Part 9

"Non Yuki...! Akhirnya pulang juga," seloroh bik Tami menyambut kedatangan gadis itu dengan sumringah.

"Iya bik, bibi apa kabar?" sapa Yuki lembut

"Bibik baik," Asher yang menjawab. "Udah kamu langsung ke kamar istirahatlah ini sudah malam, besok ketemunya sama Zumi." Asher menyuruh Yuki berjalan lebih dulu dengan dirinya mengikuti dari belakang.

Yuki berjalan dengan perasaan gamang, menaiki anak tangga untuk menuju kamar, tidak yakin dengan keputusannya sekarang yang sedang ia lakukan. Namun, karena berhubung ini sudah malam akhirnya Yuki memutuskan menurut saja dan masuk ke kamar yang sebelumnya menjadi kamar gadis itu.

Yuki mengernyit menghentikan langkahnya, tepat di depan pintu kamar ketika Asher terus mengikuti dan tidak langsung menuju kamarnya. Yuki menatapnya dengan rasa tak suka.

"Oke...aku cuma nganter sampai sini," Asher mengangkat ke dua tangannya tinggi-tinggi. "silahkan masuk, aku akan masuk ke kamar ku," kata pria itu lalu ia pergi dan menuju kamar di sebelahnya.

Yuki membuka pintu kamar yang sudah dua minggu ini ia tinggalkan. Yuki mengunci pintunya terlebih dahulu sebelum menghempaskan tubuhnya ke kasur. Tak ingin sesuatu terjadi padanya lagi, sudah cukup sudah jangan sampai Asher memasuki kamarnya dan melakukannya pada dirinya lagi.

Yuki menatap langit-langit kamar dengan plafon warna putih itu. Perlahan matanya mulai lelah sebelum ia benar-benar terlelap. Yuki bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, gosok gigi dan mengambil wudhu, menunaikan sholat isya yang sudah tertinggal jauh.

Yuki baru saja selesai melipat mukena ketika tiba-tiba pintu kamarnya di guncang dari luar seperti ada yang akan masuk. Gadis itu bersyukur karena tadi ia menguncinya dari dalam. Tak ingin ambil pusing dengan orang di luar sana, Yuki memutuskan untuk tidur saja.

Asher memutuskan kembali ke kamarnya dengan sedikit kesal setelah berusaha masuk ke kamar Yuki, namun ternyata pintu kamar gadis itu di kunci.

Zumi sudah tidur sedari tadi ketika Asher pulang. Dirinya mengamati Zumi dari tempatnya duduk sekarang, ada rasa yang mulai mengganjal di hatinya, perempuan ini terlihat begitu tenang dan malah menginginkan ia terus bersama Yuki.

Lalu diambilnya benda kesayangan sejuta umat itu. Karena tidak bisa masuk ke kamarnya Yuki, Asher terpaksa menghubungi lewat ponsel.

drt drt...

Pria kejam calling

Ponsel terus berbunyi secara terus menerus membuatnya yang baru beberapa detik menutup matanya menyesali keteledorannya yang tidak menonaktifkan ponselnya sebelum tidur.

Dengan setengah malas Yuki menggeser tombol hijau di layar ponselnya.

"Apa!?" terdengar nada ketus dari balik telpon

"Aku mau bicara?" kata pria itu terdengar kesal

"Besok saja, ganggu orang mau tidur saja."

"Buka pintunya atau aku dobrak!" marah Asher

"Dobrak saja, aku tidak peduli."

"Please... kali ini saja. Aku sedang tidak ingin berantem."

Yuki mendesah tak percaya. Dengan sedikit malas ia turun dari kasur dan membukakan pintu untuk Asher.

Asher langsung mendorong pintu itu begitu putaran kunci Yuki mainkan. Sebelum dia berhasil menutupnya, Yuki lebih dulu berjalan keluar seraya berkata...

"Kita ngobrol di luar."

Asher mengernyit, namun dia akhirnya mengikuti saran gadis itu juga. "Mau ngomong apa? Cepat aku mau istirahat."

"Kenapa tidak di kamar saja, kamu bisa sambil istirahat, " ujar pria itu santai.

Yuki menatapnya tajam. Asher hanya terdiam dengan raut wajah datar.

"Tinggalah di sini lagi, orang tuaku akan marah kalau tahu kamu tinggal di luar sendirian," pinta pria itu tenang.

"Beliau tidak akan marah. Jangan terlalu mencemaskan. Ada kak Zumi yang mengurusi mu."

"Iya aku tahu, tapi istri tercinta ku sangat menyayangi mu. Dia juga akan pergi kalau aku tidak bisa menemukan mu."

"Aku tidak peduli," jawab Yuki ketus

"Kamu harus peduli, bahkan dia sangat peduli padamu," jelas Asher.

Asher benar, kak Zumi terus bersikap baik padanya sekali pun Yuki memasang wajah tak suka dan ketus.

"Kenapa sebegitu egoisnya kalian, kalian ingin tetap bersama tapi tidak mau melepas ku," ucap Yuki sendu.

"Jangan terlalu percaya diri, aku melakukan nya demi Zumi."

"Oke, kalau begitu aku ingin tetap pergi dan bercerai," tegas Yuki.

"Aku akan dengan senang hati mengabulkan permintaan mu, tapi tunggu mama aku sembuh," tegas pria itu.

Yuki memejamkan mata dengan kesal. Berusaha menahan gejolak di dada yang ingin membludak.

