Kilas Balik Beberapa Tahun Silam

Langit di Jakarta tampak cerah. Hari itu sebuah keluarga terpandang sedang berkumpul untuk acara makan siang bersama. Carter Richard pria parubaya asal Amerika yang sudah lama menetap di Indonesia setelah sebelumnya bolak balik Kanada mengurus bisnisnya disana, sekarang memilih menghabiskan waktu di negara asal sang istri Finanda Wiratama.

“Febian, dimana Feli? Kenapa dia tidak ikut berkumpul dengan kita?” tanya Clara anak pertama Carter, yang selalu kesal terhadap Febian yang dianggapnya terlalu memanjakan Feli.

“Mungkin masih diperjalanan, sebentar lagi dia datang, tadi Feli sedang di mall dengan teman-temannya dan aku menyuruhnya segera menyusul kesini.” Jawan Febian. Febian Richard seorang pengusaha berbagai bidang yang sangat sukses. Istrinya, Lisiana Richard seorang model yang juga mewarisi bisnis keluarga. Febian dan Lisiana memiliki sepasang putra putri, Felisha dan Farrel.

“Anak itu selalu saja sesukanya, liat dia bahkan anak SMA sepertinya membuat kita orang dewasa harus menunggunya. Benar-benar tidak punya sopan santun.” Clara masih tidak terima.

“Kita makan saja dulu, nanti Feli tetap akan kesini kok.” Lisiana menimpali karena dia tahu kalau sudah seperti ini biasa kakak iparnya itu akan mengungkapkan ketidaksukaan mereka terhadap Feli dan bisa mengungkit masa lalu Feli. sebenarnya Lisiana sudah menghubungi Feli tapi sepertinya ponselnya mati jadi tidak tersambung, dia yang sangat tau kebiasaan putrinya itu yakin kalau putrinya pasti lupa dengan janji makan siang mereka.

“Kalian jangan membiasakannya, lihatlah dia masih 16 tahun tapi sudah seperti wanita karir yang selalu menghamburkan uang. Beberapa hari yang lalu aku melihat Feli di mall, dia dan teman-temannya belanja begitu banyak barang bermerek. Pergaulan seperti apa yang dia jalani?”

“Biarkan saja, toh kita menghasilkan uang untuk membahagiakan anak-anak.” Febian tidak ingin ambil pusing dengan kakaknya yang selalu saja seperti itu.

“Hey tapi dia sudah diluar batas kewajaran. Bertingkah tidak sopan padahal dia bukan siapa-siapa di keluarga ini.” Clara memang sedikit tidak suka dengan Feli meski tidak pernah ditunjukannya secara langsung, ditambah beberapa hari yang lalu sempat melihat Feli di sebuah mall dan Feli bahkan tidak menyapahnya, hanya asik berbelanja dengan teman-temannya. Clara merasa tidak dihormati, dia selalu berpikir Feli hanya menghabiskan uang milik kakaknya. Padahal bahkan uang kakak dan kakak iparnya tidak akan habis hanya karena barang-barang itu.

“Sudah sudah..kenapa kalian jadi berdebat. Benar kata Lisiana lebih baik kita makan biarkan Feli menyusul, dia itu anak muda sudah sewajarnya dia sedang menghabisi waktu dengan teman-temannya. Seperti kalian tidak pernah muda saja. Ayo makaaannn..” Finanda menengahi sedangkan suaminya Carter hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah anak-anaknya.

**

Sebuah cafe minimalist yang sering menjadi tempat nongkrong kalangan muda ibukota, disinilah gadis cantik yang sedang menjadi perbincangan keluarganya. Bersama teman-temannya Nata, Dea dan Daniel kini Feli sedang asik bercanda menghabiskan segelas lime mojito didampingi waffle kesukaannya. Ya, dia lupa dengan janji makan siang keluarga yang sudah disampaikan papinya tadi bahkan belum lama saat mereka masih di mall.

“De, jangan abisin mojito lu, gue masih pengen.” Ucap Feli sang pecinta mojito.

“Pesen lagi sih, kayak gamampu ajah deh Fel.” Dea menjawab diiringi tawa.

“Lah iya kenapa ga kepikiran sih.” Feli menepuk jidatnya diiringi tawa dari teman-temannya. Ya begitulah Feli dia gadis manja yang suka seenaknya tetapi kadang masih membuat teman-temannya kesal dan gemes akan tingkahnya.

“Disekolah ajah sok jadi ketua geng lo, kek gini malu-maluin.” Masih tertawa mereka terus meledek Feli. Kebiasaan mereka kalau sedang bersama. Itu terjadi setiap hari, disekolah ataupun pulang sekolah mereka selalu bersama.

“Diem ih, gue sumpel pake blackcard deh itu mulut.” Feli pura-pura kesal.

“Songong, kita juga punya woyyy!” seruh mereka bertiga.

“Besok kita mau nongki dimana nih?” ucap Nata setelah menghentikan tawanya.

“Guys, bosendeh jalannya disini-sini doang.” Ucap Dea.

“Iyasih kemana dong kita?” Nata menimpali dengan gaya berpikir.

“Gimana kalo kita ke Bandung ajah, pas banget sabtu kan sih Feli ultah. Kita nginep di vila gue yang dipuncak. Ato di villa kalian juga boleh. Gimana?” Daniel memberi saran. Ya mereka berempat bukan remaja biasa-biasa saja, mereka berasal dari keluarga kaya di negara ini, bahkan nama keluarga mereka begitu dikenal kalau hanya berbicara soal Asia.

“Yah tapi kalian kan tau, kalo ultah itu biasa mami dan papi udah nyiapin surprise buat gue, biarpun sebenernya itu bukan surprise lagi karna gue udah tau apalagi 2 hari lagi gue sweet sixteen meski mereka ga ngomong gue udah tau pasti mereka nyiapin lebih dari sekedar makan malam doang hahahaha inget kalian harus da.....ahhhhhh sial kan gue lupa hari ini ada lunch bareng keluarga.” Feli bergegas mengangkat tas dan kunci mobilnya dan berlari ke arah pintu, tidak memperdulikan lagi ocehan teman-temannya.

Dikendarainya mobil sport merah itu dengan kecepatan penuh agar segera tiba di restoran tempat keluarganya berkumpul. Gadis yang selalu sesuka hatinya itu sedang merasa bersalah karena lupa dengan acara makan siang keluarga, tetapi rasa bersalah itu kemudian berubah menjadi hantaman yang cukup membuat dia terkejut...

🍓🍓🍓🍓🍓

Terpopuler

Comments

chocoenako

chocoenako

membayangkan betapa sultannya mereka

2021-08-22

0

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

ko Clara blg Feli BKN siapa² ya dlm keluarga besar mereka🤔🤔🤔
apa Feli hanya anak angkat

2021-08-01

1

🚨⃟V༄༅⃟𝐐ᵇᵃˢᵉW⃠

🚨⃟V༄༅⃟𝐐ᵇᵃˢᵉW⃠

masihh mampir🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2021-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!