Ingin rasanya menghindar tetapi Feli tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, jauh di lubuk hatinya dia juga sangat merindukan sang papi, dia tidak bisa berbohong melihat sang papi ada di hadapannya saat ini membuat dia sangat bahagia, kebahagiaan itu membuat dia lupa bahwa dia yang sudah menjauh. Sebenarnya itu alasan utama kenapa dia tidak ingin orang tuanya mengunjungi atau sekedar menghubunginya, dia takut rindu itu semakin besar dan rasa egois dalam dirinya kembali hadir.
Feli teringat dengan Gabriel yang ikut untuk menginap di apartemennya, dia kemudian meminta Gabriel naik terlebih dahulu karena dia akan menemui seseorang.
"Briel, naiklah terlebih dahulu, aku harus bertemu seseorang,"
"Baiklah," tanpa banyak bertanya Gabriel hanya mengiyakan perkataan Feli kemudian melangkah menjauh, meski dia sendiri sangat penasaran dengan orang yang ditatap temannya itu, dia bisa melihat dengan jelas raut keterkejutan juga kebahagiaan dimata Feli yang sudah berkaca-kaca.
"Pih, papi disini," ucap Feli ketika sudah dekat dengan meja tempat ayahnya berada, dia berusaha menetralkan perasaan bahagia campur sedihnya dengan menunjukan senyuman.
"Iya sayang," Febian berdiri.
"Apa ada pekerjaan disini?" Feli bertanya dengan kecanggungannya.
"Ehm ya sayang, sedikit pekerjaan," jawab Febian yang memilih tidak jujur kepada putrinya, dia juga tidak terlalu berbohong karena tadi siang bahkan dia sudah membahas pekerjaan pikirnya.
Feli hanya mengangguk dan akan duduk dikursi kosong sebelum Febian mengangkat suaranya, "kau tidak merindukan papi?" Febian berusaha tersenyum menatap Feli, padahal diapun sedang susah payah menahan kesedihannya, ada perasaan senang sekaligus tidak terima melihat putrinya sudah semakin dewasa dan itu tanpa dampingan mereka.
"Sini peluk papi, papi begitu merindukan kamu," ucap Febian tetapi dia sendiri yang mendekat dan kemudian membawa Feli kedalam dekapannya, "kesayangan papi sudah tumbuh semakin dewasa, biarkan papi memelukmu untuk mengganti kerinduan papi beberapa tahun ini," lanjut Febian semakin erat mendekap putrinya.
Feli tidak bisa lagi menahan air mata untuk tidak jatuh, dia segera membalas dekapan papinya. Ada tangisan, ada perjuangan, ada luka, ada tawa, ada bahagia dan juga ada rindu ketika kita memilih perpisahan.
"Kenapa diam huh?" ucap Febian melepas dekapannya kemudian menatap Feli yang masih menyisakan buliran aira mata.
"Feli tidak tau harus bilang apa, Feli juga rindu papih," jawab Feli dan kemudian dia yang kembali memeluk Febian. Alex yang melihatnya hanya bisa tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
"Pih bahkan setiap malam aku begitu merindukan kalian, Feli bekerja selain untuk berusaha untuk sukses sendiri tetapi itu juga agar Feli tidak terlalu sering memikirkan kalian," ucap Feli dalam hati sembari mengeratkan pelukannya kepada Febian.
Febian tersenyum dengan mata berkaca-kaca, dia bahagia melihat putrinya seperti ini, dia bisa merasakan air mata Feli dan dia tau itu tanda kerinduan. Rasanya ada harapan untuk dia bisa membawa Feli kembali ke Indonesia, dia yakin Feli bahkan sangat merindukan istrinya.
"Papi tidak akan menginap disini kan?" tanya Feli setelah mereka sudah duduk bersama usai menyelesaikan pelukan kerinduan yang mungkin tidak akan ada akhirnya.
"Kenapa tidak? Papi hanya beberapa hari disini tentu saha tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk bisa bersama putri papi," jawab Febian.
"Kamar di apartemen Feli hanya satu pih," ucap Feli menatap Febian dan Alex.
"Saya akan menginap di hotel nona," ucap Alex paham.
"Iya sebaiknya begitu om, bawa papi sekalian,"
"Papi akan tidur di tempatmu sayang," balas Febian.
"Tidak pih, diatas juga ada teman Feli yang akan menginap,"
"Ah yaa papi bahkan lupa jika kamu sudah besar, tidak bisa tidur dengan papi lagi,"
"Papihhhhh,"
"Iya iya memang kesayangan papih sudah besar, lihat saja penampilan kamu." Ucap Febian yang membuat Feli menatap penampilannya yang begitu formal.
"Ah itu, aku tadi.."
"Kau begitu besar bahkan papi hampir sulit mendekapmu," ucap Febian menimpali tidak ingin Feli membahas tentang rencana dia bekerja terlebih dahulu, dia ingin membahas itu di waktu yang tepat, tidak sekarang yang bahkan mereka baru saja bertemu.
"Maksud papi badanku yang semakin gemuk?" Feli bertanya dengan tatapan heran dan Febian hanya menjawab dengan mengangkat bahunya yang membuat Feli sedikit cemberut.
**
Note : Berawal dari iseng akhirnya aku nyampe bab 20 hihi terimakasih banyak kalian yang sudah bersedia mampir di novel perdanaku ini tanpa aku minta, meski kalian lagi kalian lagi but itu udah bikin aku semangat ngehalu hehehe lope lope sekebon toberry dari aku berry manis💕🍓
Di tengah kondisi pandemi ini semoga kita semua sehat selalu dan dijauhkan dari covid atau penyakit apapun itu, gausah keluar untuk hal-hal yang ga begitu penting, tetap lakukan protokol kesehatan, pake masker, jaga jarak, cuci tangan sayangi diri sendiri dan sayangi orang disekitar kita. Jangan lupa divaksin untuk kesehatan, keamanan dan kenyamanan bersama *eh malah jadi kek pengumuman menteri kesehatan wkwkwk🤭🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
sukses slalu KA berry🥰🤗👍💪
2021-08-07
1
MA⏤͟͟͞RGIE💖💞
iseng2 membawa berkah bery manis..
tetap semangat ya beyy.. 😘😘
2021-08-02
0
𝆯Ꭱyana 𝓐𝓭𝓮停顿时刻 𝓢𝓻࿐
selamat sayang ..isengmu membuat mamy penasaran 🤭
2021-07-29
1