Aku & Kamu Berbeda
Muhammad Faiq Islami.
Nama indah penuh makna yang diberikan oleh Erik untuk anak sulung kebanggaannya itu. Lahir dalam lingkungan keluarga yang harmonis dan penuh cinta, membuat Faiq pun memiliki rasa peduli yang besar pada sekitarnya termasuk pada teman ghaibnya.
Sejak masa kanak-kanak Faiq sudah harus bersentuhan dengan dunia ghaib. Dan itu membuat Farah dan Erik yang adalah orangtua Faiq, sangat cemas. Mereka khawatir hal itu bisa mengganggu perkembangan fisik dan mental anak lelaki mereka itu.
Seringkali Farah yang berprofesi sebagai dokter harus memberi vitamin extra untuk Faiq setelah Faiq membantu 'temannya' yang berasal dari dunia ghaib itu menyelesaikan masalahnya.
Kecemasan Farah bukan tanpa alasan. Karena setelah berkonsultasi dengan seorang ahli, Farah mengetahui jika bersinggungan dengan dunia ghaib itu membutuhkan energi yang besar. Dan setelahnya tubuh akan terasa letih luar biasa. Farah tak ingin kondisi tubuh Faiq menurun karena hal itu, seperti yang terjadi hari ini.
Farah terlihat mondar mandir di ruang tamu rumahnya. Sesekali matanya menatap keluar seolah menunggu kedatangan seseorang. Berkali-kali juga Farah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Sementara Efliya, adik Faiq, yang masih berusia lima tahun itu nampak sedang asyik bermain di ruang tengah. Melihat sang mama yang terlihat bingung, Efliya pun menyapanya.
" Mama ngapain sih. Kenapa bolak balik kaya gitu. Aku pusing tau...," gerutu Efliya dengan mimik lucu.
Farah tersenyum mendengar ucapan Efliya. Dengan langkah perlahan ia menghampiri Efliya lalu mencium kepalanya lembut.
" Mama lagi nungguin Abang. Kan ini udah malam, tapi kok belum pulang juga...," kata Farah sambil memeluk Efliya.
" Abang ketemu hantu lagi ya Ma...?" tanya Efliya polos.
" Kok Efliya ngomong kaya gitu...?" tanya Farah balik.
" Iya. Abisnya Abang kan jarang pulang malam. Abang cuma pulang malam kalo abis ketemu hantu...," sahut Efliya sambil mengucek matanya.
" Efliya juga udah ngantuk ya. Kita bobo yuk...," ajak Farah sambil menggendong Efliya ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan kakinya juga menyikat gigi Efliya.
Setelahnya Farah membaringkan Efliya di tempat tidur. Tapi Efliya menolak dan memilih tidur di sofa.
" Kan Mama masih nunggu Abang pulang. Jadi Aku nemenin Mama aja ya di sofa...," pinta Efliya sambil menguap.
Farah berpikir sejenak lalu mengangguk. Ia merasa lebih tenang karena tak harus meninggalkan Efliya di kamar seorang diri sedangkan pikirannya sedang mengembara menunggu kedatangan Faiq dan Erik.
Farah menggendong Efliya lalu meletakkannya di sofa di depan televisi. Tak lama kemudian Efliya pun terlelap. Farah kembali menatap keluar rumah dengan perasaan cemas sambil terus berdzikir dan berdoa dalam hati.
Setelah lama menunggu akhirnya Farah bernafas lega saat mendengar suara mobil suaminya memasuki halaman rumah. Dengan langkah cepat Farah menuju pintu untuk menyambut kedatangan anak dan suaminya.
" Assalamualaikum Ma...," sapa Erik.
" Wa alaikumsalam Pa. Gimana Faiq, apa dia baik-baik aja...?" tanya Farah cemas.
" Alhamdulillah Ma. Seperti biasa, Faiq kecapean terus tidur deh...," sahut Erik sambil tersenyum.
Farah meraih tubuh Faiq dari gendongan Erik lalu membawanya ke kamar. Di sana Farah melepaskan baju Faiq dan menggantinya dengan baju lain yang diambilnya dari lemari setelah mengelap seluruh tubuh Faiq dengan air hangat. Sedangkan Erik langsung membersihkan diri dan mengganti pakaian. Setelahnya ia menghampiri putri bungsunya yang tertidur di sofa.
" Kasian Anak Papa ketiduran di sini...," kata Erik sambil mengecup pipi Efliya dengan sayang.
Erik lalu menggendong Efliya dan memindahkannya ke kamar. Erik juga sempat melihat Faiq yang kini sudah berganti pakaian dan lelap di pelukan sang mama.
" Gimana hari ini Pa. Apa Faiq berhasil bantuin hantu itu...?" tanya Farah.
" Alhamdulillah Ma. Faiq Kita emang hebat. Dia cuma nangis sebentar tadi...," sahut Erik sambil memeluk sang istri.
" Nangis kenapa...?" tanya Farah.
Erik pun menceritakan semua pengalamannya bersama Faiq hari ini. Farah mendengarkan dengan serius cerita suaminya tanpa ada yang terlewat.
Farah ingat awal dimana Faiq terlibat dengan makhluk ghaib hari ini.
Saat itu keluarga mereka baru saja pulang dari menghadiri undangan rekan bisnis Erik. Dalam perjalanan terlihat Faiq yang berbeda dibandingkan saat mereka berangkat tadi.
" Kamu kenapa Nak...?" tanya Farah.
" Tau tuh Ma. Abang diem aja daritadi. Padahal Aku tawarin es krim tapi Abang ga mau...," sahut Efliya yang duduk di samping Faiq sambil makan ice cream kesukaannya.
