Sempurna

Adnan yang masih berada di kediaman keluarga Anderson sedang bergelut dengan laptop nya, apa lagi kalau bukan persoalan pekerjaan.

Namun sepertinya kali ini Adnan terlihat kurang fokus. pikirannya masih terbang melayang entah kemana. Karena merasa tak bisa lagi fokus, Adnan memilih menghubungi sekretaris nya dan menyuruh Unni menyelesaikan pekerjaan nya itu.

"Selesaikan sisanya, lalu kirimkan kembali setelah selesai kepada saya via email!" titah Adnan

"Baik pak, akan segera saya kerjakan" ucap Unni

Adnan mematikan laptop nya dan segera meletakkan nya di atas nakas. ia membaringkan tubuhnya di atas kasur king size dan menatap langit-langit kamarnya membayangkan betapa bahagianya dulu saat ia dan Yura bercanda gurau bersama. senyumnya seketika mengembang mengingat masa itu.

Adnan tersadar dari lamunannya mendengar suara alarm berbunyi dari handphone nya. Ternyata sudah masuk waktu ashar, ia sengaja memasang alarm karena ia tahu pasti selama di Queenstown pasti akan sulit mendengar suara adzan berkumandang.

ia bergegas mengambil wudhu dan menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.

Saat Adnan khusyuk dengan shalat nya, pak Muchsin pun mengetok pintu kamar Adnan namun tidak ada jawaban. ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar yang memang tidak terkunci itu.

niat hati hendak mengajak Adnan untuk bepergian menikmati keindahan kota Queenstown bersama dengan keluarganya pun ia tunda sementara.

Pak Muchsin begitu terenyuh melihat pemandangan langka di hadapannya.

"Sangat jarang ada seorang pemuda seusia Adnan yang masih mengingat untuk menunaikan kewajiban nya untuk beribadah" Batin pak Muchsin. " Termasuk diriku sendiri yang sudah hampir setengah abad ini".

Muchsin kemudian memilih untuk menunggu Adnan menyelesaikan ibadah nya. Sedangkan di bawah semua orang telah menunggu nya, termasuk Yura.

"Papa sama temennya itu lama deh" gerutu Yura

" Sabar bentar dong sayang, ga baik ngomel-ngomel gitu!" ucap Maharani

Sebenarnya Yura sedang tidak mood untuk jalan-jalan, apa lagi harus bersama dengan orang asing. Andaikan bukan permintaan dari sang Papa yang katanya tidak enak sama tamu yang ia undang sendiri, Yura ogah untuk ikut.

Setelah beberapa menit menunggu, gawai Yura berbunyi. ternyata telpon dari kampus yang mengharuskan Yura untuk ke sana sekarang juga.

"Maaf Ma Yura mesti pergi sekarang, udah ditunggu soalnya" sambil berlalu meninggalkan mama dan adiknya yang masih setia menunggu.

"Eh.. mau ke mana buru-buru sayang?" tanya Maharani sedikit berteriak

"Mau ke kampus Ma, dosen Yura nelpon. Mama sama yang lain jalan-jalan aja duluan, nanti Yura nyusul kok"

"Hati-hati sayang"

Tak lama berselang, Pak Muchsin dan Adnan pun datang. Maharani dan Jessica kecil menatap Adnan dengan tatapan berbinar.

"Nak Adnan tampan sekali" puji Maharani

"He emmm" sambung Jesica dengan anggukan kepala.

"Terus papa ga ganteng nih? ucap pak Muchsin cemberut

"Engga..., udah tua" jawab Maharani yang membuat semua nya tertawa

Pak Muchsin hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan istri nya. Ditambah Adnan juga seperti sedang menahan tawa membuat pak Muchsin semakin kesal.

Adnan yang sedari tadi tak melihat Yura memberanikan diri untuk bertanya

"Putri sulung pak Muchsin dimana? bukannya tadi kita semua akan pergi bersama".

"Oh Yura, tiba-tiba saja dapat telpon penting dari kampusnya makanya buru-buru. nanti dia menyusul kita setelah urusannya selesai." ujar Maharani

Padahal Adnan sudah berpenampilan semenarik mungkin. Berharap Yura akan terpesona dengan penampilannya saat mereka bertemu kembali setelah sekian lama. Namun zong.., semua tak sesuai ekspektasi.

