Diculik

Yura telah mempersiapkan segala keperluan nya untuk kembali ke Indonesia. ini adalah kali pertama ia menginjakkan kaki ke tanah air setelah menetap di Singapura beberapa tahun lalu.

Jesica kecil yang beberapa waktu ini irit bicara kepada kakaknya itu, akhirnya tak mampu menahan tangis saat mengantar kakak kesayangannya ke bandara.

Kali ini Yura memilih untuk pergi seorang diri saat pak Muchsin menawarkan diri untuk ikut mengantarkan nya. kata nya ini adalah kesempatan nya untuk belajar mandiri.

Yura tiba di Indonesia hampir tengah hari. Saat Yura keluar dari bandara, ia tidak melihat mobil jemputan dan orang suruhan papa nya di sana.

Setelah hampir tiga puluh menit menunggu, Yura memutuskan untuk naik taksi menuju ke kediaman keluarga Anderson yang lama.

Saat berada di dalam taksi yang ia tumpangi, Yura mengambil sebuah botol air mineral yang menurut sang sopir taksi memang disiapkan khusus untuk penumpang nya sebagai bentuk keramahan dalam pelayanan jasa nya dan meminumnya hingga tandas.

terlihat sang supir taksi tersenyum ke arah Yura saat itu. Tak ada kecurigaan sama sekali dipikirkan Yura hingga ia merasa kepalanya sedikit terasa berat dan mulai mengantuk.

Yura berusaha sekuat mungkin untuk tetap terjaga. supir taksi tersebut kemudian mengaktifkan audio mobil nya dan terdengar berita kriminal tentang penculikan dan pemerasan yang marak terjadi saat ini.

Yura semakin tertunduk dan perlahan kehilangan kesadaran nya.

Sopir taksi tersebut terlihat tersenyum penuh kemenangan. ia berhasil mendapatkan mangsa yang sangat cantik dan kaya menurut nya.

"haha bos akan sangat senang" ucap sang sopir taksi dengan senyum seringai nya.

Taksi yang membawa Yura kini memasuki sebuah rumah besar yang tampak dipenuhi dengan penjagaan yang cukup ketat di dalam nya.

.

.

.

Sementara di Singapura, pak Muchsin tampak panik saat mendapat telepon dari orang suruhan nya yang mengatakan bahwa mereka tidak menemukan nona muda di bandara meski telah mencari hingga puluhan kali.

Pak Muchsin semakin panik saat berusaha menghubungi Yura namun nomor telepon sang putri tercinta tak kunjung aktif.

Tak menyerah sampai disitu, pak Muchsin kembali menghubungi nomor telepon rumah nya yang berada di Indonesia, namun penjaga rumah mengatakan bahwa nona muda belum tiba hingga saat ini.

Padahal jarak tempuh dari bandara ke rumah keluarga Anderson hanya butuh waktu tiga puluh menit kurang lebih.

"Pokoknya saya tidak mau tahu, kalian harus menemukan nona muda secepatnya jika kalian masih ingin bekerja dengan saya!" tegas pak Muchsin.

Setelah mengakhiri panggilan nya, pak Muchsin terlihat kembali menghubungi seseorang

"Assalamualaikum nak Adnan"

"waalaikum salam warahmatullahi wabaratu pak, apa Yura telah tiba pak? tanya Adnan antusias

Pak Muchsin tidak menjawab pertanyaan Adnan. ia justru terdengar panik

"ah.., ehmm..,begini nak Adnan"

"bicara yang jelas pak! Apa yang terjadi dengan Yura? Jangan membuat saya khawatir pak!"

"Sepertinya Yura diculik nak"lirih pak Muchsin. ia sudah mulai berkaca-kaca di sana.

"Pak Muchsin jangan bercanda, itu tidak lucu!" tegas Adnan

"saya tidak mungkin bermain-main dengan nyawa anak saya sendiri"

Deg

Kata-kata itu sukses membuat Adnan tersungkur ke lantai. ia tidak percaya dengan yang barusan ia dengar

"innalilahi"

Adnan memutuskan panggilannya secara sepihak. ia berusaha mencerna setiap kata yang diucapkan pak Muchsin pada nya.

perasaan Adnan begitu kacau saat ini. Antara tak percaya, bingung dan juga sedih.

.

.

.

Yura perlahan mulai membuka matanya. ia sekarang berada di sebuah ruangan yang mirip ruang bawah tanah dengan kondisi tangan dan kaki yang terikat di sebuah kursi dengan mulut yang dilakban.