" Aku mau ketemu Mamaku...," kata Faiq tiba-tiba dengan suara datar dan tatapan kosong.
Mendengar ucapan Faiq membuat Erik mengerem mobilnya hingga mengejutkan Farah juga Efliya. Erik menoleh kearah Faiq lalu keluar dari mobil dan membawa Faiq menjauh dari Farah dan Efliya.
" Kamu siapa...?" tanya Erik sambil menatap lekat kearah Faiq.
" Aku Caca. Mamaku pergi ninggalin Aku. Aku kedinginan di sana...," sahut makhluk dalam tubuh Faiq.
" Mmm, sekarang Caca keluar dulu ya. Insya Allah Faiq bantuin Caca cari Mama, gimana...?" tanya Erik hati-hati.
" Tapi Aku mau ikut Faiq. Dia baik, tubuhnya juga hangat. Aku senang di sini...," tolak makhluk itu.
" Kalo Kamu di sini Faiq ga bisa bantu Kamu. Dan kalo Kamu di sini artinya Kamu bukan temannya Faiq karena Kamu udah nyakitin Faiq...," kata Erik tegas.
" Oh gitu ya. Ya udah Aku keluar. Tolong bilangin Faiq ya Om, Aku mau jadi temannya...," kata makhluk itu sebelum keluar dari tubuh Faiq.
Sesaat kemudian tubuh Faiq terhuyung ke depan. Beruntung Erik sigap menangkap tubuh anaknya yang baru saja ditinggalkan oleh makhluk halus itu.
" Alhamdulillah...," kata Erik sambil memeluk tubuh Faiq yang terkulai lemah.
Lalu Faiq membuka matanya dan menatap Erik.
" Papa, ada Anak kecil minta tolong sama Aku...," kata Faiq.
" Iya Nak. Nanti Kita minta bantuan sama Kyai Syakir biar Faiq ga sendiri...," sahut Erik.
Lalu Faiq mengangguk dan memejamkan matanya. Erik pun menggendong Faiq dan membawanya kembali ke dalam mobil. Karena khawatir pada anaknya, Erik memutuskan langsung membawa Faiq ke rumah Kyai Syakir yang merupakan guru spiritualnya.
Farah mendukung apa yang dilakukan suaminya tanpa banyak bicara. Sedangkan Efliya tak protes saat sang kakak dibaringkan di kursi dan sang mama memintanya bertukar tempat. Dari kursi depan Efliya nampak menatap sang mama yang tengah memeluk Faiq dengan cemas.
" Abang sakit lagi ya Ma...?" tanya Efliya.
" Iya Nak. Gapapa ya Efliya di situ dulu...," sahut Farah sambil tersenyum dan diangguki oleh Efliya.
Mobil terus melaju membelah jalan raya menuju ke rumah Kyai Syakir. Saat tiba di rumah Kyai Syakir, Erik pun bergegas turun dan membantu Farah menggendong Faiq.
Kyai Syakir yang mengerti maksud kedatangan Erik dan keluarganya pun dengan sigap membantu. Setelah membaringkan Faiq di atas karpet, Kyai Syakir menyentuh kepala Faiq dengan lembut.
" Apa yang Kamu liat Nak...?" tanya Kyai Syakir.
" Caca...," sahut Faiq.
" Siapa Caca...?" tanya Kyai Syakir.
" Anak perempuan pake baju pink lusuh, rambutnya keriting, kepalanya sebelah kirinya pecah dan berdarah, matanya juga hilang satu. Kasian Kyai...," sahut Faiq dengan mata berkaca-kaca.
Semua yang mendengar jawaban Faiq pun terhenyak kaget. Farah nampak memeluk Efliya sambil bergidik ngeri. Kyai Syakir berusaha tenang dan melanjutkan perbincangan dengan Faiq.
" Kenapa dia ngikutin Kamu...?" tanya Kyai Syakir.
" Caca mau minta tolong cariin Mamanya Kyai. Caca dipisahin dari Mamanya yang dibawa pergi sama orang jahat setelah dia dibuang di pinggir jalan...," sahut Faiq sedih.
" Caca masih ingat ga kejadiannya kapan...?" tanya Kyai Syakir lagi.
Faiq terdiam sejenak seperti sedang berkomunikasi dengan makhluk halus bernama Caca itu.
" Dia bilang, waktu itu abis dari mall yang baru dibuka di dekat tempat itu. Pas pulang, ketemu sama Om besar yang narik Mamanya, terus Caca dibuang di situ...," sahut Faiq dengan bahasa anak-anaknya.
Erik dan Kyai Syakir nampak saling menatap. Lalu Kyai Syakir membangunkan Faiq dan membantunya duduk bersandar.
" Kayanya Kita butuh bantuan polisi, Rik. Kalo ga, Faiq bakal diikuti terus sama Caca. Karena keliatannya Caca nyaman berada dekat Faiq...," kata Kyai Syakir sambil menatap lekat kerah Faiq.
Erik dan Farah pun terdiam. Lagi-lagi mereka harus merelakan Faiq kembali terlibat dengan makhluk ghaib. Bagaimana cara Faiq membantu Caca menemukan mamanya ?.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 459 Episodes
Comments
Aya Vivemyangel
Baca lagi baca ulang dr awal , cz seruuu sm Aa faiq 😍
2024-03-20
1
Yach Yulianah
hai kak ,aku mampir d karyamu🤗
2023-11-14
2
Risa Istifa
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
2022-11-10
1