"Udah keren begini, eh ternyata dia sudah pergi duluan, hufffff" gerutu Adnan dalam hati.

"Ayo berangkat nanti ke sore an"! Ucap Maharani

Mereka berempat masuk ke dalam mobil mewah milik Muchsin. Khusus untuk tamu spesial nya, pak Muchsin yang kali ini jadi driver, hehe. Adnan duduk di depan sementara nyonya Anderson dan Jesica kecil duduk di jok belakang.

Sekilas tampak seperti jalan-jalan sebuah keluarga pada umumnya. mereka menikmati perjalanan sambil sesekali bercanda gurau. sudah tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Adnan kini Benar-benar telah berbaur dengan keluarga tersebut. Ditambah celotehan Jesica kecil membuat perjalan mereka begitu menyenangkan.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, tibalah mereka di The Southern Ridges. Southern Ridges sendiri adalah sebuah jalur lintas alam yang dimana terdapat jembatan yang membentang sejauh 10 km yang menghubungkan sejumlah jalur yang memungkinkan wisatawan berkeliling diantara pepohonan dan mengamati berbagai flora dan fauna di habitat alami mereka.

"Masya Allah..., sungguh pemandangan yang begitu indah". ucap Adnan penuh kekaguman.

Setelah puas berkeliling menikmati indahnya alam. Mereka kemudian menuju ke tujuan ke dua yaitu The National University of Singapore (NUS) . Tidak Afdol rasanya jika selama di Singapura tidak mengunjungi pusat pendidikan tinggi terkemuka di Asia itu.

Di perjalanan, mereka sempat singgah di salah satu resto untuk mengisi perut. Tak lupa untuk membeli es cream coklat kesukaan Jesica.

Tidak ada rasa lelah di wajah gadis kecil itu. ia bahkan tidak segan untuk digandeng oleh Adnan

"tuh anak tumben antusias jalan-jalannya. Biasanya baru sebentar aja udah capek dan merengek minta pulang" ujar Maharani yang terheran-heran melihat tingkah anaknya itu

"haha pasti semangat lah sayang, kan bareng sama cowok ganteng".

"hehehe, ia juga yah.. mama aja semangat karena ada nak Adnan"

"mama mulai deh" gerutu pak Muchsin

Tibalah mereka sekarang di tempat tujuan kedua. Adnan sangat bersemangat karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Yura.

Saat di Southern Ridges tadi, Yura menghubungi mama Maharani kalau ia akan menemui mereka di kampus nya.

Di dalam kampus sendiri, khususnya di Fakultas Seni Yura sedang berlatih bersama beberapa teman seangkatan dan dosen nya untuk mempersiapkan acara wisuda yang tidak lama lagi akan di gelar pihak kampus.

Yura nantinya akan memberikan kata pisah mewakili para alumni karena ia terpilih sebagai mahasiswa terbaik dengan nilai tertinggi di jurusannya.

Sesaat setelah sesi latihan selesai dan semua persiapan dirasa telah matang, gawai Yura pun berbunyi. Maharani menghubungi Yura dan mengatakan mereka telah berada di pekarangan kampus.

Kali ini Yura yang akan berperan sebagai Tour guide. Ia berjalan setengah berlari menuju ke lokasi tempat orang tuanya berada.

Di sebuah ruang terbuka hijau yang menghadap ke arah kampus, Adnan dan yang lainnya sedang duduk menunggu Yura sambil memainkan gitar yang ia pinjam dari salah seorang mahasiswa dan kemudian mulai bernyanyi untuk mengusir kebosanan.

Semua mata tertuju kepada mereka. Kepiawaian Adnan bermain gitar ditambah suaranya yang merdu serta ketampanan nya yang luar biasa membuat semua gadis histeris. Mereka banyak yang mengabadikan momen itu dengan berselfie ria tanpa meminta izin kepada Adnan. Bahkan tak jarang dari mereka yang seketika melakukan Siaran langsung kemudian mengunggah Vidio Adnan sedang bernyanyi di akun media sosial mereka.

Pak Muchsin dan Maharani hanya bisa melongok melihat Adnan kini menjadi pusat perhatian di kampus.

