Part 13

Hari ini sungguh melelahkan, setelah ngampus dengan jadwal tiga mata kuliah sekaligus di tambah tugas-tugas yang belum rampung dan setelahnya Yuki harus kerja part time. Rasanya kalau kaya gini pingin nyerah capek.

"Ki, ngadem yok strawberry cafe lagi ada menu diskon khusus pelanggan hari ini."

"Ah emang anak kost BPJS (Budget pas-pasan jiwa sosialita) sukanya yang diskonan." Hihihi ujar Yuki tersenyum

"Eleh... mentang-mentang punya suami kaya sekarang nggak tertarik yang diskonan."

"Sia...lan... mulutnya Ge, manis bener."

"Emang bener kan?"

"Tauk ah, ayo lets go...!"

Cukup dengan jarak tempuh sepuluh menit dua sahabat itu sudah sampai di Strawberry cafe. Sore ini waktunya ngadem sejenak sebelum meluncur ke tempat kerja.

"Ayam bakar madu sambal penyet plus minumnya lemon tea."

"Lo apa Ki?"

"Sama aja mbak," ujar Yuki sama pegawai yang menawari menu.

Setelah menunggu hampir lima belas menit pesanan mereka diantar ke meja.

"Hmm... udah nggak sabar laper banget, tadi nggak sempat makan siang."

"Iya sama, kan di jejelin sama pelajaran sampai sore."

"Mantap nih, enak plus ayamnya gede puas..."

"Iya ini sih mantap, bisa buat rekomen besok-besok."

Yuki dan Gea tengah asyik makan bersama ketika tiba-tiba sudut mata gadis itu menangkap bayangan seseorang yang sangat familiar. Dua sejoli yang sedang makan bersama, dengan sesekali si pria mengelus pipi Zumi dan rambut hitamnya yang tergerai indah.

"Ki, lihat apaan sih," pandangan Gea mengikuti arah pandang Yuki.

"Itu kan suami lo sama kak Zumi. Udah, jangan di lihatin terus, makannya di habisin," ujar Gea prihatin demi melihat air muka sahabatnya yang jadi cemberut.

Antara Zumi dan Asher belum ada yang menyadari dengan keberadaan Yuki. Mereka masih asyik mengobrol sesekali tertawa. Sampai pada menit yang ke sekian Asher melihat Yuki yang kebetulan tengah menatapnya. Dalam hitungan seperkian detik pandangan mereka bertemu, namun ke duanya sama-sama cuek.

Yuki melanjutkan makan bersama Gea, dan Asher hanya setelah beberapa detik pandangan itu bertemu, pria itu sudah tak terlihat lagi mungkin sudah pergi, entahlah.

"Udah belum Ge, aku harus berangkat kerja sekarang."

"Buru-buru amat belum habis nih."

"Makan mu lelet. Aku duluan deh, Amar sudah menungguku."

"Cie... sekarang makin dekat aja sama kating Kece."

"Apaan sih orang kita kerja bareng ya dekat lah."

"Lo di jemput ke sini sama kak Amar?"

"Iya, aku duluan deh, Amar udah di depan soalnya."

"MasyaAllah... jadi keselek nih gegara di suruh maraton."

"Minum Ge, minum, nih..." Yuki menepuk-nepuk punggung Gea.

Setelah makan usai, ia langsung ke lokasi kerja bareng Amar. Hari ini mereka perfom sampai malam jam sembilan.

"Pulangnya bareng ya?" Amar menawari tumpangan.

"Thanks, aku naik ojol aja kita beda arah."

"Kamu udah pindah kost?"

"Yoi kurang lebih begitu."

"Nggak pa-pa aku antar sampai rumah."

"Jangan!"

"Kenapa? Inikan sudah malam."

"Nggak pa-pa nanti ngrepotin."

"Nggak sama sekali, tunggu sini ambil motor sebentar."

Yuki mengiyakan, seharusnya tadi ia bawa motor sendiri biar nggak ngrepotin Amar tapi berhubung ban nya kempes alhasil jadi naik ojol.

Yuki tengah mengotak atik ponsel di tangannya ketika tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan menyuruh masuk ke mobilnya.

"Aku harus pamit dulu sama temenku soalnya tadi udah janji nungguin, lagi ambil motor nanti nyariin, " ujar Yuki mencoba menyambung kata agar tersampaikan kepada pria dingin di sebelahnya.

Asher hanya melirik saja sejurus kemudian mulai menyalakan mesin mobilnya. Benar saja ketika mobil sudah setengah jalan Amar menelfon Yuki

Amar calling

Yuki melirik pria di sebelahnya sebentar, kemudian dengan gerakan apik mulai menggeser benda pipih buatan negeri oppa oppa itu dan mendekatkan ke telinganya.

"Iya Mar..."

