Jenewa, Swiss
“Gabriel, kembalikan..” Feli sedikit geram dengan tingkah temannya yang merampas buku yang sedang Feli baca, sedangkan yang digerami hanya terus berlari meninggalkan Feli. Gabriel, seorang yang dikenal Feli di Swiss semenjak bulan keenam dia menetap disana. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, kerja paru waktu sepulang kuliah bahkan di akhir pekan. Feli yang sedikit dingin sudah membuat Gabriel terbiasa, Gabriel tau Feli orang yang baik, rajin, pekerja keras dan berambisi terlepas dari sikap dinginnya itu.
Feli yang memilih Swiss lebih tepatnya Kota Jenewa sebagai tempat dia memulai kehidupannya menghabiskan enam bulan pertama untuk fokus belajar berbagai bahasa nasional yang digunakan dan juga mengenali tempat-tempat yang ada di negara itu, selain kuliah tentunya. Dibulan keenam dia mulai mencari pekerjaan paru waktu dan disanalah dia bertemu dengan Gabriel yang juga adalah seorang mahasiswa. Gabriel menawarkan Feli untuk bekerja di cafe tempatnya bekerja, dan sejak saat itu sudah banyak pekerjaan paru waktu yang Feli lakukan dalam tiga tahun terakhir. Mulai dari menjadi pengantar susu, waitress, barista, bahkan pemandu wisata dan juga menjadi guru bahasa disana. Terakhir saat ini Feli bekerja part time di sebuah hotel berbintang di Jenewa, semua pekerjaan yang dia kerjakan selalu memuaskan. Bukan uang yang menjadi tujuan utamanya, tetapi pengalaman sebanyak-banyaknya yang di kumpulkan dari semua hal yang dia lakukan. Tinggal di kota yang menjadi markas berbagai organisasi internasional itu membuat Feli semakin bersemangat, budaya dan kebiasaan di Swiss membuat Feli belajar banyak bagaimana harus menghargai waktu.
Apartemen single sederhana pemberian Febian menjadi tempat tinggal Feli disana. Sebelumnya menolak keras dibelikan tempat tinggal disana, tetapi dengan negosiasi dan bujukan Lisiana akhirnya Feli menerimanya, menolak Freser Suites Geneva dan hanya menerima yang sederhana. Dia sekali berkunjung ke Indonesia di pertengahan tahun kedua dia berada di Swiss itu ketika Finanda jatuh sakit, dan setelah itu dia tidak lagi kesana. Dia bahkan meminta Febian dan Lisiana untuk tidak mengunjunginya. Febian dan Lisiana tentu saja keberatan, mereka pasti akan merindukan sang putri kesayangan, tetapi itu sudah menjadi keputusan putri mereka. Uang bulanan dan biaya kuliah yang mereka berikan bahkan jarang sekali terpakai, hanya terpakai jika Feli terpaksa membutuhkannya, selebihnya Feli berusaha keras sendiri.
“Fel.. ayolah gantikan aku bekerja hari ini yaa please.” Gabriel memohon.
“Tidak bisa Briel, aku akan mengerjakan tugas kuliah.”
“Aku akan jalan-jalan dengan Natan, sangat jarang dia bisa memanggilku keluar.”
“Tugasku sangat banyak Briel, bahkan aku belum sempat mengerjakannya karena kemarin harus kerja lembur. Dan lagi aku sudah berjanji akan menghubungi teman-temanku.”
“Teman? Memangnya kau punya teman selain aku?” Briel bertanya dengan gaya terkejut karena setahu dia Feli tidak dekat dengan siapapun.
“Ya. Itu teman-temanku sewaktu sekolah.” Jawab Feli malas.
“Benarkah? Bahkan aku tidak yakin ada yang mau berteman denganmu Fel, melihat wajahmu saja mereka akan menjauh” Gabriel menggoda Feli diiringi tawa ringan.
“Tertawalah sesukamu dan jangan berharap aku akan menggantikan pekerjaanmu itu.”
“Eh jangan seperti itu. Tidak tidak aku hanya bercanda. Tolonglah Feli sekali ini saja, aku bisa menggantikan pekerjaanmu di hotel besok. Bagaimana?” Gabriel masih memohon.
“Hotel tidak mengijinkan untuk pergantian pekerja part time sesuka hati.” Jawab Feli.
“Kalau begitu aku akan menggantikanmu untuk mengantar susu besok pagi, bagaimana?” masih mencoba bernegosiasi.
“haahhhh kau begitu memaksa. Baiklah akan aku gantikan ke resto nanti malam. Dan kau tidak perlu menggantikan pekerjaanku, aku sangat suka mengantar susu setiap pagi.” Feli akhirnya menyutujui karena Gabriel memang orang yang baik bahkan selalu memberikan semangat kepada Feli, sangat jarang merepotkan Feli seperti saat ini dan itu artinya dia harus memikirkan alasan untuk teman-temannya. Pasti mereka akan sangat kesal jika Feli melewatkan panggilan vidio malam ini, sudah sangat jarang mereka bisa berkomunikasi. Bahkan Feli sering mengabaikan pesan mereka karena kesibukannya. Untuk masalah tugas dia bisa mengerjakannya sepulang dari restaurant.
