Pria Misterius

Di kamar pribadinya. pria itu membaringkan tubuh Yura dengan hati-hati.

Ditatapnya Yura dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan tatapan yang kembali sendu. tanpa ia sadari air mata nya menetes melihat kondisi Yura yang saat ini terbaring lemah.

ia kemudian menghubungi dokter pribadi keluarga nya untuk datang dan memeriksa kondisi Yura. tak lupa pula ia secara khusus menyewa seorang perawat untuk menjaga Yura.

setelah itu ia menyelimuti tubuh Yura dan mengusap rambut Yura dengan begitu lembut.

"Tunggulah.., akan kuberi mereka pelajaran yang setimpal!" ucap nya setengah berbisik di telinga Yura kemudian berlalu pergi

.

.

.

Kini Anton, Toni dan Dimas sedang menunggu tuan mereka di ruangannya.

keringat dingin seketika membasahi pelipis mereka saat sang tuan memasuki ruangan.

Mereka sontak menundukkan pandangan nya tak berani menatap mata tuannya.

Saat melihat Anton dan Toni. Pria yang dipanggil tuan tersebut mengambil sebuah pisau kecil dan langsung menyayat wajah mereka secara bergantian.

Pria itu terlihat tersenyum saat ke dua anak buahnya meringis kesakitan

"Ampun tuan.., kami tidak akan berani melakukan itu lagi kepada tawanan kita!" ucap Anton memohon sambil bertekuk lutut

"Apa kalian juga melakukan hal yang sama saat Yura memohon untuk di lepaskan kepada kalian, Hem?"

Pria itu kembali menancapkan pisau di tangan kanan Anton.

Anton berteriak sekencang-kencangnya menahan sakit dengan air mata yang mengalir

Toni dan Dimas hanya mampu menelan ludah melihat salah seorang dari mereka kini hampir meregang nyawa.

Sungguh manusia berhati batu tuan nya itu.

"Toni.., sekarang kau tembak kepala Anton lalu setelah itu kau bunuh diri! maka dengan begitu aku akan memaafkan dan melepaskan istri dan anak-anak kalian."

Anton dan Toni menjadi semakin kalut saat tuan mereka membawa-bawa nama istri dan anak-anak mereka.

"Kami mohon tuan jangan libatkan istri dan anak-anak kami! mereka tidak tahu apa-apa!" ucap Toni dengan suara yang sudah tercekat di tenggorokan membayangkan seluruh keluarga nya dibantai oleh tuannya itu.

"aku tidak akan mengusik keluarga kalian jika kalian bersedia mati dengan suka rela sebagai ganti nya" ucap pria itu enteng

"baiklah tuan.. saya akan menuruti perintah tuan. terima kasih atas kebaikan hati tuan." bersamaan dengan itu Toni menembak Anton yang memang sudah memberi isyarat dan pasrah lalu kemudian menembak diri nya sendiri.

Jangan tanyakan bagaimana reaksi Dimas saat ini. Sekujur tubuhnya mematung menyaksikan ke dua nyawa hilang seketika di depan matanya dengan suka rela.

Ia tidak pernah melihat sang majikan berbuat se keji itu sebelum nya.

"Apa hubungan sang majikan dengan gadis tawanan mereka itu"? pertanyaan tersebut kini bersarang di kepala Dimas

"Bagaimana Dimas, kira-kira hukuman seperti apa yang harus kau terima dariku?"

Dimas sudah tak mampu lagi berkata-kata.

"Apakah ini akhir dari hidupku?" batin Dimas.

Melihat sekertaris nya itu yang kini pucat Pasih dengan keringat dingin bercucuran membuat pria itu seketika tertawa lepas.

"hahahaha..., kamu tidak perlu se takut itu Dimas! Saya tidak akan membunuhmu. terima kasih karena kamu bisa mencegah samp*** seperti mereka menodai Yura"

"Bagaimana tuan bisa tahu apa yang terjadi?"

"Dimas.., Dimas.., saya memeriksa rekaman cctv di ruangan itu".

"Sekali lagi terima kasih telah menyelamatkan Yura"!

"Sama-sama Tuan..., oh ya dari mana tuan tau nama gadis itu padahal saya belum memberikan identitas nya kepada tuan?"

"haha.., kamu tidak perlu tahu tentang itu! tugasmu sekarang adalah memperketat penjagaan dan mengatasi para polisi jika mereka mencurigai kita nanti nya!"

"Baik tuan"

"pergi lah!"

.

.

.

Pak Muchsin kini telah berada di Indonesia. Ia langsung menghubungi polisi perihal penculikan putri nya, namun pihak kepolisian untuk sementara hanya menerima laporan tersebut tanpa melakukan tindakan sebelum satu kali dua puluh empat jam.

Tak mau menunggu lama, pak Muchsin pun bertindak sendiri dengan mengerahkan semua orang kepercayaan nya dan menyewa detektif handal untuk mencari keberadaan Yura.

Adnan yang mendapat kabar penculikan Yura juga ikut membantu.

Andan kini telah berada di ruang kontrol cctv bandara.

Setelah beberapa waktu mengamati cctv pada saat kedatangan Yura dan memeriksa cctv di bagian luar bandara, terlihat Yura yang sedang memasuki taksi meninggalkan bandara.

Segera mungkin Adnan dan beberapa orang kepercayaannya pun mencatat dan melacak plat nomor kendaraan yang dipakai taksi tersebut.

sayang, usaha mereka menemui jalan buntu. plat nomor yang dipakai taksi tersebut adalah plat nomor palsu.

terlebih lagi saat mereka mengamati pergerakan taksi yang membawa Yura tersebut melalui cctv di kepolisian Satlantas yang berada di titik-titik jalan raya yang mereka hack dan taksi itu memasuki sebuah lorong bawah tanah tanpa terlihat keluar semakin membuat Adnan frustasi.

"Ah... mana mungkin ia melewati jalur bawah tanah tanpa keluar kembali setelahnya". ucap Adnan

"Maaf pak, bisa jadi mereka saat memasuki lorong sempat mengganti plat nomor kendaraan nya sehingga tidak dapat dilacak." jawab salah satu orang kepercayaan Andan

"Melihat dari cara mereka bekerja tanpa meninggalkan jejak, berarti mereka adalah seorang profesional". ujar seorang detektif sewaan Adnan.

"Kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan Yura. sekecil apa pun perkembangan nya tolong hubungi saya" pinta Adnan dengan nada sedikit memohon

"jangan khawatir pak, kami akan berusaha sebaik mungkin" jawab mereka serentak.

.

.

.

*************************

Bersambung

Terpopuler

Comments

ciby😘

ciby😘

hemmm...mampuss kau😡😡😡😡

2021-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!