2. Terlambat lagi

🍃🍃

Azwa kembali menghampiri motor buntutnya, menaiki kendaraan itu sembari mengengkol tangkai panjang yang berada didekat roda. Maklum saja, motor matic bin buntut itu sudah terlalu tua bila harus bekerja mengantar Tuannya kemana pun pergi.

"Jeng, sepertinya kalian harus membelikan Azwa sepeda motor lagi" saran Tante Sekar.

"Ah, tidak perlu, Kar. dia juga enteng aja tuh gak ada ngeluh soal motornya" sanggah Mama Ajeng.

"Iya, tapi beliin aja. kasihan tuh tiap mau bawa motor harus diengkol dulu" Tante Sekar tampak prihatin.

"Tidaklah, Kar. toh kami tidak punya apa-apa untuk membelikan barang mahal gitu" tukas Mama Ajeng.

"Kenapa kamu ngomong gitu? uang dari restaurant kan ada,"

"Iya, tapi itu milik kamu kan? kami hanya mengelolanya"

"Ya ampun Jeng, itu sudah milik kalian. toh aku memberikan harta warisan Mas Gilang untuk kalian. sedang aku sendiri sudah tidak bisa apa-apa lagi. kamu lihat kakiku sudah tidak ada, keduanya diamputasi dan kedua tanganku juga tak berfungsi. Maka dari itu, kalianlah yang cocok untuk mendapatkan warisan ini. kamu tau kan, aku sebatang kara sejak menikah dengan Mas Gilang, keluarga Mas Gilang juga tidak merestui kami, hiks hiks hiks"

"Kar, maaf, jangan nangis lagi. aku tau ini pahit buat kamu. Usaha kalian akan jatuh pada tangan yang semestinya nanti" Mama Ajeng memeluk tubuh tak berdaya itu, kehidupan pahit mulai merasukinya kembali tanpa anak dan suami yang ia impikan. Mama Ajeng merasa iba melihat keadaan sahabatnya, tubuh yang terbujur kaku di kursi roda dan ranjang.

"Maksud kamu?" Tante Sekar melepas pelukan sahabatnya, ia menelaah ucapan dari orang yang merawatnya dengan baik dan sabar.

"Tidak apa-apa, aku berharap Allah memberikan mukjizatnya kepada kita" ucap Mama Ajeng kepada sahabatnya, menatap langit dengan wajah yang sedu berharap keajaiban dari sang pencipta.

"Aku berharap Azwar anakmu masih hidup dan akan kembali" batin Mama Ajeng.

"Ayo makan lagi, Kar. kamu harus sehat toh" ucap Mama Ajeng kemudian, setelah drama pelukan terjadi. Tante Sekar mengangguk, mulutnya kembali menerima suapan dari sang sahabat.

"Terimakasih ya, Jeng. kamu sudah mau merawat aku dengan baik. aku gak tau harus bagaimana lagi untuk membayar ini semua. seharusnya kalian membiarkan aku mati saja waktu itu" wajah itu kembali sedu, menatap dirinya yang tak berguna. hingga air mata kembali menetes membasahi pelupuk mata wanita parubaya itu.

"Sssttt!! tidak ada gunanya kamu menangis, seharusnya kamu masih bersyukur bisa melihat dunia ini. ada kami yang begitu menyayangimu" ucap Mama Ajeng, memeluk kembali tubuh itu.

Setelah ditenangkan, sarapan pagi pun berlanjut. sudah cukup lama berada dibawah terik matahari untuk menjemurkan tubuh itu, mereka kembali masuk ke dalam rumah.

**

Azwa telah tiba di Perusahaan tempat ia bekerja. berlari terbirit-birit menuju ruang kerja sembari menatap jam yang sudah pukul 07.35. sial sekali gadis itu terlambat, berharap ketua devisi belum tiba di ruangannya. Apalagi berpapasan dengan Direktur disaat waktu bersamaan, bisa berabe nasib gadis itu.

"Hah syukur, akhirnya sampai juga" gumamnya, menjatuhkan tubuh diatas kursi dengan kasar, hingga menimbulkan suara yang menjadi pusat perhatian rekan kerjanya yang mulai sibuk.

"Hehe, sorry kakak-kakak, reflek" ucapnya terkekeh. kemudian ia merapikan tatanan rambutnya yang sedikit berantakan, menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk mengatur nafas yang tersendat di paru-paru.

"Telat lagi? dasar!" ucap rekan kerjanya yang duduk tepat di samping gadis itu.

"Begitulah, kesiangan. sialnya gue mimpi itu lagi" Azwa memutar bola matanya, merasa jengah memikirkan mimpi itu.

"Gileee..... udah keberapa ribu lo mimpi begituan," gerutu temannya

"Entahlah, gue lupa. minta air minum lo dong, haus gue" pintanya, menatap botol air yang terletak diatas meja temannya.

"Lain kali bawa minum dari rumah. toh lo bisa ke pantri noh" ucap temannya menunjuk pantri dengan dagunya.

"Gak ada waktu untuk kesana" Azwa menggeleng, meneguk air minum milik temannya.