“Feli kau yang terbaik,” Gabriel yang begitu senang bisa memiliki waktu dengan kekasihnya kemudian mendekat dan memeluk Feli, “semoga kau segera bertemu dengan pangeran tampan yang akan merubah kehidupanmu ini. Sejujurnya kau lebih cocok menjadi seorang tuan putri daripada melakukan semua pekerjaan paru waktu itu.” Lanjut Gabriel yang memang tidak mengetahui kalau Felisha yang dia kenal bahkan seharusnya tidak memerlukan seorang pengeran untuk membuat dia layaknya seorang putri, dia bahkan dengan sukarela meninggalkan semua itu. Kalaupun ingin kembali, dia bisa kembali kapan saja dan menjadi Felisha yang dulu tentu mami dan papinya akan sangat senang dengan keputusannya itu. Seketika Feli menjadi termenung.
“Semangat Feli, kau bisa saja menjadi seorang putri tetapi kau tidak pantas untuk itu.” Batin Feli.
"Fel, what's wrong?" tanya Gabriel yang melihat Feli tiba-tiba termenung.
“Nothing's wrong. Sudahlah kau terlalu banyak menonton drama. Dan asal kau tau yaa aku juga memiliki teman selain dirimu yang begitu menyebalkan ini,” ucap Feli. “Bahkan kalau aku mau aku bisa memiliki banyak teman disini, tetapi aku mengurungkannya, satu sepertimu saja sudah merepotkan seperti ini.” Feli mendesah pura-pura kesal. Dia sedikit teringat masa-masa sekolah dulu, dimana dia dan tiga temannya bahkan hanya memilih siapa yang pantas bergaul dengan mereka. “Begitu cepat semua hal berubah,” batin Feli.
"Aku pikir kau kenapa, ternyata hanya termakan omonganku tentang teman hehehe astagah Feli kau tidak perlu memasukannya kehati, aku cuma bercanda." Gabriel tersenyum setelah sebelumnya sempat merasa sedikit bersalah atas perkataannya.
**
Auberge de Saviese
Dekorasi warna-warni dan taplak meja kuno menghiasi isi restaurant itu. Feli sibuk melayani pelanggan yang datang untuk menikmati hidangan lokal restaurant tersebut. Gadis cantik perawakan Asia namun dengan tinggi diatas rata-rata keturunan Asia itu berlalu kesana-kemari menjalankan tugasnya, tugas temannya lebih tepatnya. Raut wajah yang tegas menemani pergerakannya, tetapi dia juga menyelipkan sedikit senyuman untuk setiap pelanggan dimeja yang dia layani. Tidak ada senyuman yang bertahan lama, dia hanya sekedar tersenyum menghargai tamunya dan kemudian kembali dimode datar.
Disudut restaurant seorang pelanggan yang hanya datang sendiri menikmati chinoise vondue menatap ke arah Feli sedikit lama. Sepasang mata itu seakan tertarik dengan pelayan restaurant tersebut sejak dia menyajikan pesanannya diatas meja. Mengingat-ingat apakah dia pernah bertemu wanita itu sebelumnya dan dimana.
“Mungkin dia karyawan lama disini, makanya wajahnya sedikit familiar.” Pikirnya, yang memang dia sudah berapa kali mampir kesini ketika sedang melakukan perjalanan bisnis. “Kemana dia?” bertanya pada diri sendiri ketika wanita yang sedari tadi dia perhatikan tidak terlihat lagi.
**
“Feli, tolong rapikan piring-piring itu. Setelah itu kau boleh pulang.” Menejer restaurant memberikan tugas kepada Feli sebelum dia pulang, karena memang waktu juga sudah menunjukan jam kerja Feli yang akan segera berakhir. Dengan patuh Feli mengerjakan tugasnya sebelum akhirnya dia pulang ke apartemen. Malam semakin larut ketika dia tiba di apartemen, dia segera membersihkan diri dan mengerjakan tugas kuliahnya. Ya, malam ini dia kembali melewatkan janji bertegur sapa dengan teman-temannya, dia melihat begitu banyak panggilan tidak terjawab di ponselnya. Ingin menelpon kembali tetapi dia sadar teman-temannya juga memiliki kesibukan sendiri karena Dea, juga Nata dan Daniel yang kuliah di negara yang berbeda. Tentunya menyatukan waktu luang sangat sulit untuk mereka dengan zona waktu yang berbeda.
“Soo sorry guys..” batin Feli melihat ponselnya sambil mengirimkan kata-kata penyesalan berharap teman-temannya akan mengerti. Dia juga melihat ada panggilan tidak terjawab dari maminya tetapi dia mengabaikan itu seperti biasanya “haahhh padahal aku begitu merindukan mereka,” Feli bergumam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
dr anak manja yg cm bsnya shopping ngbsn duit ortu skrg berubah haluan 360 derajat 🤗👍
2021-08-03
1
🚨⃟V༄༅⃟𝐐ᵇᵃˢᵉW⃠
huaa mewek 😭😭😭
2021-08-01
0
MA⏤͟͟͞RGIE💖💞
sedih juga..tetapi mungkin ini yang terbaik untuk feli...
tetap semangat ya fel...
2021-07-29
1