan marah .
" Baik..baik.. mama pergi, tapi ingat Aldi bagaimana pun mama gak akan pernah berhenti meminta maaf padamu , sampai kamu memaafkan mama dan bisa menerima mama kembali ". Ujarnya berusaha kuat menghadapi sikap anaknya yang kasar itu .
" Pergi...aku bilang pergi ...!!!". Bentak Aldi .
Mira lalu tersenyum melihat kearah anaknya itu sebelum ia benar-benar pergi dari ruangan kerja anaknya itu dengan rasa sedih .
Sekertaris sekaligus asisten pribadi nya Aldi yang baru saja hendak pergi ke ruangan bosnya itu pun berpas-pasan sekali berjalan berhadapan dengan ibu kandung nya bosnya itu ,
" Bu... ". Ucap Dhan dengan sopan menyapa ibu dari bosnya itu .
" Iya ". Timpal Mira lalu pergi meninggalkan Dhan yang masih menatap kepergian dari ibu bosnya itu .
Lalu Dhan langsung pergi kedalam ruangan bosnya itu , seketika ia melihat bosnya yang sedang duduk terpuruk disudut ruangan .
" Tuan..". Panggilnya , namun panggilannya itu di abaikan Aldi .
" Ada apa tuan ?". Tanya lalu mendekati Aldi .
namun bosnya itu masih mengabaikan Dhan yang memanggilnya maupun bertanya padanya . Aldi hanya memainkan korek api yang ada ditangannya lalu langsung menyalakan api dikorek api itu untuk ia pakai menyalakan rokoknya .
" Hah.. rasanya lega sekali Dhan bisa mencaci maki wanita itu ". Ucapnya sambil menghisap rokoknya lalu menghembuskan asap rokok .
" Apa harus bersikap begitu tuan padanya , ia saya tahu anda membenci dia , namun kan dia ibu kandung anda sendiri apa gak ada rasa kasihan sedikitpun padanya ?". Tanyanya .
" Ck..hahaha..dia memang pantas mendapatkan sikap kasar dariku, dia pantas Dhan, karena ia pun dulu bersikap begitu padaku , apa salah jika aku ingin memperlakukan dia seperti apa dulu ia memperlakukan aku hah..". Ucapnya menghisap rokoknya kembali lalu ia hembuskan .
" Jangan berlebihan tuan anda bersikap begitu padanya, nanti anda akan menyesal nantinya ". Ucap Dhan berusaha menasehati bosnya itu .
" Ck.. tidak usah menasehati aku Dhan..haha..itu hanya akan percuma, hati ini sudah amat benci untuknya , dan ingat Dhan aku tidak akan menyesalinya ". Ucap Aldi tersenyum sambil masih merokok .
" Saya harap anda tidak akan menyesal nantinya tuan, seperti apa yang anda katakan barusan ". Batinnya .
" Oh ya , gimana kerjaan bereskan ?" .Tanya Aldi .
" Semuanya berjalan lancar kok tuan ". Ucap Dhan .
" Yah... ". Timpal ya singkat .
" Dan oh ya tolong siapkan baju ganti buatku Dhan , aku ingin Menganti pakaian ku , karena pakaian ini sudah kotor terkena tangan wanita sialan itu, aku tak ingin bekerja dengan pakaian yang tersentuh olehnya , itu hanya akan membuatku tak fokus bekerja ". Ujarnya lalu mematikan puntung rokok ditempat yang sudah disediakan .
" Baik tuan ". Ucapnya lalu pergi meninggalkan Aldi seorang diri diruangan itu .
" Segitunya tuan anda pun merasa jijik dengan pakaian yang tersentuh olehnya ". Umpatnya dalam hati .
" Apa gak berlebihan rasa bencinya itu ". Sambungnya .
Dibengkel suaminya Laila kini Firman tengah duduk bersandar pada kursi yang ada disana setelah ia menyelesaikan pekerjaannya memperbaiki motor orang yang harus diganti olinya .
