🍃🍃
Sore telah tiba, waktu menunjukkan pukul 4 sore. tampak Azwa tengah memberes-bereskan meja kerjanya dengan sigap. sepertinya gadis cantik itu sudah tak sabar lagi untuk meninggalkan gedung itu. keysha hanya menggeleng pelan, sudah tau kebiasaan temannya tersebut.
"Giliran pulang aja gercep" ledeknya menyunggingkan bibir.
"Ya dong, selagi jarum pendek itu tepat di angka 4 teng, udah waktu kita buat bubar kan" ucapnya seenak jidat
"Ya ya ya," Keysha tak menanggapinya lagi. ia pun juga sibuk untuk membereskan mejanya.
Setiba diluar gedung, tepatnya di teras, langit kelabu nan gelap mengguyurkan hujan yang deras kala sore itu. Azwa, Keysha dan pegawai lainnya hanya terdiam menatap hujan yang tak jua reda-reda. dinginnya begitu menyeruak masuk kedalam permukaan kulit semua orang, kedua tangan saling mengusap lengan dengan posisi menyilang. begitu juga dengan Azwa dan temannya.
"Gimana bisa pulang kalau hujan gini" gerutu Keysha, Azwa tak menanggapi, ia diam sambil berfikir. entah apa yang dipikirkan gadis itu. hingga senyum cerah pun tersungging di bibir manisnya.
"Aha!!.gue baru ingat kalau bawa jas hujan" ucap gadis itu mengacungkan jari telunjuk didepan dadanya. membuat si lawan bicara terkesima padanya.
"Hah? berapaan?" tanya Keysha
"Cuma satu" jawab Azwa menggigit bibirnya. Keysha mencebik kesal sembari memutar bola matanya.
"Kalian disini? pulang bareng yuk, saya bawa mobil" Pak Yoga, si ketua divisi menghampiri mereka dari belakang. spontan mengajak kedua gadis itu pulang bersamanya.
"Eh, tidak usah pak. dia aja nih antar, kasihan" ucap Azwa menunjuk Keysha, membuat Key melotot.
"Kamu?" tanya Yoga
"Saya bawa motor, kebetulan ada jas hujan" jawab Azwa
"Hmm," Yoga mengangguk paham,
"Gimana pak? mau antarin Keysha, gak?" tanya Azwa memastikan, melihat raut wajah itu tampak lesu.
"Kalau tidak bisa ya gak apa-apa, Pak" timpal Keysha, merasakan hal yang sama. ia tau atasannya ini sedikit modus untuk mencuri kesempatan pulang bersama dengan Azwa.
"Yasudah, ayo ke mobil saya" ajaknya
"Eh, eh, serius?" tanya Keysha
"Iya, serius. ayo!" ajaknya kemudian, menarik tangan Keysha.
Azwa hanya tersenyum melihat temannya pulang bersama atasan. jadi dirinya pun tak mesti mikirin orang lain bukan? Azwa pun menyiapkan diri untuk berlari menghadapi guyuran hujan yang menghantamnya, demi bisa mencapai motor yang terletak di parkiran roda dua.
"Bismillah, saatnya mandi hujan, Wa!" gumamnya sendiri, lalu berlari menerjang badai itu. berlari sejauh 15 meter hingga membuat tubuhnya basah kuyup. setiba di parkiran roda dua, ia mendesah kesal menatap bajunya yang basah. dirinya pun mulai kedinginan.
"Shit! dinginnya"
Azwa segera mengenakan jas hujan berwarna pink yang mencolok di tempat itu. banyak mata yang menatapnya, gadis itu beruntung membawa jas hujan di waktu yang tepat.
Sediakan payung sebelum hujan,
Bukannya itu yang harus menjadi pedoman hidup kita dimana pun berada, bukan? jadi Azwa benar-benar gadis beruntung, diantara mereka yang tak memiliki mobil, hanya menghandal motor dan taksi. sialnya, malah tak menyiakan benda gawat darurat itu.
"Semoga kalian beruntung! byeee!!" teriak Azwa kepada semua orang yang menanti redanya hujan, gadis itu melambaikan tangan sembari melajukan motor buntutnya. suaranya yang tenggelam oleh bisingnya hujan, entah dapat didengar oleh mereka atau hanya sayup-sayup saja? padahal Azwa sudah membesarkan volume suaranya.
Masa bodo ah, toh dia sudah melambaikan tangan, dan tidak menyelonong pergi tanpa permisi.
**
Beberapa menit kemudian, gadis itu telah tiba di kediaman sederhana miliknya. hanya rumah bulatan berlantai satu. bukanlah rumah mewah seperti yang diidam-idamkan banyak orang. tapi bagi Azwa dan anggota keluarganya, merasa sangat nyaman tinggal di rumah yang sederhana. begitu juga membuat mereka bersyukur dan tidak berhamburkan uang secara cuma-cuma.
Azwa mengetuk pintu kediamannya yang di kunci, sembari menunggu pintu dibuka, Azwa melepaskan jas hujan di tubuhnya. jas yang basah, membuatnya merasakan dinginnya air itu.
Ceklek,
"Wa, sudah pulang nak?" tanya Mama Ajeng, menatap cemas anak bungsunya. ya, anak bungsu dari dua bersaudara. Azwa memiliki kakak lelaki yang telah menikah dan berpaut lima tahun dengannya.
"Sudah, Ma" Azwa menghampiri Ibunya setelah jas hujan itu ia lipat. tak lupa menyalimi punggung tangan pemilik surga itu.
"Syukurlah kamu bawa jas hujan, Mama sudah cemas juga kalau kamu main hantam tuh hujan" ucap Mama, yang memang sudah tau kelakuan putrinya itu.
"Tadinya gitu mah, gak enak aja sama Keysha yang terkurung. untung ada babang tampan yang mau mengantarnya" seru Azwa, memang berniat untuk menghantam hujan itu tanpa alat lindung sedikit pun. namun karna Keysha-lah yang membuatnya harus menunggu hingga ia teringat bila menyimpan jas di jok motornya.
Mama memutar bola mata, jengah, dengan kelakuan putrinya itu.
"Mandilah, atau demam yang akan menghantammu" Mama terkekeh,
"Hah Mama! demam gak berani hantam balek, aku kan kebal" ucapnya bangga.
"Ma, Tante Sekar sudah mandi?" tanya Azwa, hatinya mengiba mengingat wanita yang sudah seperti ibu kandungnya sendiri itu.
"Mau mama mandikan, itu lagi nunggu air hangat" jawab Mama Ajeng menunjuk ke arah dapur.
"Azwa mandikan?" tanya Azwa, dirinya sudah biasa memandikan wanita itu, disaat mamanya masih sibuk membuat cake pesanan orang, yang diantarkan langsung oleh Abang Grab.
"Tidak usah, Mama lagi gak sibuk. kamu urus aja dirimu, entar demam lagi"
"Baik, Ma"
🍃🍃
Like
Koment
Vote
Hadiah
😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Yuni Wati
mulai suka
2021-08-02
5
Sri Wulandari
bagus kak cerita nya
2021-07-10
0
🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻
Semangat ya cece 💪💪, next....
2021-06-08
0