Sebelas Tahun Kemudian
Malam ini Adnan kembali terbangun untuk melaksanakan shalat malam. Air mata nya tumpah saat melantunkan doa yang Sama yang selalu ia panjatkan selama belasan tahun terakhir. Setelah puas bermunajat kepada Rabb nya barulah Adnan melipat kembali sajadah yang ia gunakan.
Kini Adnan tinggal terpisah dengan orang tua nya di sebuah apartemen mewah yang lumayan besar miliknya sendiri. Hal itu Adnan lakukan untuk menghindari Umi Marwah yang selalu berusaha menjodohkannya.
Kedua orang tua Adnan sangat khawatir kepada putranya itu mengingat di usia nya yang sudah menginjak 26 tahun, ia belum pernah terlihat membicarakan tentang seorang wanita. padahal teman-teman seangkatan dengan nya sudah banyak yang berumah tangga bahkan telah memiliki anak.
Sudah tak terhitung berapa jumlah wanita yang menyatakan cintanya pada Adnan ditambah dengan yang Umi Marwah coba jodohkan dengan nya, namun selalu Adnan tolak. tentunya dengan bahasa yang lembut agar sang ibu tidak tersinggung. Alasannya selalu sama, Adnan masih ingin fokus pada pekerjaan dan mengurusi perusahaan miliknya sendiri.
Sejak berusia 20 tahun, Adnan mulai merintis usaha nya. Alhasil dengan ketekunan, kerja keras dan kemampuan Adnan yang memang mewarisi sifat pebisnis ayahnya membuat nya dengan mudah mampu menembus persaingan pasar dalam negeri maupun luar negeri dan kini ia termasuk sebagai sepuluh besar pengusaha muda yang sukses. Hal itu tentu semakin membuat Adnan menyandang predikat sebagai kandidat teratas calon menantu idaman.
Pagi-pagi sekali Adnan mulai bersiap untuk ke kantor karena hari ini ia ada jadwal meeting dengan perusahaan travel untuk membahas MoU (kontrak kerja sama) mereka
"Assalamualaikum pak" sapa sekertaris Adnan yang kemudian menyodorkan sesuatu. " ini adalah berkas kontrak kerja sama kita dengan PT. Anderson Corporation pak, silahkan bapak pelajari terlebih dahulu!" ucap Unni sekertaris Adnan.
"Waalaikum salam..oh ia terima kasih Unni, letakkan saja dulu di meja!" titah Adnan tanpa menoleh ke Unni.
Sekertaris Adnan tersebut hanya bisa menghela nafas panjang dengan sikap dingin bos nya itu. Unni sendiri sudah bekerja sebagai sekertaris Adnan sejak Adnan merintis perusahaan nya dari nol. Jadi ia tahu betul bagaimana karakter bos tampannya tersebut.
" Muka udah datar kayak tembok gitu masih aja terlihat ganteng, apalagi kalau senyum yah? Bisa runtuh imanku, hehehe". batin Unni.
"Sebentar Unni".
"i.. i ia pak, ada apa pak"? jawab Unni terbata yang langsung membuyarkan lamunannya
"Apa klien kita tuan Anderson sudah tiba?"
"Sudah pak barusan, beliau sekarang sedang menunggu di ruang meeting".
"Baiklah kalau begitu. Katakan padanya 15 menit lagi saya menyusul!".
"Baik pak, permisi, Assalamualaikum".
"Waalaikum salam wr wb.."
Di Ruang meeting Pak Muchsin terlihat tengah menelpon seseorang sambil menunggu Adnan.
"Halo sayang, anak papa yang cantik. Bagaimana ujian tutup nya?"
"Halo juga Pa, semuanya berjalan baik dong. Siapa dulu.., anak papa". ucap di seberang dengan bangganya
"Kamu memang hebat sayang papa bangga sama anak papa yang paling cantik ini. kalau papa pulang, kamu mau hadiah apa sayang? Mau papa belikan mobil baru, Hem??"
"Papa apa-apaan sih, kan mobil aku masih bagus. Ga perlu ah, papa pulang dengan keadaan sehat aja aku sudah seneng. cepetan pulang dong pa!"
"ia ia sayang besok papa balik ke Singapore".
Eheemm.., ternyata Adnan sudah berada di ruang meeting. Sekilas Adnan mendengar percakapan antara ayah dan anak itu.
"Maaf menunggu lama pak, sampai-sampai bapak harus menghubungi orang rumah untuk mengusir kebosanan bapak" tutur Adnan mencoba bersikap ramah dan mempersilahkan kliennya duduk.