Yura berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri namun sia-sia. Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang menghampiri ruangan tersebut. Yura seketika dilanda rasa takut yang luar biasa

tiga orang pria terlihat memasuki ruangan tempat Yura di sekap. salah seorang diantaranya tampak rapih dengan stelan khas orang kantoran. sementara sisanya berpenampilan seperti preman dan berwajah sangar.

"Dia sangat cantik. Tuan pasti senang kali ini." ucap seseorang yang dengan stelan kantoran tersebut kemudian disambung gelak tawa oleh kedua penjahat lainnya.

"Tapi bos, seperti nya dia bukan orang sini. kami mendapati paspor dan beberapa berkas-berkas penting dari kopernya."

"Bawa semua barangnya ke ruangan saya. nanti saya yang akan mengurus itu! Kalian berdua jaga dia baik-baik, jangan sampai kalian menyentuhnya sebelum tuan kita datang. Aku harus menghubungi tuan dulu!"

"Baik bos".

Setelah seorang yang di panggil bos itu meninggalkan ruangan tersebut. kedua anak buahnya tampak memandangi Yura dengan tatapan lapar.

Salah seorang di antara mereka mendekat. Yura semakin ketakutan dan terus menangis disana

"jangan menangis dong sayang. nanti cantiknya luntur, hahaha"

mereka kemudian membuka lakban yang sedari tadi membekap mulut Yura.

"Tolong.., lepaskan saya. saya tidak punya salah sama kalian". ucap Yura disela tangisnya

"hahaha kamu tentu nya punya kesalahan, kesalahan yang besar. siapa suruh kamu itu sangat cantik dan kaya. kami tidak mungkin melepaskan mangsa empuk seperti dirimu sayang."

Yura terus memohon kepada mereka berdua untuk dilepaskan. Namun bukannya iba mereka justru semakin menjadi-jadi.

"Diam!"

Prak

satu tamparan berhasil melayang ke wajah Yura yang seketika membuat wajah putihnya memerah dan bengkak.

"itu balasan karena kamu terlalu banyak bicara cantik" ucap salah seorang dari mereka yang tiba-tiba membisikkan sesuatu ke temannya yang lain.

"ok, aku setuju". jawab temannya itu setelah di bisik

Mereka kemudian semakin mendekat ke arah Yura dan salah seorang dari mereka kemudian membelai pipi Yura yang memerah.

Sontak Yura meludahi orang tersebut.

mendapat perlakuan demikian dari Yura membuat orang tersebut kembali menampar pipi Yura sebelahnya.

kini terlihat ada darah segar yang mengalir di sudut bibir Yura yang semakin membuatnya menangis.

Tak puas dengan semua itu, mereka kemudian membuka ikatan tangan dan kaki Yura. refleks Yura mencoba berdiri dan berlari ke arah pintu. namun sayang pintu tersebut terkunci.

Mereka semakin mendekat dan salah seorang dari mereka kembali melancarkan aksi nya. ia menarik paksa kerah baju Yura sehingga dua buah kancing depan baju Yura terbuka.

Dengan tenaga yang masih tersisa Yura berusaha menutupi bagian atas dadanya yang mulai terlihat dengan sebelah tangannya dan sebelahnya lagi meraih kursi yang di duduki nya tadi dan melemparkannya ke arah mereka.

"Jangan galak-galak dong sayang! kami hanya ingin memberimu kenikmatan saja. jadi jangan memberontak dong cantik" ucapnya dengan seringai liciknya.

Kini kedua orang tersebut telah dikuasai oleh nafsu setan. mereka tak lagi mengindahkan peringatan dan perintah dari bosnya.

"Ampun... kumohon jangan menyentuh ku, aku mohon pada kalian".

itu adalah kalimat terakhir yang Yura katakan kepada mereka sebelum ia kehilangan kesadaran nya

.

.

.

**************************

Bersambung

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Yura kalau semoat di perkosa baru dapat sama adnan berarti itu nasib adnanlah siapa suruh sok jual mahal udah tau rindu ketemu bukannya ngomong baik2 dan jelaskan baik2 malah ngasih jawaban seolah2 dia udah nikah rasainlah dapat bekas nanti

2022-01-25

0

ciby😘

ciby😘

thorr...jangan ampek diperkosa deh...aku gk rela

2021-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!