Ia masih menyesali perbuatannya itu, dengan bodohnya ia telah melakukan hal yang membuat istrinya itu kecewa padanya .
" Laila masih marah padaku, apa yang harus aku perbuat untuknya agar dia bisa memaafkan aku, aku harus apa ?". Ucapnya .
" Hai mas ?". Panggil wanita yang kemarin malam membuat Firman bertengkar dengan istrinya itu .
" Untuk apalagi kamu kesini hah... sudah puas kamu membuat aku bertengkar dengan istriku ". Ucap Firman yang tampak kesal dengan wanita .
Wanita itu bernama Nita , tetangga sebelah rumahnya Firman .
" ihh..kok mas gitu sih, setelah apa yang aku kasih ke kamu , kamu bersikap begitu padaku hah.. tega sekali kamu mas ". Ucapnya yang kesal .
" Dengar ya , kamu pikir dong kalau dia marah padaku dan sampai ia menuntut bercerai padaku itu sangatlah bahaya bagiku tahu ". Ucapnya yang masih kesal .
" Alah.. mas Firman kamu pikir juga dong, untuk apa sih bertahan sama cewek rendahan kaya dia , dia kan menikah denganmu hanya untuk bisa menutupi aib nya iya kan, dan hanya kamu yang bisa menerima aib nya itu hahaha...". Ucapnya tertawa menghina aib Laila .
" Iya..iya aku tahu itu, tapi aku melakukan hal itu dan menerima dia menjadi istri ku itu, hanya demi uangnya saja, kamu tahu sendiri kan keluarga nya cukup keluarga yang beradalah, dan hanya dia yang nerima gua yang gak punya apa-apa ". Ujarnya .
" Cewek lain mana mungkin maulah sama cowok miskin kaya gua ". Ujar Firman .
" Siapa bilang aku mau kok mas ". Ucapnya menggoda Firman .
" Apapun mas aku akan kasih ke kamu asal kamu tinggalkan dia, aku bisa memberikan lebih banyak apa yang kamu mau , dibandingkan dengan apa yang sudah ia kasih ke kamu sekarang ". Ujarnya tersenyum manis .
Firman memang sudah tidak ada rasa lagi dengan Laila , semenjak ia tahu Laila bukan lagi wanita yang utuh . Akan tetapi entah mengapa berat sekali untuk dirinya meninggalkan Laila .
" Entahlah Nita akupun bingung harus berbuat apa sekarang aku bingung sekali , harus pilih kamu apa dia ". Ucap Firman .
" Baiklah pikirkan saja dulu , apapun keputusan mu aku terima kok, tapi aku hanya memberi saran padamu, jangan lama-lama ya ". Ucapnya dengan kecupan dipipi Firman membuat Firman kaget mendapati kecupan dari wanita selingkuhannya itu .
" Iya baiklah nanti aku pikir-pikir deh ". Ucapnya yang masih kebingungan harus pilih siapa .
***
Waktu sudah menunjukan jam pulang kantor , kini para karyawan sudah hendak pulang namun sang bos masih saja berdiam diri dikantornya .
ia terduduk disofa ruangannya sambil melihat kearah jendela kacanya yang menunjukan bangunan-bangunan yang menjulang tinggi .
" Ck... kenapa sih kata-katanya itu selalu saja terngiang-ngiang di kepalaku ". Ucapnya yang kesal .
" Brengsek...". Ucapnya menggebrak meja yang ada dihadapannya .
Lalu ia pun berdiri , dan melihat kearah tangannya yang terluka untuk kedua kalinya , pertama lukanya itu ia dapatkan saat dikamarnya ketika ia tengah kesal lalu memecahkan cermin yang ada dihadapannya .
" Ck... rasa sakit luka ini gak sebanding dengan apa yang dilakukan wanita sialan itu ". Ucapnya yang kesal .
" Akan ku pastikan kalau kamu hanya akan menderita hidupnya , seperti apa yang aku rasakan sekarang ...". Ucapnya tersenyum licik .