"Wah... rekan bisnis papa kini jadi artis kampus,hehe". ucap Maharani terkekeh

"mau gimana lagi Ma, udah dari sono nya ganteng. Lah ia bakal jadi pusat perhatian".

Yura yang melihat begitu banyak orang berkumpul pun menjadi heran.

"Sebenarnya ada apa disana"? bantin Yura

Semakin mendekat, jantung Yura menjadi semakin berdetak tak beraturan. suara itu.Ia mengenali suara itu.

perlahan Yura mulai melerai kerumunan orang-orang yang didominasi oleh gadis-gadis itu, mata nya sudah berkaca-kaca saat mendengar suara seseorang bernyanyi meski ia masih tak melihat wajah orang tersebut.

Yah, posisi Adnan memang sedang memunggungi Yura. Adnan masih tak sadar kalau Yura kini telah berada tepat di belakangnya.

Isak tangis Yura tak tertahankan lagi saat tiba-tiba Adnan membalikkan badannya dan menatap ke arah Yura. seketika Adnan menghentikan nyanyian nya dan menatap dalam ke mata Yura.

terlihat jelas ada kerinduan yang mendalam dari tatapan mereka berdua. Namun Adnan lekas mengalihkan pandangannya. ia pun akhirnya kembali memainkan gitar dan bernyanyi dikelilingi oleh gadis-gadis kampus yang menatap dengan tatapan lapar.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"*Kau begitu sempurna, di mataku kau begitu indah...

kau membuat diriku akan selalu memujamu..

Di setiap waktu ku, ku kan selalu memikirkan dirimu..

Tak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cintamu...

Jangan lah kau tinggalkan diriku...

Takkan mampu menghadapi semua...

hanya bersama mu ku akan bisa..

Kau adalah darah ku...

kau adalah jantung ku...

kau adalah hidupku, lengkapi diriku...

oh sayangku kau begitu...

sempurna...

...~(Sempurna, Andra and the Back bone)~...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁*

Semua gadis yang mendengar Adnan bernyanyi semakin histeris. Maharani dan Jessica kecil bahkan sampai menutup telinga mereka.

Setelah menyelesaikan lagu nya, kini Adnan tak lagi berani menatap Yura. Adnan hanya bisa menunduk kan tatapan nya.

Yura pun mulai menetralkan perasaannya. Dengan segera ia menghapus air mata nya dan menghampiri mama, papa dan adiknya di antara kerumunan orang.

Gadis-gadis kini mulai mendekati Adnan dan mulai melancarkan aksi mereka. Ada yang memaksa berfoto dan ada pula yang mulai gencar meminta nomor telepon. Adnan pun tidak bisa berbuat banyak. ia hanya terus beristighfar dalam hati.

Hingga terdengar suara Pluit dari security kampus membubarkan kerumunan. Dengan berat hati gadis-gadis itu kemudian pergi dengan raut wajah kecewa diikuti oleh dua orang security tadi setelah sedikit berbincang dengan Yura.

Adnan pun sudah mengembalikan gitar yang ia pinjam tadi kepada pemiliknya kemudian kembali bergabung dengan keluarga Anderson.

"Maaf karena sudah membuat keributan" sesal Adnan

Namun Yura tidak menjawab sama sekali. Hening seketika.

Pak Muchsin dan istrinya kemudian saling pandang melihat gelagat putri sulungnya itu. tidak biasanya Yura menjadi pendiam seperti ini.

Tiba-tiba saja Jesica kecil ingin ke kamar mandi untuk buang air besar. ia pun meminta papa dan mama nya untuk menemani nya.

Tinggallah Yura dan Adnan. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Terlihat sekali kecanggungan diantara mereka. Hingga Adnan mulai angkat bicara

"Bagaimana kabar mu Nayura? Apa kau masih mengingatku?"

.

.

.

************************

Bersambung

Sumpah.., di part ini author baper guys🤭🥰

Author ngetik cerita nya sambil senyum-senyum sendiri kayak orang gila, hehehe...😂

Terpopuler

Comments

ciby😘

ciby😘

apa kabar nayura...masih ingat aku

yura yg ditanya ...aku yg gugup thorrr🤣🤣😅😅😅

2021-11-23

5

Asrul Metic

Asrul Metic

Bagus

lanjut

2021-06-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!