Part 6

Yuki melangkah gontai menyusuri Koridor kampus. Seseorang nampak berteriak memanggilnya, dia Gea.

"Yuki....!! Gea setengah berlari menghampirinya. Napasnya masih tersengal sengal

"Kenapa Ge, kamu maraton, kok ngos-ngosan gitu."

"Gue lihat Kak Zumi,"

"Kak Zumi? Di mana?"

"Tadi sih di dekat caffe shop sebrang rumah sakit."

"Ok, nanti aku ke sana. Sepertinya kak Zumi sudah kembali bekerja lagi."

Mereka memasuki kelas untuk mengikuti selama satu setengah jam. Dan setelah kelas usai, Yuki langsung menuju kantor rumah sakit, tempat dimana kak Zumi bekerja.

Baru saja gadis itu turun dari ojol yang baru ia tumpangi. Sebuah pemandangan yang tak mengenakan langsung menyapa. Asher tengah berdiri di samping Kak Zumi di sebelah mobil, tangan Asher sedang mengacak rambut kak Zumi dengan gemas. Sepertinya Asher tengah menjemput Zumi.

Yuki membeku di tempat pijakannya. Menyorot ke arah mereka yang tengah asyik bercengkrama.

"Jadi Asher sudah menemukan kak Zumi dan ini alasan dia untuk menikah lagi. Ya semua akan kembali pada pemilik hatinya, dan aku? Aku hanya figuran saja. Sudah saatnya aku kembali dan membiarkan mereka bersama, tugasku udah usai. Walaupun pernikahan ini hanya memberiku luka, aku berharap suatu saat nanti aku akan bertemu dengan yang namanya bahagia," gumam Yuki lirih.

Yuki perlahan melangkah mundur, meninggalkan dua sejoli yang terlihat mesra itu. Entah mengapa hatinya berdenyut nyeri terasa sedikit ngilu, dan pengiring gerimis sore ini terasa sempurna menjadi baground hatinya yang sedang berkecamuk.

Gadis itu mlipir di sebuah toko buku Mitra Media. Tempat mencari novel kala waktu senggang. Yuki akan menghabiskan sore ini dengan membaca novel di sebuah kafe dengan ditemani secangkir kapuccino. Waktu sudah jam setengah enam sore, tandanya ia sudah di sini hampir dua jam. Menandakan ia harus segera pulang. Tapi kakinya malas untuk berjalan.

Huhf....

Yuki menghembuskan napas berat, rasanya malas sekali pulang ke rumah Asher, mungkin kak Zumi juga sudah ada di sana. Waktu sudah hampir maghrib dan ia masih ada di depan kafe. Hujan juga sudah reda. Yuki memutuskan untuk berjalan kaki mengikuti arah langkah yang tak tahu kemana tujuannya. Yang jelas, bukan rumah Asher walaupun saat ini rumah itu adalah tempat tinggalnya, tapi di campur dengan istri baru Asher sama saja mengajak perang dalam diam.

Yuki terus melangkah dan tibalah di depan salah satu masjid yang kebetulan sedang mengumandangkan adzan maghrib. Ia singgah sebentar mengunjunginya, selain untuk istirahat dari perjalanan, juga untuk menunaikan ibadah sholat magrib.

Sudah dari setengah jam yang lalu Yuki duduk di teras masjid. Memandang pekatnya malam langit. Hatinya masih bimbang, ia melihat handphone yang sedari tadi sengaja ia silent dan betapa kagetnya, di sana banyak sekali panggilan masuk dari nomer yang tidak di kenal. Dahi Yuki berkerut, sejurus kemudian mulai menimbang-nimbang kira-kira siapa gerangan yang telah menghubunginya beberapa kali.

21 missedcall

Yuki masih memandangi ponselnya, tak berniat sama sekali menghubungi balik. Biarkan saja pikir gadis itu, kalau memang orang itu butuh toh nanti memanggil lagi. Benar saja, baru ia mau menaruh ponselnya di tas, ponsel itu berkerlip dan menampilkan nomer yang sama. Dengan gerakan cepat ia geser tombol hijau di layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum...."

"Kamu di mana? Ini sudah malam. Cepat pulang."

"Aku..."

"Tunjukan alamatnya biar aku jemput." Suara kak Zumi tampak panik.

"Aku sedang jalan pulang kak, mungkin sebentar lagi sampai rumah."

"Oke hati-hati di jalan." Sambungan telepon di matikan.

Yuki masih memesan taksi online yang mungkin bisa membawanya pulang kembali ke rumah Asher. Lima menit berselang, taksi itu datang, alhamdulillah tidak harus menunggu lama. Sepuluh menit perjalanan karena memang letak rumah Asher dengan tempat Yuki tadi berjalan tidak begitu jauh.

Setelah melakukan pembayaran, gadis itu bergegas turun. Masuk ke rumah dengan perlahan berharap tidak ada yang memergokinya berjalan. Yuki melepaskan sepatu yang seharian menempel di kakinya, lalu menaruh di rak dan perlahan berjalan berjingkat sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara.

