🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Assalamualaikum warahmatullahi wabaratu
"Bagaimana kabarmu dek?"
kalimat pertama yang selalu kakak ingin tanyakan padamu selama sebelas tahun terakhir ini.
Waktu yang tidak lah singkat bagi kakak lantaran rasa bersalah yang terus menyiksa hati kakak
ingat..,
saat kita berjanji akan bernyanyi bersama?
*Kakak pada akhirnya tak bisa menepati nya k*arena harus menghadiri pernikahan saudara kakak dan umi kakak sakit setelah nya.
Mungkin terdengar seperti sebuah alasan,
namun kakak merasa perlu memberitahukan kebenaran itu padamu. meski sudah sangat terlambat.
Maaf
atas segala waktu yang sulit yang kamu alami karena kakak
Kakak bukan lah pribadi yang pandai merangkai kata dengan baik
namun kakak berharap, kau mau memaafkan kakak.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Malam berhiaskan jutaan bintang yang tampak indah di langit Queenstown sepertinya tak dapat menghibur hati Yura. Ada kegundahan yang mendalam yang ia rasakan setelah membaca surat dari Adnan.
Akhirnya semua terkuak. Alasan dibalik ketidak hadiran Adnan waktu itu.
Bukan karena Adnan sengaja meninggalkan nya atau tak perduli lagi padanya. tetapi karena memang keadaan lah yang membuat mereka tak bisa bertemu hingga harus membutuhkan waktu sampai mereka tumbuh dewasa.
"Apa kesedihanku selama ini telah menumbuhkan kebencianku kepada kak Adnan? betapa bodohnya aku".lirih Yura
.
.
.
Pak Muchsin tengah berada di kantornya sambil menunggu Yura. Hari ini pak Muchsin meminta putrinya untuk membawakan makan siang untuk nya.
"Selamat siang pa" sapa Yura saat membuka pintu ruang kerja papa nya
"Assalamualaikum nak. ucapkan itu terlebih dahulu mulai sekarang yah!" pinta Muchsin lembut
Saat mulai mengenal sosok Adnan, pak Muchsin sedikit demi sedikit berupaya untuk memperbaiki diri. ia sadar selama ini ia sangat jauh dari kata taat. Bahkan sebagai seorang papa, ia tak pernah mengajarkan ilmu agama kepada istri dan kedua putrinya.
"ia baik Pa. Assalamualaikum" ucap Yura sedikit kaku karena belum terbiasa.
"waalaikum salam nak. mari duduk kita makan siang bersama! Kamu belum makan siang kan sayang?"
"ia pa belum".
Mereka menikmati makan siang bersama. setelah selesai menikmati makan siangnya pak Muchsin kembali mengucapkan hamdalah.
Yura melihat perubahan sikap papa nya merasa heran. sejak kapan papa nya itu mulai menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan keseharian nya?
"Tidak perlu merasa heran nak! Papa sadar selama ini papa sangat jauh dari sang pencipta. papa bahkan tidak pernah mengajarkan ke kalian ilmu agama. papa merasa menyesal nak"
"papa ga boleh bilang begitu! papa adalah orang tua terbaik sedunia"
pak Muchsin tampak tersenyum, namun itu tak sepenuhnya mampu menghibur hati nya. ia sudah bertekad akan memperdalam ilmu agama dengan belajar dari seorang ustadz agar nantinya ia juga mampu membimbing keluarga nya.
"Pa.., papa. Papa manggil Yura ke kantor emang ada apa pa?" tanya Yura yang sukses membuyarkan lamunan pak Muchsin.
"Astagfirullah papa sampai lupa. begini nak, papa mau perusahaan kita yang di Indonesia kamu yang memimpin mulai sekarang". ucap pak Muchsin mantap
"apa? engga pa, Yura belum tahu apa-apa tentang memimpin sebuah perusahaan. lagi pula Yura tidak pantas untuk itu Pa. Semua itu seharusnya menjadi milik Jesi"
Yura sadar betul siapa dirinya. Ia bukanlah anak kandung dari keluarga ini. ia merasa tak punya hak untuk menjalankan amanah besar ini.
"Kata siapa kau tidak pantas? kamu adalah anak papa dan mama. Kamu adalah bagian dari keluarga Anderson, jadi kamu punya hak yang sama dengan Jesi". tutur pak Muchsin panjang lebar.
"tapi Pa"
"Papa tidak mau terima alasan seperti itu lagi! papa akan meminta wakil papa disana untuk mengirimkan dokumen-dukumen perusahaan untuk kamu pelajari".
"baik pa. tapi beri Yura waktu untuk menyesuaikan diri!"
"ia nak, kau pasti bisa".
.
.
.
Adnan tampak mondar mandir di apartemen miliknya. sudah dua Minggu sejak ia menuliskan surat kepada Yura, tapi belum ada balasan sama sekali.
"Apa dia sudah baca atau belum yah? kalau sudah, kok dia belum ngehubungin aku. nomor telepon ku kan ada sama papa nya. atau mungkin dia belum mau memaafkan ku?"
Semakin hari Adnan semakin uring-uringan. ia bahkan hampir terbang ke Singapura hanya untuk memastikan Yura membaca surat nya atau tidak.
Hingga pak Muchsin menghubungi Adnan bahwa untuk bisnis dan kerja sama perusahaan mereka mulai sekarang akan di handle oleh Yura.
Tentu semua itu adalah berita gembira bagi Adnan. otomatis Yura akan segera ke Indonesia untuk mengurusi cabang perusahaan papa nya itu.
.
.
.
**************************
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ciby😘
hem...jadi bisa ketemu lagi 🥰🥰🥰
2021-11-25
0