"Tidak apa-apa pak. Saya pikir pemilik perusahaan ini adalah seseorang yang usia nya tidak jauh seperti saya. Eh ternyata Anda masih sangat muda dan tampan. ucap pak Muchsin tidak kalah ramahnya
"Biasa saja pak, bapak terlalu memuji saya"
"Andai Anda adalah menantu laki-laki saya, pasti saya akan sangat senang" ucap pak Muchsin
Deg
Tiba-tiba jantung Adnan dibuat berdegup kencang oleh perkataan klien baru nya itu. Wajahnya pun seketika berubah memerah seperti menahan malu
"Maaf.. maaf.. pak, saya tidak bermaksud menyinggung anda. tadi saya hanya bercanda". ucap pak Muchsin hati-hati
"Hahaha.. tidak perlu seperti itu pak! Mari kita langsung ke topik pembicaraan utama saja!"
Ucapan Adnan langsung di angguki oleh Pak Muchsin. Adnan yang memang cukup sensitif jika sudah menyinggung soal perjodohan langsung memulai meeting nya sebelum pembicaraan mereka terlalu jauh membahas masalah pribadi. Hingga mereka mencapai kesepakatan dan mengakhiri pertemuan mereka dengan saling berjabat tangan.
Sebelum kliennya itu meninggalkan kantor nya, Adnan mengucapkan selamat atas kelulusan putri pak Muchsin. Adnan tadi memang sempat mendengar percakapan pak Muchsin dengan putrinya.
Mendengar hal tersebut, pak Muchsin pun mengucapkan terima kasih. Ia dengan antusias mengundang Adnan ke Singapore dan menawarkan diri untuk menemani nya berjalan - jalan mengelilingi negara Singa tersebut.
Awalnya Adnan sempat menolak namun melihat begitu antusias dan bersemangat nya pak Muchsin membuat Adnan dengan berat hati akhirnya setuju. Adnan tidak ingin karena ego nya malah membuat kerja sama antara ke dua perusahaan tersebut menjadi batal.
"Kalau begitu saya tunggu anda dua hari ke depan, ajaklah kekasih anda untuk pergi! Saya akan menjamin Anda tidak akan bosan dengan pelayanan saya."
"ehhmm saya tidak punya kekasih pak. Saya akan mencoba mengajak keluarga saya untuk ikut." ucap Adnan tersenyum kikuk tak kalah pak Muchsin seperti tengah menguji kesabaran nya itu.
Pak Muchsin sempat tercengang mendengar penuturan Adnan bahwa ia tidak punya kekasih. Dengan latar belakang Adnan yang sukses, wajah yang sangat tampan, pembawaan yang religius serta sopan dan yang terpenting Adnan masih sangat muda. Tentu idaman semua wanita. Tidak mungkin ada seorang wanita yang sanggup menolak pesona seorang Adnan Yusuf Sanjaya, batinnya.
"Oh sekali lagi maaf pak, maaf jika saya terkesan tidak sopan! dua hari ke depan saya akan menyuruh pilot untuk menjemput anda dan keluarga menggunakan jet pribadi saya.
Adnan menganggukkan kepala sembari tersenyum tanda setuju. ia tak mau lagi berdebat dengan klien nya itu.
Pak Muchsin pun akhirnya menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan kantor Adnan. Adnan yang melihat kepergian pak Muchsin langsung membuang nafas kasar. Ia merasa benar-benar menemukan klien yang keras kepala.
.
.
.
Di Singapore
Yura yang baru saja selesai Melawati ujian tutup dengan nilai yang sangat memuaskan langsung mendapat pelukan hangat dari ke dua sahabatnya yang juga orang Indonesia. Mereka memberi Yura buket bunga dan boneka sebagai ucapan selamat atas pencapaian sahabat mereka itu
***Flashback on
Sejak di adopsi oleh keluarga Anderson, Yura kembali melanjutkan pendidikan nya. Melihat sang anak begitu smart hampir di semua mata pelajaran terutama seni membuat Muchsin semakin terobsesi memberikan yang terbaik untuk masa depan sang anak tercinta. Meskipun Yura adalah anak angkat, namun itu tak mengurangi kadar rasa cinta mereka ke Yura. Muchsin dan Maharani memperlakukan Yura dengan penuh kasih sayang layaknya anak kandung mereka sendiri.
Sejak Yura lulus SMP, keluarga Anderson memilih untuk tinggal di Singapore karena memang perusahaan induknya berada disana. Hanya beberapa anak cabang perusahaan saja yang berada di Indonesia.
Awalnya Yura begitu sedih karena harus meninggalkan tanah air mengingat begitu banyak kenangan yang ia miliki disini. mulai dari kenangan indah dengan ke dua orang tua kandung nya sampai kenangan indah yang sempat ia lalui bersama Adnan. Tapi ia tidak bisa berbuat banyak karena kini ia telah memiliki kehidupan baru bersama keluarga Anderson, keluarga yang selalu memberinya cinta dan kasih sayang.
