Aset Perusahaan

Jenewa, Swiss

Hari berlalu rasanya waktu berjalan begitu cepat untuk sebagian orang yang merasa waktu tidak pernah cukup, berbeda hal dalam penantian dimana waktu akan terasa berjalan dengan lambat.

Akhirnya Alther tiba di Jenewa, melangkahkan kakinya meninggalkan bandara dan bersiap untuk menuju Willard Hotel, dia akan langsung melakukan pengecekan untuk setiap hal yang ada disana, mulai dari inventaris hingga rencana administratif hotel miliknya, ya milik Willard Group adalah milik Alther.

"Ini semua terlihat bagus, hampir sempurna," puji Alther setelah selesai berkeliling, "aku bahkan tidak menyangkah hasilnya akan sebagus ini, terima kasih untuk semua kerja keras kalian." Ucapnya mengalihkan pandangan satu persatu kepada setiap orang disana, orang-orang hebat yang membantu berdirinya cabang hotel mereka yang baru.

"Terima kasih tuan, suatu kebanggaan bagi kami jika anda merasa puas dengan hasilnya," ucap menejer proyek yang ada disana.

"Apa masih ada yang perlu kita tambahkan tuan?" pertanyaan datang dari general manager yang akan dipercayakan ditempat itu, dia datang dari Jerman untuk menemani langsung sang pemilik berkeliling.

"Tidak ada, bahkan aku rasa semua ruangan dan tata letak disini sudah begitu sempurna," ucap Alther, "ehm siapa menejer perekrutan disini?" lanjutnya bertanya.

"Saya tuan," ucap seorang pria yang seumuran dengan daddy Alther.

"Meski aku yakin kau sudah begitu berpengalaman dalam hal seperti ini, tetapi tentu aku masih harus memberikan saran," Alther tersenyum, dia memang sangat ramah tetapi dia juga bisa tegas dalam hal apapun, "tolong seleksi semua dengan baik, aku percayakan kepadamu dan tim untuk mencari aset-aset berharga Willard Group yang baru." ucap Alther.

"Tentu saja tuan, besok saya dan tim akan memulai proses seleksi pertama. Kami pasti akan melakukan seleksi dengan sebaik-baiknya, menurut kemampuan dan tanpa ada kecurangan sedikitpun." Menjelaskan dengan pasti apa yang memang akan mereka lakukan yang mendapat anggukan paham dari Alther disertai dengan tepukan ringan pada pundaknya.

Aset adalah bagian yang sangat penting bagi semua perusahaan bukan hanya Willard Group. Perusahaan memiliki aset agar bisnisnya dapat terus berjalan dengan baik. Aset tidak hanya berbentuk seperti uang, tanah, bangunan, dan inventaris seperti yang sudah Alther periksa, untuk itu dia memberi nilai hampir sempurna terhadap apa yang sudah ada. Mereka hanya perlu melengkapinya dengan sumber daya manusia seperti karyawan.

Karyawan sendiri adalah aset yang sangat penting bagi perusahaan karena mereka yang dapat membantu bisnis agar terus berjalan dengan lancar dan menunjang perusahaan mencapai tujuan. Ketika perusahaan dapat memperlakukan dan memperhatikan karyawannya dengan baik, karyawan akan memiliki semangat kerja yang tinggi dan tulus terhadap perusahaan yang tentunya akan memberikan dampak yang positif pada perusahaan itulah yang selalu dipegang teguh oleh Willard Group. Bukan sedikit bonus yang diberikan untuk semua karyawannya dalam cabang apapun itu sehingga banyak calon karyawan yang berlomba-lomba untuk menempati posisi apa saja disana.

"Tuan, apa tidak sebaiknya kita menginap disini saja?" Mark memberanikan diri untuk bertanya kembali memastikan apakah atasannya itu akan berubah pikiran.

"Memangnya kita akan menginap dimana?"

"Oh my godddddd, what the," Mark mengumpat dalam hati, apakah atasannya itu lupa jika waktu itu mereka sempat hampir berdebat hanya karena Alther ingin menginap ditempat lain.

"Bukankah anda menyuruh saya untuk memesan kamar di hotel lain tuan?"

"Ah ya kau benar, aku hampir saja lupa," ucap Alther biasa saja.

"Jadi apa aku bisa membatalkan pesanan hotel itu dan kita akan menginap disini?"

