"Lex, menurutmu apa aku perlu sedikit tegas dengan putriku itu?" Febian bertanya kepada Alex asisten yang sudah sangat lama bekerja dengannya, bahkan sebelum dia menikah. Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran tidak jauh dari apartemen Feli, mereka memilih mengerjakan pekerjaan disana sekaligus menikmati makan siang sembari menunggu sang Feli pulang,
"Tegas seperti apa tuan?"
"Mungkin aku akan memaksanya untuk pulang dan dia harus melakukannya,'" Febian tampak sedikit bingung bagaimana cara mengajak anaknya itu. Sebelumnya dia sudah begitu percaya diri akan mengajak Feli dengan cara baik-baik tetapi ketika mendengar bahwa Feli bahkan sudah mencari pekerjaan tetap, itu artinya sang putri memang sudah tidak berniat untuk pulang rasanya apa yang direncanakan Febian sia-sia.
"Bisa saja tuan, saya yakin nona Feli akan ikut dengan cara seperti itu," jawab Alex, "tetapi," kalimat lanjutan yang malah digantung karena tidak yakin akan mengatakannya.
"Tetapi apa?"
"Yang saya tidak yakin apakah anda tega memaksa nona Feli dengan keras," jawab Alex sedikit tersenyum. Dia tau Febian atasannya itu adalah tipe penyayang dan sabar dalam keluarga, dia tidak pernah berlaku kasar terhadap istri dan anak-anaknya, bahkan karena sifat penyayang yang dimilikinya membuat Felisha kecil tumbuh sangat manja, sesuka hati dan sangat keras kepala, semua keinginannya selalu dituruti.
"Kau sedang meragukan aku?"
"Tidak tuan, saya hanya memberikan pandangan saya," jawab Alex.
"Hah sayangnya kau benar, mana tega aku memaksa anak itu, aku memang selalu kalah jika berhubungan dengan keluarga kecilku," ucap Febian menghelah nafas.
"Apa kau tidak punya solusi sebagai sesama orang tua?" lanjut Febian bertanya.
"Saya bahkan belum memiliki pengalaman yang lebih dari anda dalam mengurus anak tuan, putri saya baru duduk di sekolah menengah pertama dan dia sudah begitu mandiri karena ditinggal ibunya sejak kecil." Jawab Alex senduh tetapi masih diiringi dengan senyuman.
"Ah ya maafkan aku, aku bahkan menanyakan hal itu dengan tidak memikirkan perasaanmu."
"Tidak masalah tuan, ah ya kalau menurutku anda hanya perlu membujuk nona Feli dengan baik, karena jika anda memaksanya dengan keras mungkin dia akan menganggap anda berubah," sarannya.
"Tetapi kau tau sendiri aku terpaksa jika harus melakukan itu Lex," jawab Febian.
"Saya tau tuan dan nona Feli akan ikut, tetapi dalam hal ini bisa saja nona Feli akan berpikir bahwa anda berubah jika memaksakan kehendak anda," Alex berusaha memberikan pengertian.
"Benar aku juga berpikir seperti itu, tetapi ini sudah begitu lama untuk aku dan istriku memberikan dia waktu aku khawatir jika dia terlalu lama diluar, sebentar lagi Farrel juga akan ke Jerman melanjutkan pendidikannya kau bisa bayangkan rumahku akan semakin sepi,"
"Bersabarlah tuan, bahkan anda belum mencobanya, saya percaya nona Feli juga begitu mencintai kalian, dia pasti akan luluh dengan perlakuan anda yang masih sama," tidak ada yang bisa dilakukan Alex selain menyemangati atasannya itu, meski dia tau Felisha yang keras kepala akan sulit diluluhkan. Kalau dulu Felisha kecil akan sulit diluluhkan karena sifat manjanya dan sekarang Felisha dewasa sulit diluluhkan karena sifat mandirinya.
"Baiklah aku akan mencobanya, terima kasih Lex," Febian tersenyum.
"Iya tuan, memang itu tujuan anda datang jauh-jauh kesini," Alex terkekeh.
"Ya hanya saja tadi aku sempat bingung ketika mendengar Feli ikut interview."
**
Sementara itu di restoran yang sama, Alther dan Mark juga baru menyelesaikan makan siangnya dan sedikit berbincang sebelum kembali melihat berjalannya proses interview. Mereka tidak makan siang di Willard Hotel dan memilih makan diluar, Alther tidak begitu suka karena suasana yang sedang begitu ramai dengan calon-calon karyawan disana.