Setelah setahun tinggal di Singapore. Maharani pun dinyatakan positif hamil. seluruh keluarga besar Anderson sangat bahagia begitu pula Yura yang nanti nya akan menjadi seorang kakak.
Tidak ada rasa cemburu yang bersarang di hati Yura sejak kehadiran adik nya yang juga berjenis kelamin perempuan itu, karena memang Muchsin dan Maharani selalu adil memperlakukan ke dua putri mereka dengan kasih sayang dan juga cinta.
Flashback off
"Good job baby. You are the best" puji Shima salah seorang sahabat Yura sambil mengangkat kedua jempol nya.
"Selamat yah sayangku, sekarang kau seorang sarjana lulusan Nasional university of Singapore. Universitas ternama di Singapura". ujar Cindy
mereka bertiga saling berpelukan seperti Teletubbies.
"Makasih yah karena kalian selalu ada untukku selama ini". ucap Yura dengan mata mulai sembab
"Hei, Don't be Cry baby! nanti cantiknya luntur loh hehe. ujar Shima.
"Boleh Aku gabung sama kalian?" tanya Daniel yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana.
reflek ke tiga nya berbalik menatap ke arah Daniel. Cindy dan Shima langsung dibuat menganga dengan kehadiran Daniel diantara mereka. berbeda dengan Yura yang reaksinya biasa saja dan terkesan justru acuh dengan kehadiran sang idola kampus itu.
"Hei,, kalian kenapa? tanya Daniel yang melihat ekspresi kedua sahabat Yura.
"ti ti tidak apa-apa kok, mari gabung! ucap ke dua nya dengan mata berbinar.
"Aku datang buat ngundang kalian bertiga ke pesta ulang tahun aku tiga hari lagi di Villa keluargaku, nanti aku share tempatnya ke kalian. kalian harus datang yah, aku tunggu! ucap Daniel dengan penuh penekanan dan mata yang terus tertuju kepada Yura.
"Ok kami pasti datang"! Kata Cindy yang ikut diangguki oleh Shima. Sedangkan Yura yang hendak menolak kemudian dicegah kedua sahabatnya itu sambil membekap mulut Yura dengan tangan mereka secara bersamaan.
"Daniel pun berlalu pergi sambil mengedipkan mata. Hal tersebut langsung membuat Shima dan Cindy menjadi meleleh. Yura yang melihat tingkah kedua sahabatnya langsung memutar bola mata.
"Haduh kalian ini, ga bisa banget yah jaga wibawa dikit depan cowok?"
"ga"
.
.
.
Adnan yang kini telah tiba di Singapore dengan stelan celana jeans panjang dipadukan dengan kaos hitam dan jaket dengan warna senada serta tak lupa kaca matanya langsung disambut hangat oleh Pak Muchsin dan keluarga, kecuali Yura di kediaman mereka.
"Selamat Datang di Queenstown pak Adnan" Kok Anda datang sendiri pak?
"pertama saya ucapkan terima kasih atas sambutan hangat bapak. ke dua, sebaiknya anda jangan memanggil saya dengan sebutan bapak jika di luar jam kerja, saya jadi terkesan terlalu tua! ucap Adnan yang seperti nya tidak nyaman terus terusan dipanggil bapak.
"Saya kan datang hanya untuk berlibur disini. jadi sebaiknya kita tidak perlu terlalu formal" ucapnya dengan senyum manisnya.
"baiklah pak.., Eh nak Adnan" maaf masih kaku, saya belum terbiasa hehe". sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Melihat suami nya yang salah tingkah dengan kedatangan tamu nya membuat Maharani dan Jessica (7 tahun) mengulum senyum. tidak biasanya kepala keluarga itu seperti kehilangan wibawa nya.
"Yang ketiga, ayah dan Umi tidak bisa ikut karena beliau sedang ada keperluan yang tidak kalah pentingnya. Namun beliau tetap menitip salam kepada Pak Anderson sekeluarga. Oh ya dimana putri bapak yang baru selesai ujian tutup itu?" tanya Adnan penasaran
"oh.., Yura mungkin masih di kampusnya nak Adnan, sebentar lagi pasti pulang"
"deg"
jantung Adnan berpacu seperti habis lari maraton mendengar nama itu.
"Mungkin hanya namanya saja yang sama, tidak mungkin dia adalah orang yang sama, tidak mungkin". Batin Adnan
.
.
.
*****************
Bersambung
1700 kata lebih guys
kurang baik apa coba author, hehe😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
ciby😘
deg...😯😯😯
jadi ikut tegang aku thor...gimn reaksinya nanti
masih ingatkah yura
2021-11-23
5