"Mamaku sedang sekarat, tolong jangan bikin ulah. Tetap diam dan menurut di sini."

"Oke, demi rasa kemanusiaan aku kali ini mengalah tapi begitu mama sembuh dan kembali ke sini, aku mau kamu menjelaskan semuanya dan menceraikan aku. Terus satu lagi selama aku tinggal di sini jangan coba-coba menyentuh ku."

"Aku setuju," jawab pria itu cepat.

"Oke, deal." Yuki menjulurkan tangannya hendak membuat kesepakatan, namun Asher berlalu begitu saja dan membiarkan tangan gadis itu menggantung di udara.

Yuki menarik tangannya kembali sambil menganggukkan kepalanya.

Oke fine. Gumam Yukk sambil lalu.

__

Pagi harinya Yuki terjaga pukul lima. Hari ini ada kuliah jam sembilan. Rencananya setelah bertemu dengan Kak Zumi, gadis itu ingin langsung pulang ke kost mengambil barang-barangnya.

Bik Ema mengetuk pintu kamar Yuki ketika jam setengah tuju. Yuki turun ke lantai satu menemui mereka yang sudah duduk di meja makan untuk sarapan.

"Pagi kak Zumi, mas Asher," sapa gadis itu sambil menarik kursi di antara mereka dan mendudukinya. Mendengar suara Yuki, kak Zumi langsung berdiri dari kursinya dan menghampiri adiknya, sejurus kemudian memeluk Yuki dengan sayang.

"Yuki.... aku senang kamu pulang. Jangan pergi lagi, kasihan Asher," ucap kak Zumi.

Yuki menatapnya dengan dahi berkerut. Ia muak dengan sikap Zumi yang selalu baik dan lembut padanya, walaupun ia bersikap cuek dan dingin.

"Kenapa harus kasihan Asher kak, bukanya dia malah senang ya aku nggak ada di rumah."

"Ya nggak lah Ki, Asher juga merasa kehilangan." Laki-laki itu berdecak, mungkin kesal dengan obrolan kakak beradik itu.

"Aku berangkat dulu." Asher bangkit dari duduknya. Kak Zumi meraih tangannya untuk salim dan Asher mencium kening kak Zumi. Pemandangan pasangan yang bahagia. Yuki hanya menatapnya dalam diam.

Namun, siapa yang mengira, jika Asher juga melakukan hal yang sama pada gadis itu. Yuki tertegun dan diam sejenak, mengamati situasi yang telah terjadi. Ketika tiba-tiba Asher mencondongkan wajahnya dan mencium keningnya juga.

Please jangan sok perhatian... aku benci semua ini. Aku benci sentuhan apapun dari mu.

Setelah sarapan, kak Zumi mengajak ngobrol. Yuki penasaran dengan apa yang ingin kak Zumi katakan. Ternyata dia hanya bilang...

"Yuki... belajar lah mencintai Asher. Jangan pernah berfikir untuk berpisah dengannya lagi. Bantu mengurusi dia, siapkan semua keperluannya, aku yakin suatu saat Asher akan sangat mencintaimu."

"Beri aku alasan yang logis kenapa aku harus ngelakuin itu semua kak."

"Karena kamu istrinya," jelas Zumi sesingkat itu.

"Kak Zumi juga istrinya, kenapa nggak kaka aja. Asher mencintai kak Zumi. Masalah bilang ke Ayah dan Bunda biar nanti aku yang ngomong sama mereka. Aku yakin mereka pasti akan mengerti," ucap Yuki memohon pengertian Zumi.

Zumi menggeleng. "Aku tidak bisa terus bersamanya. Kamu akan menjadi satu-satunya istri Asher."

"Aku tidak mau, keputusanku sudah final," jawab Yuki dengan keputusannya.

"Sekali pun aku pergi dari sini? Tolong beri aku waktu sedikit saja," pinta Zumi terdengar sendu.

"Kak Zumi ini sangat aneh. Kemarin pas menikah pergi, dan sekarang sudah menikah juga akan pergi. Kakak mempermainkan perasaan orang lain. Bukan hanya aku tapi Asher juga," jawab Yuki yang semakin bingung dengan sikap kakaknya yang tak jelas.

"Aku mohon jangan pergi Yuki. Kakak minta maaf sudah melibatkan mu, tapi hanya ini caranya agar kamu tetap bersama Asher," mohon Yumi tulus.

"Tolong jangan memohon untuk hal yang bahkan aku tak sanggup. Aku benci poligami," jawab Yuki tegas. Tidak mau terpancing drama kakaknya yang terdengar membingungkan.

"Oke, kakak minta maaf, aku juga benci poligami."

"La itu kakak juga sependapat."

Zumi menggeleng lemah. Air matanya mulai menetes. Tangannya meraih tangan adiknya dan menggenggam lemah, tiba-tiba tubuh nya merosot ke lantai.

Terpopuler

Comments

Sur Yhanie

Sur Yhanie

kalo lakinya modelan gitumh ya ogahlah si Yuki...biar ganteng juga najis Ama sikapnya..cuihh

2023-11-14

0

gia nasgia

gia nasgia

fix Zumi mengidap penyakit dan tidak bisa tertolong 🤔

2023-03-16

0

Melya Siena Siena

Melya Siena Siena

kalaupun sakit duh nggak setuju banget caranya harus libatin yuki bikin sakit hati dan fisik, cuma mikirin nasib lakinya nggak mikirin nasib adeknya gimana 😒😒😒egois banget kamu

2022-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!