"Mark, bukankah itu tuan Febian?" kata Alther setelah matanya menangkap sosok rekan bisnisnya tersebut.
"Febian dari FR Corp?" tanya Mark memastikan sambil ikut menarik pandangan ke arah yang sama dengan Alther.
"Kau itu selalu balik ber.."
"Ah iya benar itu tuan Febian dari RF Corp," lanjut Mark memotong kalimat atasannya setelah dia menangkap sosok yang sama dan sebelum atasannya itu kesal karena dia memberikan pertanyaan balik.
"Huh," Alther hanya mendengus.
"Ayo tuan," ajak Mark yang sudah berdiri terlebih dahulu.
"Kemana?" tanya Alther.
"Tentu saja menyapa mereka tuan, kenapa anda jadi linglung," Mark terkekeh.
"Kau," Alther memberikan tatapan tajam tetapi juga ikut berdiri.
"Hehe maafkan aku tuan Alther Giovanni Willard, silahkan bos," Mark mempersilahkan atasannya itu berjalan terlebih dahulu untuk menyapa rekan bisnis yang tidak sengaja mereka lihat di negeri orang lain itu.
**
"Selamat siang tuan Febian, tuan Alex" ucap Alther dan Mark menyapa Febian dan Alex yang ada disana.
"Wah tuan Alther, selamat siang, sungguh kebetulan kita bisa bertemu disini," Febian bangkit berdiri menyalami rekan bisnis yang jauh lebih muda dari dirinya itu.
"Iya saya juga tidak menyangkah kita bisa bertemu disini," sahut Alther.
"Ayo silahkan bergabung," ajak Alex pada keduanya.
Alther menatap Mark seolah bertanya apakah mereka masih memiliki waktu untuk sedikit berbincang, karena setelah ini mereka harus kembali ke Willard Hotel dan dijawab anggukan oleh asistennya itu.
"Ah baiklah, saya rasa tidak ada salahnya kita bergabung," Alther mendudukan dirinya di sekeliling meja yang sama.
"Apa yang membawa anda ke Swiss tuan Alther?" Febian bertanya.
"Hanya sedang melakukan pengecekan untuk hotel disini, anda sendiri sedang apa disini tuan Febian? Urusan bisnis?"
"Ah saya kesini melakukan pekerjaan sebagai seorang ayah," Febian terkekeh.
Alther menatap bingung seolah bertanya maksud dari Febian.
"Mengunjungi putriku tuan Alther," jelas Febian dengan senyuman yang membuat Alther mangut-mangut paham.
Mereka melanjutkan obrolan singkat diawali dengan Febian yang sedikit memberi tau tentang putrinya yang menempuh pendidikan disini dan berlanjut perihal proyek Bali sebelum kemudian Mark memberikan kode kalau mereka sudah harus kembali ke Willard Hotel.
"Ah sepertinya kami harus kembali, terima kasih atas waktu anda tuan Febian, dan maaf sudah merepotkan anda membahas masalah pekerjaan di waktu yang kurang tepat." Ucap Alther sembari berpamitan.
"Itu tidak masalah, pertemuan tidak disengajah ini memang tidak bisa kita lewatkan dengan percuma tuan Alther," ucap Febian yang membuat mereka semua tertawa ringan.
"Apa kita masih memiliki kesempatan untuk makan bersama?"
"Tentu saja, kami akan berada disini selama empat hari kedepan dan itu adalah waktu luang, justru waktu anda yang di pertanyakan disini karena anda sedang dalam perjalanan bisnis," jawab Febian.
"Saya pastikan akan menghubungi anda tuan Febian, kalau begitu kami pamit, biarkan kami berkenalan dengan putri anda nanti."
"Pasti," Febian menjawab diakhiri dengan salaman perpisahan yang mereka lakukan.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
ada bbrp kata kurang tepat ka berry
sengajah
tegah
sepih 🥰🤗🙏
2021-08-07
1
🚨⃟V༄༅⃟𝐐ᵇᵃˢᵉW⃠
ayaah febian seorang ayah yg uwoow🥰
2021-08-02
1
¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜
Febian sosok ayah yg begitu penyayang , semoga nanti Alther keremu sama Feli
2021-07-21
1