Menantu

“Tuan maafkan saya jika makanan tadi bukan yang anda harapkan,” Mark masih merasa bersalah, “saya pikir anda tidak suka dengan makanan Indonesia.”

“Kau bercanda,” Alther terkekeh, “justru aku sangat merindukan makanan disini, tetapi tidak masalah nanti malam saja kita keluar lagi mencari kuliner yang lain, sekarang kita ke hotel aku ingin berendam, rasanya sudah sangat gerah.”

“Baiklah tuan,” Mark segera berjalan dan membukakan pintu mobil untuk bosnya.

“Oh ya, tidak usah terlalu formal dalam keadaan seperti ini Mark, kau terlihat begitu sungkan padaku hanyak karena masalah makanan, terlihat seperti bukan dirimu,” Alther tersenyum.

“Ah baiklah, kalau seperti ini aku jadi menyesal sudah merasa bersalah,” Mark terkekeh.

Alther dan Mark memang berteman sejak kuliah, bahkan Mark juga sudah memiliki sahamnya sendiri di goAG karena dia yang sejak dulu membantu semasa Alther mulai coba-coba dengan ketertarikannya di bidang IT. Ketika Alther harus memegang kendali di Willard Group, Mark memutuskan untuk tetap ikut dengan Alther mengingat semua bantuan yang sudah Alther berikan kepadanya.

**

Setelah semalam mendapatkan makanan yang diinginkan, pagi ini Alther dan Mark dalam perjalanan ke sebuah restoran yang akan menjadi tempat pertemuan mereka dengan FR Corp.

“Setelah ini kita akan langsung terbang ke lokasi proyek?” tanya Alther pada asistennya.

“Iya tuan, setelah makan siang kita langsung kesana.” Jawabnya sopan.

“Kalau begitu kenapa kita tidak melakukan pertemuan disana saja?”

“Tuan Febian tidak bisa langsung kesana hari ini, dia akan menyusul kita besok, untuk itu kita melakukan pertemuan terlebih dahulu bersama timnya agar sudah ada gambaran mengenai proyek disana, ” Jelas Mark.

Tidak ada percakapan lagi setelah Alther mengangguk mengerti. Mereka melanjutkan perjalanannya dan sampai di restoran yang dituju. Pelayan segera mengantarkan mereka setelah sebelumnya memberikan informasi tentang janji temu yang akan mereka lakukan dengan tuan Febian.

“Selamat pagi semua, maaf sedikit terlambat” Mark menyapa setelah memasuki privat room yang sudah diisi oleh empat orang tersebut, dia langsung bisa menebak jika orang-orang tersebut yang akan terlibat untuk melanjutkan pembangunan proyek mereka.

“Selamat pagi,” Alex langsung berdiri menyambut tamu mereka yang sebenarnya datang tepat waktu itu. Setelah saling menyapa dan memperkenalkan diri mereka melanjutkan dengan pembicaraan bisnis yang akan mereka lakukan kedepan. Alther tidak mau kecolongan lagi seperti sebelumnya, dia ingin mengawasi pembangunan ini dengan sabaik-baiknya.

**

Setelah selesai dengan pembahasan bisnis, mereka melanjutkan dengan makan siang bersama yang diisi dengan obrolan ringan.

“Maaf tuan Alther tetapi saya begitu penasaran, bagaimana orang hebat seperti anda memilih tempat kita ini untuk berinvestasi? Padahal anda bisa mendapatkan tempat lain yang lebih menjanjikan.” Tanya Febian yang memang penasaran, seorang pria muda kaya raya yang menduduki posisi orang terkaya di dunia ini repot-repot turun langsung untuk sebuah proyek resort yang tidak ada apa-apanya. Bahkan perusahaan goAG miliknya sudah begitu mendunia, bisa dikatakan semua orang di dunia ini memanfaatkan mesin pencari populer itu.

“Ahh anda bisa saja tuan,” Alther yang memang adalah seorang yang ramah kemudian tersenyum. “Saya melakukan ini untuk orang tua saya, mereka begitu ingin untuk menghabiskan masa tuanya disini dan saya hanya mendukung lewat membangun resort untuk mereka disini.”

Febian mangut-mangut mengerti, “tetapi hotelnya?”

“Untuk hotel saya membuatnya untuk investasi, dan saya juga tidak bisa berbohong kalau saya mengharapkan keuntungan dari situ,” Alther terkekeh diikuti dengan tawa ringan dari semua yang ada disana.

“Jiwa bisnis dan kecerdasan anda memang tidak diragukan lagi,” balas Febian yang diangguki oleh semua yang ada disana.

“Apa setelah ini orang tua anda akan langsung mengelolahnya?”

“Aku rasa tidak, lagipula masih sangat lama mungkin ketika orang tua saya akan menghabiskan masa tuanya disini, bahkan sekarang aku merasa mereka masih begitu kuat hanya berlagak seolah tidak kuat,” Alther tertawa ringan mengingat ayahnya yang memaksa dia untuk mengurus Willard Group dengan alasan usianya tidak muda lagi dan butuh istirahat padahal tidak terlihat seperti itu, “kemungkinan mereka akan menetap disini ketika kaki dan badan mereka sudah tidak kuat untuk beraktivitas berat dan mereka hanya akan menikmati keindahan alam dan udara segar disini,” lanjutnya.

“Sungguh anak yang membanggakan, rasanya orang tua sepertiku sangat berharap bisa memiliki anak seperti anda,” kata Febian, “atau setidaknya mendapatkan menantu yang seperti anda ini hahahaha,” lanjutnya sedikit bercanda diiringi tawa namun mungkin itu juga adalah harapannya sebagai seorang ayah yang memiliki putri.

“Tapi sayangnya tuan Alther sudah memiliki calonnya tuan,” Alex yang mengetahui hubungan Alther dan Selena sedikit berbisik namun masih bisa terdengar oleh yang lain diikuti diruangan itu. Berakhirnya hubungan Alther dan Selena memang belum di publikasikan, sedangkan hubungan mereka sebelumnya sudah sering menjadi pemberitaan.

“Wah, sayang sekali kalau begitu, iyaa juga mana mungkin pria sesukses anda belum memiliki calon pendamping, sungguh beruntung wanita yang akan mendapatkan pasangan seperti anda tuan Alther,” kata Febian, "dan tentu orang tuanya juga akan sangat beruntung," lanjutnya.

“Saya akan sangat beryukur jika memang seperti itu tuan,” Alther tersenyum tidak ingin membahas lebih jauh tentang hubungan pribadinya.

**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***