Namun, rasanya mustahil bisa lolos mulus ke kamar tanpa harus bertemu dengan penghuni rumah. Sedangkan ia harus terus berjalan ke kamar yang terpaksa melewati ruang tengah satu-satunya akses menuju lantai dua. Di ruang tengah tampak terdengar dua suara yang tengah bercakap dan bercanda.

Yuki melewatinya begitu saja, mengabaikan dua orang tersebut yang tengah asyik bercengkrama. Asher terlihat sangat bahagia, dia tersenyum lepas, senyum yang baru saja pertama Yuki lihat, tapi tentu saja senyum itu bukan untuknya. Sejak sebulan tinggal bersamanya, ia belum pernah melihat Asher tersenyum dan bahkan seceria itu.

"Yuki, sudah pulang?" sapa Zumi menghampiri adiknya, kemudian ia memeluknya dengan sangat erat.

"Aku ke kamar dulu kak, mau mandi, panas," keluh gadis itu jengah. Padahal baru saja hujan suasana agak dingin malam ini tapi yang panas suasana hati Yuki tentunya.

"Oh... oke nanti habis mandi ke sini ya, kita makan bareng. Aku mau ngomong sesuatu."

Yuki mengangguk lalu berjalan ke arah kamar, sekilas sudut matanya melirik Asher yang tengah duduk di sofa, pria itu nampak fokus memandang ke arah layar televisi dan acuh dengan keberadaan Yuki.

Sudah dari setengah jam yang lalu Yuki membersihkan diri, waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan. Bik Ema mengetuk pintu kamar gadis itu dari luar.

"Non... ditunggu Tuan dan Nyonya untuk makan malam." Suara bik Ema tampak nyaring di balik pintu.

"Iya bik sebentar." Yuki terpaksa keluar kamar lagi, bersiap menghadapi mereka berdua, hal yang membuatnya malas setengah mati.

Gadis itu mengayunkan langkah kaki menuruni anak tangga, di ruang makan sudah ada kak Zumi dan Asher yang tengah menunggunya.

"Yuki... ayo makan."

Yuki duduk di samping kak Zumi sengaja agak menjauh dari jangkauan Asher agar tak terlihat langsung oleh nya. Ia terlalu malas bertatap muka dengan pria itu. Kak Zumi terlihat mengisi piring milik Asher terlebih dahulu, lalu milik dirinya. Yuki mengikuti gerak kak Zumi segera mengisi piring untuk dirinya.

Kami makan dalam diam, sampai habis isi piring masing-masing masih hening, suasana ruang makan seperti meja penghakiman.

Ehem....

Asher berdehem, sejurus kemudian pria itu mulai membuka suara.

"Yuki, aku dan Zumi sudah menikah secara siri kemarin," kata pria itu tenang.

Jederr

Yuki tercekat di tempatnya, walaupun kata-kata itu ia sudah tahu tetap saja rasanya sakit kalau di ungkapkan secara langsung di hadapannya. Sebisa mungkin Yuki berusaha tegar di depan nya dan tentu saja ia akan memasang wajah yang menawan dengan senyum yang paling manis.

Walaupun hatinya sakit, gadis itu tidak boleh terlihat cengeng. Yuki tahu, kami tidak saling mencintai tapi dengan adanya ikatan seperti ini jujur ini membuatnya sangat terluka dan detik ini juga gadis itu sangat membenci pria di depannya. Yuki tidak akan pernah mau di madu, otaknya mulai bekerja keras bagaimana caranya mengakhiri hubungan bodoh ini.

Yuki masih diam mematung, hanya tersenyum saja ketika kak Zumi meraih tangannya.

"Jangan khawatir, aku di sini sama sekali tidak ingin merebut posisimu, tapi aku akan membantu agar Asher bisa mencintaimu."

"Kak Zumi tugasku sudah selesai, ku kembalikan lagi padamu. Aku tidak tahu maksud kak Zumi berkata seperti itu apa? Aku sudah memantapkan hatiku untuk bercerai dan akan kembali seperti sedia kala."

Zumi menggeleng... "Jangan pernah lakukan itu."

Yuki semakin tidak mengerti dengan maksud kak Zumi, mana ada wanita yang mau berbagi suami.

Terpopuler

Comments

Sur Yhanie

Sur Yhanie

eh Zumi..otakmu pake donk si Yuki udh dipaksa nikah gara gara elo trs elo malah jadi madunya...eling teu?

2023-11-14

2

Ruryn Amanda

Ruryn Amanda

ndelok wong lanang egois kyk ngunu mundak gregeten q,,pdhl mek moco tok loo tp op oh kok q atiku mlok pnas,,😈

2023-06-17

0

gia nasgia

gia nasgia

Nggak jelas banget dgn Zumi 😡

2023-03-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!