Hari Pernikahan Daffa

Daffa POV

Hari yang kutunggu-tunggu pun tiba, setelah selesai acara Mappaserekeng. Tibalah kini acara inti yaitu ijab qobul.

Mengapa aku begitu gugup? Padahal aku sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. ijab qobul yang akan ku ucapkan pun sudah ku latih sejak lama, tapi kok aku masih gugup gini yah?

"Kak Daffa udah minum berapa botol air mineral kak, nanti pipis di celana loh." Ledek Adnan melihat kakaknya yang sedari tadi mondar-mandir kayak emak-emak lagi nyeterika baju sambil terus meneguk air mineral.

"Gugup banget ya kak?" tanya Adnan lagi.

"Gugup lah dek, momen ini itu insya Allah bakal berlangsung hanya sekali dalam hidup kakak. Nanti kalau kamu mau nikah pasti juga gugup.

Prosesi ijab qobul kini dilaksanakan di sebuah hotel ternama yang sengaja mereka Booking. Kali ini yang turun tangan adalah pihak WO, semua tamu undangan hanya perlu duduk manis menikmati jamuan yang sudah tertata cantik di ruangan tersebut.

Pandangan kagum para tamu undangan terfokus pada pelaminan nan megah dengan dominasi warna kuning keemasan dan terdapat meja serta kursi yang tepat berada di depan pelaminan tersebut yang nantinya menjadi tempat pelaksanaan ijab qobul.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WITA. Ayah dari calon istri ku bertindak sebagai penghulu yang akan menikahkan ku dengan putri semata wayangnya dan kedua orang saksi dari pihak ku dan pihak calon istri ku kini tengah duduk menanti prosesi sakral ini.

Aku tak henti-hentinya berdoa dan berdzikir dalam hati semoga prosesi ijab qobul ku yang tinggal hitungan menit ini berjalan dengan lancar.

"Saya nikahkan engkau ananda Andi Daffa bin Andi Sangkuru Patau Mulajaji dengan putriku Andi ***Anindiyah Wijaya binti Andi Wijaya dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai Tujuh Juta Tujuh Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Rupiah dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Andi Anindiyah Wijaya Binti Andi Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai***".

"*SAH...."

"SAH*..."

Terdengar doa tulus dari semua yang hadir, aku seketika tak mampu lagi menahan tangis haru ku. Ku peluk Etta ku dan ibu yang telah melahirkan dan membesarkan ku secara bergantian. Ku Salami mertua lelaki ku dan beliau pun memeluk tubuhku dengan erat, kulihat pula air matanya mulai mengalir sambil berkata:

"Nak, titip anak Etta yah! Bimbing ia ke jalan yang selalu diridhoi Allah SWT., jadikanlah ia yang pertama dan terakhir dalam hidupmu! Kini ia sepenuhnya adalah tanggung jawab mu. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian".

"Aamiin Allahumma Aamiin, insya Allah Etta." Jawab ku mantap sambil membalas pelukannya.

Semua tamu undangan yang hadir juga tak kuasah menahan air mata mereka ikut terlarut dalam suasana haru. Aku lagi dan lagi tak henti-henti nya mengucap syukur.

.

.

.

Author POV

Kini saatnya menjemput mempelai wanita. Di depan pintu sudah berjaga Andi Kayla dan Besse Mawwa (saudari sepupu dari istri Daffa).

"eits..., ga boleh langsung main masuk aja dong! langkahi kami dulu." ucap Besse Mawwa merentangkan tangannya menghalangi pintu masuk.

"Lah.., kok kamu juga ikutan sih dek, minggir dong! Kakak mau jemput istri Kakak. Nanti dosa kamu sama kakak sendiri!" Ancam Daffa yang hanya ditanggapi gelengan kepala oleh Kayla.

"Pokoknya ga boleh masuk!" jawab mereka bersamaan.

Daffa tidak kehabisan akal, dia kemudian memanggil Adnan yang sedang mencicipi hidangan yang ada. karena Adnan tidak memperhatikan kalau Daffa sedang memanggilnya, membuat Daffa semakin geram dan menarik paksa lengan Adnan menuju ke depan kamar tempat istri nya berada. Di sana ke dua perempuan itu masih setia menjaga pintu.