Laila yang pulang sendiri menggunakan sepeda motor nya pun memberhentikan motornya itu diparkiran taman kota yang tidak jauh dari kantornya . entah mengapa ia tidak ingin pulang dulu kerumahnya ia masih memikirkan perihal suaminya itu , kini Laila duduk dibangku taman .
" Kenapa sih mas? kamu tega sekali menghianati aku, memangnya aku kurang apa , kurang baik apa aku sama kamu mas ?... hiks..hiks..hiks...". Ucapnya lirih sambil nangis .
" Hiks...hiks...hiks... kenapa ". Ucapnya .
" Nih..". Ucap seseorang yang kini tengah memberikan sapu tangannya kepada Laila .
Laila begitu terkejut melihat siapa yang memberikan sapu tangan kearahnya .
" Pak Aldi ..". Ucapnya yang kaget .
" Iya ini saya, ini ambil ". Ucapnya menyerahkan sapu tangannya .
" Eh..iya makasih pak ". Ucap Laila malu-malu menerima sapu tangan dari tangan bosnya itu .
Kini Aldi duduk disebelah Laila .
" Kamu kenapa nangis?". Tanyanya .
" Gapapa pak hanya lagi sedih saja heee...". Ujarnya berusaha kuat dihadapan bosnya itu .
" Oh...". Ucapnya lalu mengeluarkan rokok disakunya lalu menyalakan rokoknya itu .
" Hah...". Ucapnya menghembuskan asap rokok nya itu .
" Dia perokok ". Batinnya .
" Kukira dia tipe laki-laki yang tidak merokok ternyata salah ya dugaanku ". Batinnya menduga-duga .
" Maaf ya , saya merokok dihadapan kamu ". Ucapnya Aldi .
" Ah... tidak-tidak apa-apa kok pak, wajar kok laki-laki merokok heee...". Ucapnya yang canggung .
" Iya ...". Sahutnya singkat .
Laila memperhatikan Aldi dengan teliti .
" Sebenarnya seperti apa sih orangnya bosku itu ". Batinnya menerka-nerka .
" Kenapa lihatin saya seperti itu ?". Ucapnya Aldi bertanya membuat Laila terkejut karena aksi curi pandangnya ketahuan oleh bosnya itu .
" Eh..eh.. enggak pak..". Ucap Laila malu karena ketahuan telah berani-beraninya melirik-lirik bosnya itu .
" Hah... kamu tahu kenapa saya merokok ". Ucapnya .
" Tidak ". sahut Laila .
" Karena bagi saya rokok bisa membuatku melupakan masalah ". Ujarnya .
" Bagi saya rokok bisa membuat jiwa saya tenang ". sambungnya .
" Oh.. tapi kenapa harus rokok ??". Tanya Laila .
" Saya pun tidak tahu, tapi hanya rokok yang membuat pikiranku tenang ". Ujarnya tersenyum .
" Oh... maaf sebelumnya kalau saya lancang bertanya kaya gini ,memangnya bapak punya masalah apa ? terus apa masalahnya ?". Tanyanya biar tidak canggung berbicara dengan bosnya itu .
" Kamu ". Ucap Al membuat Laila bingung mendengar nya .
" Saya... ". Ucapnya menunjuk pada dirinya .
" Iya ". sahut Al sambil membuang puntung rokok nya ketempat sampah yang ada didepannya .
Laila benar-benar bingung sekarang apa yang dimaksud bosnya itu, kenapa dia yang jadi masalah nya .
" Ah...sudahlah lupakan saja tadi saya melantur , saya pulang duluan , jangan pulang malam-malam bahaya ". Ucapnya meninggalkan Laila seorang diri disana .
" Aneh ". Ucap Laila lalu ia pun sama-sama pulang kerumahnya .
Diperjalanan pulang , Laila terus berpikir sebenarnya apa yang dimaksud bosnya itu, bagi Laila bosnya penuh dengan misteri .
. . . . . .
Jangan lupa Like, Vote dan Komentarnya ya guys 😉😊👍😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments