Pagi Hari.
Ayu mengerjapkan mata dengan perlahan. Nadin yang kebetulan sedang kebagian menunggu Ayu pun langsung membangunkan Nenek dan Tama sedangkan Pranss sedang mencari sarapan.
"Haus" Ucap Ayu lirih.
Tama langsung sigap mengambil air minum di nakas lalu membantu Ayu meminum air tersebut.
Ayu menatap kesekeliling nya ia melihat wajah bahagia dari Nenek dan yang lainnya.
"Nek" Panggil Ayu pelan.
"Jangan banyak pikiran ya , cukup saat ini kamu kembali sehat sedia kala dulu baru kita pikirkan apa yang akan kita ambil jalan selanjutnya" Ucap Nenek lembut.
"Benar apa kata Nek, maafkan aku yang tak bisa menjaga mu, Ay" Ucap Tama dengan menyesal.
"Tak apa, Kak. Mungkin memang ini takdir Ayu" Balas Ayu pelan.
Lalu Pranss datang bersama dengan perawat dan Dokter yang akan memeriksa Ayu.
Tama menyuruh Nenek , Nadin dan Pranss sarapan terlebih dahulu sebelum nantinya mereka akan bergantian menjaga Ayu. Sedangkan ia memilih menemani Ayu yang akan di periksa.
"Semua nya sudah baik-baik saja ya Nona, mungkin tinggal pemulihannya saja" Jelas Dokter dengan tersenyum.
"Terimakasih, Dok" Balas Ayu
Lalu Dokter tersebut pamit untuk kembali ke ruangannya dan perawat tersebut memberikan sarapan untuk Ayu.
Tama mengubah ranjang Ayu agar bisa duduk.
"Aku suapi ya" Ucap Tama mengambil mangkuk sarapan Ayu.
"Baiklah" Balas Ayu pasrah.
Nenek hanya tersenyum melihat Ayu yang tak bisa melawan Tama.
Sebenarnya Nadin dan Pranss penasaran dengan hubungan Tama dan Ayu , mereka seperti sudah kenal sejak lama.
Tetapi mereka memilih diam saja sampai nanti Ayu sendiri yang akan menceritakannya.
*
Mansion Wibawa.
Sarapan Pagi ini sangat hening berbeda dengan yang biasa nya. Mereka diam tanpa berbicara atau bertegur sapa.
Amanda dan Nicolass sudah siap dengan kopernya karena mereka akan pindah ke Mansionnya sendiri.
Sedangkan Tuan dan Nyonya Wibawa akan 2 minggu lagi berangkat ke Negara T.
Setelah sarapan Amanda hanya berpamitan pada Orangtuanya saja , ia dengan sengaja melewati sang Abang.
Putri hanya menatap sinis dengan kelakuan Amanda yang seolah memandang rendah dirinya.
"Cih lihat saja aku akan menguasai Abangmu , aku bukan ingin hartanya tetapi aku ingin anakku memiliki Ayah hanya untuknya tanpa harus berbagi" Batin Putri
Setelah Amanda pergi , Gibran mengajak Putrinya berjemur di halaman depan. Sedangkan Putri dia membereskan bekas makan mereka.
"Put" Panggil Bu Yulia.
"Iya Bu" Jawab Putri menunduk.
"Ibu tau kamu orang baik, tapi maafkan Ibu jika sikap Ibu begini , sungguh Ibu kecewa dengan semua ini. Kau juga tau bagaimana sayang nya Ibu pada Ayu kan? Ibu tidak membenci mu ataupun Cucu Ibu. Maafkan Ibu ya Ibu hanya butuh waktu untuk menerimanya" Dengan menghela nafas Bu Yulia berbicara panjang dengan Putri.
"Iya Bu, Putri juga mengerti. Maafkan Putri juga" Balas Putri yang masih menunduk.
Lalu Bu Yulia pergi dari ruang makan dengan wajah kecewanya. Ia juga tak mungkin memisahkan anak dengan Ayah. Tetapi di sisi lain ia juga tak ingin kehilangan menantunya Ayu.
Setelah kepergian Bu Yulia , Putri melanjutkan pekerjaannya karena ia belum memandikan sang buah hati. Setelah selesai ia langsung ke halaman depan menghampiri Suami dan Anaknya.
"Mas , kamu belum ngasih nama untuknya" Ucap Putri menghampiri Gibran yang sedang bermain di kursi.
"Jelita Kisya Wibawa, Baby Lita" Ucap Gibran tersenyum. Gibran seolah lupa dengan masalah ia bersama Ayu , ia akan mencoba menerima semua keputusan Ayu.
"Wah nama yang cantik. Lita kesayang Bunda" Balas Putri tersenyum.
"Sini Mas aku mandikan dulu" Ucap Putri lalu mengambil Lita dari pangkuan suaminya.
***
Sudah 3 Hari Ayu di rawat di Rumah sakit tetapi sama sekali Gibran tidak menengoknya. Ayu menghela nafas kasar, ini sudah membuktikan bahwa Gibran sudah tak mau mempertahankan rumah tangga nya.
Hari ini Ayu sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter. Nenek dan yang lainnya akan Pulang tetapi mereka akan singgah terlebih dahulu ke Mansion Wibawa.
"Sudah siap?" Tanya Pranss dengan semangat
"Loh kok gak kerja?" Tanya Ayu bingung.
Pranss hanya cengengesan saja sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hehe aku Resign dari WibawaGroup, Yu" Jawabnya dengan terkekeh.
Ayu hanya mendecih kesal dengan kelakuan sahabatnya.
"Ayo pergi" Ajak Tama lalu ia mendorong kursi roda Ayu.
Nadin menuntun Nenek dengan hati-hati, sedangkan Pranss membawa barang selama Ayu di Rumah sakit.
Ayu sudah mengikhlaskan kepergian anak pertamanya. Awalnya ia sangat bersedih tetapi berkat Nenek dan yang lainnya ia bisa berlapang dada.
"Apa kamu akan ikut turun sesampainya kita disana?" Tanya Pranss penasaran.
"Hmm iya. Aku akan berpamitan pada Ibu dan Ayah" Jawab Ayu santai.
Setelah beberapa saat akhirnya mobil mereka sampai di Mansion mewah keluarga Wibawa.
Tama langsung turun dan mengambil kursi roda untuk Ayu. Setelah itu mereka langsung masuk tanpa melihat Gibran dan Putri yang sedang asyik bersama Baby Lita.
"Bu, Ayah" Panggil Ayu
"Nak, kau sudah sehat?" Tanya Bu Yulia tersenyum.
"Iya, Bu. Aku kesini hanya mengambil barang-barangku saja dan berpamitan pada kalian. Maafkan aku jika aku salah pada kalian" Ucap Ayu tersenyum lembut.
Bu Yulia langsung memeluk Ayu dengan menangis tersedu-sedu. Jujur ia tidak ingin kehilangan menantu sebaik Ayu.
Pranss , Nadin dan Tama sudah memasukan semua barang Ayu dan Nenek pada mobil. Nenek sendiri tidak ikut turun ia memilih menunggu di dalam mobil.
Setelah berpamitan Ayu langsung menyuruh Tama membawanya keluar.
Disana ia mrlihat Gibran dan Putri sedang tertawa bahagia dengan mengajak main Bayi mungilnya.
Tama yang akan mendorong kursi roda ke afah mobil pun langsung di hentikan oleh Ayu.
"Aku ingin bertemu dengan mereka" Ucap Ayu datar.
"Tapi Yu.." Belum sempat Nadin selesai berbicara ia sudah di potong oleh Ayu.
"Aku gapapa, ada yang harus aku bicarakan padanya" Ucap ayu
Lalu mereka semua menghampiri Gibran dan Putri. Gibran terkejut saat melihat Ayu ada di hadapannya.
"Ayu" Lirih Gibran.
"Aku akan membalas semua yang kalian torehkan padaku, bahkan lebih dari ini" Ucap Ayu datar.
"Aku akan menunggunya wanita Miskin" Balas Putri terkekeh
"Maafka. aku yang telah menyakiti mu" Ucap Gibran lirih.
Tama dan Pranss sudah mengepalkan tangannya saat mendengar ucapan Putri dan Gibran. Jika saja disana tidak ada Ayu mungkin mereka sudah menghajar Gibran.
"Tunggu surat cerai dariku, aku ucapkan selamat tinggal" Ucap Ayu tersenyum. Lalu mereka pergi ke mobil.
Setelah kepergian Ayu dan yang lainnya Gibran kembali menimang Baby Lita sambil menatap kosong langit yang cerah.
"Maafkan aku, Ayu. Karena aku harus memilih anakku daripada kamu. Maafkan aku yang telah menyakiti mu" Batin Gibran menjerit.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 258 Episodes
Comments
Reni
gemes punya laki kyk gitu makan hati aja.mendibg cerai
2023-11-12
1
Erlinda
anjing kau Gibran aq harap kau dan sijalang itu mati ditabrak mobil
2023-06-07
1
Noni Kartika Wati
ih...pengen nabokin pelakor bolak balik
2022-09-18
0