"Thanks, kuy kerja"

Azwa pun kembali bekerja yang sudah ia tekuni selama dua tahun ini. Gadis itu sangat pintar dan giat walaupun sering telat dan bersikap barbar. Namun tetap berprofesional dalam urusan tanggung jawab pekerjaan.

"Hai, Wa" sapa seseorang, Azwa mendongak menatap pria yang menegurnya, yang tak lain ialah Ketua Divisi bagiannya.

"Eh, Hai Pak" balas sapa gadis itu.

"Ini ada cappucino untukmu, minumlah. pasti capek berlari, bukan?" ucapnya menaruh segelas cappucino diatas meja Azwa.

"Eh, i-iya, Pak. maaf" Azwa menunduk takut

"Saya sudah biasa melihat kamu telat, asal jangan berpapasan dengan Direktur" ucapnya

"Hehe, iya" Azwa mengambil gelas itu, menyesap Cappucino yang tampak menggoda.

"Ehem-ehem!"

🍃🍃

LIKE

KOMENT

VOTE

HADIAH

😉😉

Terpopuler

Comments

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Semangat cece 💪💪, next....

2021-06-07

0

Norma

Norma

sukses terus dek 💪

2021-06-07

0

lihat semua
Episodes
1 1. Mimpi kembali
2 2. Terlambat lagi
3 3. Dua gadis barbar
4 4. Menghantam hujan
5 5. Ratu telat
6 6. Gelang?
7 7. Kedatangan kakak
8 8. Ragu, bimbang
9 9. Mengajukan Resign
10 10. Perpisahan Mengharu
11 11. Kota P
12 12. Perjalanan panjang
13 13. Cari kost-an
14 14. Rencana berbelanja
15 15. Pasar Kota
16 16. Rencana misi
17 17. Berkeliling kota
18 18. Pencarian
19 19. Misi berhasil
20 20. Mencari alamat
21 21. Azwar Anugerah
22 22. Melalui sosmed
23 23. Mall
24 24. Membuka jati dirinya
25 25. Mengejarnya
26 26. Bahagia di pagi hari
27 27. Rencana bekerja
28 28. Bertamu
29 29. Menjelaskan
30 30. Bertemu tanpa sengaja
31 31. Bioskop
32 32. Three-Date
33 33. Senyum sendiri
34 34. Bekerja
35 35. Ingin bertanya
36 36. Badut
37 37. Fakta diri
38 38. First kiss
39 39. Obrolan Ibu anak
40 40. Perasaan tak enak
41 41. Putus
42 42. Tiga hari!
43 43. Dilabrak
44 44. Kenalan baru
45 45. Akan bertemu
46 46. Melamar
47 47. Ke Jakarta
48 48. Bertemu Mama
49 49. Flashback 1
50 50. Flashback 2
51 51. Flashback 3
52 52. Hari haru bahagia
53 53. Bercerita
54 54. Sedikit curiga
55 55. Semendadak ini?
56 56. Menikah
57 57. Berkolaburasi
58 58. Penyerahan
59 59. TAMAT
60 Plis, Baca ini!
61 PEMUAS BIRAHI PRIA KESEPIAN (Promo Karya di Noveltoon)
62 PROMO JONES, DIPAKSA JATUH CINTA
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1. Mimpi kembali
2
2. Terlambat lagi
3
3. Dua gadis barbar
4
4. Menghantam hujan
5
5. Ratu telat
6
6. Gelang?
7
7. Kedatangan kakak
8
8. Ragu, bimbang
9
9. Mengajukan Resign
10
10. Perpisahan Mengharu
11
11. Kota P
12
12. Perjalanan panjang
13
13. Cari kost-an
14
14. Rencana berbelanja
15
15. Pasar Kota
16
16. Rencana misi
17
17. Berkeliling kota
18
18. Pencarian
19
19. Misi berhasil
20
20. Mencari alamat
21
21. Azwar Anugerah
22
22. Melalui sosmed
23
23. Mall
24
24. Membuka jati dirinya
25
25. Mengejarnya
26
26. Bahagia di pagi hari
27
27. Rencana bekerja
28
28. Bertamu
29
29. Menjelaskan
30
30. Bertemu tanpa sengaja
31
31. Bioskop
32
32. Three-Date
33
33. Senyum sendiri
34
34. Bekerja
35
35. Ingin bertanya
36
36. Badut
37
37. Fakta diri
38
38. First kiss
39
39. Obrolan Ibu anak
40
40. Perasaan tak enak
41
41. Putus
42
42. Tiga hari!
43
43. Dilabrak
44
44. Kenalan baru
45
45. Akan bertemu
46
46. Melamar
47
47. Ke Jakarta
48
48. Bertemu Mama
49
49. Flashback 1
50
50. Flashback 2
51
51. Flashback 3
52
52. Hari haru bahagia
53
53. Bercerita
54
54. Sedikit curiga
55
55. Semendadak ini?
56
56. Menikah
57
57. Berkolaburasi
58
58. Penyerahan
59
59. TAMAT
60
Plis, Baca ini!
61
PEMUAS BIRAHI PRIA KESEPIAN (Promo Karya di Noveltoon)
62
PROMO JONES, DIPAKSA JATUH CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!