"Kamu dimana?"

"Aku udah pulang, jangan khawatir."

"Sama siapa?" terdengar pria itu berdecak di sebrang sana.

"Di jemput sama..." Yuki melirik pria dingin di sebelahnya, sama sekali tidak terusik dengan acara telfon Yuki. Asher tetap fokus menyetir dengan pandangan lurus ke depan. "Om" ucap gadis itu lirih tapi masih bisa di dengar dengan jelas.

Ckittt

Spontan Asher menghentikan mobilnya sejurus kemudian menatap Yuki tajam.

"Ck," Yuki membuang muka ke arah kaca jendela menghindari tatapan mata Asher yang begitu menyeramkan.

"Sini ponselmu." Asher menengadahkan tangannya namun secepat kilat Yuki menyembunyikan benda kesayangan sejuta umat itu di balik punggungnya.

"Siniin atau aku rebut paksa! Siapa tadi yang telfon? Kenapa kamu nggak mau ngakuin aku sebagai suamimu."

"Bukan siapa-siapa, nggak ada yang penting." Asher menatap gadis itu tajam, gerakan tangannya mengendurkan dasinya secara kasar dan detik itu juga wajahnya di dekatkan ke wajah Yuki juga.

"Ka-kamu mau apa?"

"Mau minta hak ku!" sarkas Asher sangar. Pria itu menyeringai iblis.

"Ini ponselnya, aku mohon jangan lakuin itu." Menyerah tatkala Asher sudah hampir menyentuh bagian tubuh Yuki yang sensitif. Bibir pria itu ketarik ke atas membuat lengkungan kemenangan.

"God girl," Asher langsung mengambil ponsel di tangannya dan menjauh, kembali duduk rapi di tempatnya.

Huhf...

Yuki bernafas lega, walaupun ponselnya di rampas setidaknya ia tidak harus melayani suaminya dengan paksa.

Asher langsung mengantongi ponsel Yuki, ia akan memeriksa nanti ketika sampai rumah. Waktu menunjukan pukul sepuluh malam kurang sedikit ketika mobil Asher terparkir sempurna di garasi.

Bik Ema membukakan pintu untuk majikannya. "Bik, tolong panasi makan malam untuk kami, kami belum makan malam."

"Iya Tuan." Ema dan Tami nampak mendadak sibuk padahal sebelum nya Yuki yakin mereka sudah pada istirahatlah di kamar. Melihat raut muka mereka yang acak-acakan dan setengah mengantuk.

"Biar aku saja bik," ujar gadis itu kemudian.

"Tapi non, non kan capek baru pulang."

"Nggak apa, bibik kembali ke kamar saja." Yuki melirik ke dua ART itu melirik Asher sejenak, mungkin meminta persetujuan atas tindakannya dan begitu Asher menganggukkan kepalanya Bik Tami dan Ema langsung pamit undur diri.

Sepeninggalan mereka, Yuki langsung beraksi. Memanasi sayur dan lauk di microwave. Sementara Asher nampak memperhatikan istrinya dari tempatnya duduk. Yuki menyeduh satu cangkir teh hangat untuk dirinya sendiri, ia baru ingin menyesap nya ketika Asher meraih cangkir tersebut dari tangannya.

"Makasih,' ujarnya pria itu lalu pergi dan kembali duduk di mana tadi menunggu.

Semua makanan sudah tersaji di atas meja. Mereka duduk berdua saling berhadapan. Asher masih diam belum mulai mengambil nasi, Yuki menjadi bingung, entah apa yang ada di pikiran pria itu. Katanya lapar tapi tak kunjung memulai makan.

"Kalau nggak jadi makan, aku pamit ke kamar, " ujar Yuki lalu berdiri dari tempatnya duduk.

"Tolong ambilkan untukku," suara Asher cukup membuat gadis itu tercengang, namun ia segera menormalkan ekspresinya dan mau tidak mau mengambilkan bagian Asher. Baru kemudian Yuki mengisi piringnya sendiri.

Laki-laki itu makan dengan lahap. Tanpa suara dan dalam hitungan menit langsung licin tandas, sementara Yuki menghabiskan makanan dengan perasaan tak menentu. Asher tidak langsung meninggalkannya. Setelah makan, dia masih menunggu istrinya sampai selesai.

Terpopuler

Comments

ibeth wati

ibeth wati

kurang suka dgn sikap Yuki yg pasrah" aja diperlakukan TDK adil sama Asher dan Zumi ..wlo mungkin Zumi punya alasan tersendiri tp ya jgn ngobanin adiknya

2024-03-10

0

Enung Samsiah

Enung Samsiah

aser egois, serakah dasarrr

2023-10-19

0

EkaYulianti

EkaYulianti

aku baper.. 😭
kenapa Zumi & Asher tega mengorbankan Yuki?

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!