"Jangan tarik-tarik kak, Adnan masih lapar nih".

"jangan protes, cepat bujuk mereka untuk berhenti menghalangi pintu!" ucap Daffa sambil menunjuk ke arah Kayla dan Mawwa.

Sesampainya di sana Adnan langsung memasang senyum yang paling manis sehingga menambah aura ketampanannya berkali-kali lipat. Melihat itu ciutlah nyali Mawwa seketika. ia terpana pada pandangan pertama. ia kemudian hanya tertunduk malu dengan wajah memerah bak kepiting rebus.

"Minggir yah supaya Kak Daffa bisa ketemu sama kak Nindy! ucap Adnan dengan sangat lembut

Besse Mawwa yang melihat nya pun tak kuasa lagi menahan gejolak dalam hatinya. ia merasa seperti ada ribuan kupu-kupu beterbangan dari dalam perutnya. Mawwa pun berlari meninggalkan mereka dengan kedua tangan yang menutupi wajah cantiknya.

Melihat hal itu, Adnan langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia merasa belum berbuat apa-apa, salah seorang dari penjaga pintu yang tak mampu Daffa lewati sudah berlalu pergi.

"Udah beres satu, Kayla biar kak Daffa yang ngurusin! Adnan mau makan lagi" ucap Adnan kemudian berlalu pergi meninggalkan Daffa dan Kayla disana.

"Kamu juga minggir dong dek, please!" ucap Daffa memohon. Seperti anak kecil yang merengeng minta dibelikan permen sama orang tua nya.

"Ga gratis dong,hehe." ujar Kayla cengengesan.

"Satu NB merk terkenal, Hp iPhone keluaran terbaru plus uang saku satu bulan. Gimana??? cukup kan??? kata Daffa lantang

"hehe, Dell..., silahkan yang mulia"! ucapnya mempersiapkan kakaknya masuk sambil menunduk memberi hormat.

Di dalam kamar istrinya tengah mengulum senyum mendengar perjuangan sang suami untuk masuk menemuinya. Ternyata setelah masuk ke dalam kamar, Daffa kembali menganga karena masih terdapat mertua perempuan nya dan seorang wanita paruh baya.

" Panjang perkara ini, mana bisa menang kalau ngelawan ibu mertua sendiri, bisa kualat aku". Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh mereka bertiga.

Seketika pecah tawa Bu Wijaya, mertua Daffa sekaligus ibu dari sang istri tercinta.

"Ibu sama Bu Hj. Sitti bukan mau minta Hp atau uang saku kayak Kayla tadi kok nak. Kami disini ingin melakukan sesi Mappakarawa antara kamu dan istrimu.

Mendengar penjelasan mertua nya, Daffa refleks tertunduk malu. Nindy yang melihat tingkah suaminya tersenyum manis, ia sangat gemas melihat sosok yang biasanya kalem dan penuh wibawa itu kini kalah telak oleh satu kalimat dari ibu nya.

.

.

.

Setelah selesai dengan serangkaian acara pernikahan Daffa hari ini, mulai dari Mappaserekeng, ijab qobul, Mappakarawa, sambutan tari-tarian, pemasangan cincin pernikahan dan di lanjutkan dengan resepsi dengan segudang embel-embel nya. Tamu undangan pun satu persatu pamit pulang. Yang tersisa hanya tinggal keluarga inti dari kedua mempelai saja. Semuanya memilih masuk ke kamar hotel masing-masing untuk mengistirahatkan tubuh mereka yang lelahnya luar biasa itu. Tak terkecuali Pak Sanjaya, umi Marwah dan Adnan. Mereka benar-benar lelah tingkat dewa hari ini.

.

.

.

******************

Bersambung

Author juga lelah guys 😅

Hari ini beneran crazy up

demi apa coba, ya so pasti demi nyenengin hati readers ku semua☺️🙏

Terpopuler

Comments

Rusniati Akis

Rusniati Akis

🤩

2021-06-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!