"Hey kau pikir membatalkan bisa mengembalikan uangnya, tidak kita tetap akan menginap disana karena sudah dipesan," ucap Alther memberi keputusan yang seketika membuat Mark melongo, sejak kapan atasannya itu begitu perhitungan.

"Baiklah tuan," Mark pasrah.

"Kanapa aku sampai lupa, mungkin waktu itu aku terburu-buru mengambil keputusan karena teringat dengan wanita itu." pikir Alther.

 

**

Malam harinya Alther kembali datang ke Auberge de Saviese. Sebenarnya dia memang selalu mampir ke tempat ini jika berkunjung ke Swiss, hanya saja untuk malam ini sedikit berbeda mungkin ada tujuan lain dari dirinya untuk datang kesini.

"Silahkan tuan, selamat menikmati makanan anda," ucap pelayan restoran yaitu Gabriel setelah menyajikan pesanan, ya dia memang terkadang masih bekerja paruh waktu dan kebetulan malam ini dia sedang melayani disana. "Tampan sekali, seperti pernah melihatnya," lanjut Gabriel dalam hati.

"Terima kasih," ucap Alther. Gabriel kemudian menangguk pergi setelah sebelumnya terpesona dengan ketampanan pria tersebut, apalagi pria tersebut hanya datang sendiri.

Malam ini Alther sepertinya tidak terlalu menikmati chinoise vondue yang dipesannya, padahal rasa makanan itu masih sama. Dia sibuk melihat kesana kemari, melemparkan pandangannya kepada setiap pelayan disana mencari seseorang yang ingin dia lihat.

"Kenapa aku tidak melihatnya, hm mungkin dia libur hari ini," Alther bergumam.

Belum menghabiskan makanannya Alther memilih untuk segera kembali ke hotel. "Mungkin dia sedang bekerja di hotel hari ini," batin Alther "Ada apa denganku, yang benar saja Alther yaampun kenapa aku mengharapkan bertemu dengan wanita jutek itu," menggeleng sambil tertawa kecil menertawakan dirinya sendiri.

 

**

Sampai keesokan harinya Alther bahkan belum melihat sosok wanita yang diharapkannya. Dia sudah sengaja memesan layanan kamar untuk mencoba peruntungan tetapi dia masih saja tidak beruntung, bahkan pagi ini dia kembali memesan room service untuk sarapannya tetapi nihil bukan Felisha yang melayaninya, yang ada sang asisten yang bingung dengan atasannya itu, biasanya dia akan sarapan diluar.

"Tuan, apakah anda sudah mulai suka dengan makanan disini?" Mark bertanya.

"Kau bicara apa?" menatap Mark malas dan tetap melanjutkan sarapannya sebelum berangkat ke Willard Hotel.

"Tidak, hanya sedikit bingung kenapa seorang Alther memesan sarapan disini," Mark berbicara tidak formal.

"Aku hanya ingin memesannya saja, agar kita tidak buang-buang waktu dan bisa segera ke hotel," jawab Alther.

"Ah iya aku baru ingat, tidak mungkin kau mulai menyukai makanannya, bahkan aku yang menghabiskan makanan yang kamu pesan pertama kali waktu itu." Mark berbicara sambil makan.

"Banyak bicara, lebih baik habiskan makananmu,"

"Hey aku hanya berbicara sedikit tetapi moodmu terlihat kurang bagus tuan," Mark cuek dan tetap berbicara.

"Kau bicara lagi.."

"Iya iya saya akan diam dan makan dengan tenang sesuai keinginan anda tuan." Mark berbicara dengan menekankan kalimat formalnya karena tidak ingin menjadi tempat pelampiasan kekesalan atasannya itu, dia bisa melihat jika teman sekaligus atasannya itu sedang dalam mood yang buruk.

"Mungkin Selena menghubunginya lagi semalam," batin Mark sembari melihat wajah Alther.

"Apa?" Alther yang sebelumnya diam langsung memberi tatapan tajam.

"Nothing," jawab Mark dan kemudian benar-benar melanjutkan sarapannya.

 

 

 

 

 

**

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

apa aq yg gagal paham dgn kata "mengajah"
ka berry🤔🤭🙏

2021-08-07

1

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

MA⏤͟͟͞RGIE💖💞

nasib bawahan mark.. jadi tempat pelampiasan .
sabar ya mark... bos lg dapet... 😂😂

2021-07-30

2

¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

¢ᖱ'D⃤ ̐Nu⏤͟͟͞R❗☕𝐙⃝🦜

hati2 Mark,bosmu lagi sensi

2021-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!