Pangeran Regar Virmilion yang selalu dimanja oleh nenek Elisabeth itu akhirnya memasak untuk pertama kalinya. Walaupun ayahnya, Raja Virmilion mengkarantina Regar di tempat terpencil. Namun, kehidupannya tetaplah nyaman. Semua kebutuhan hidupnya selalu dicukupi, kecuali berhubungan dengan penduduk.
Untuk pertama kalinya Regar lansung mempraktekkan teori memasak yang pernah dibacanya dalam sebuah buku.
“Pertama iris tipis-tipis bawang ini ... ah, perihnya.” Regar mengucek matanya, bukannya reda, malah tambah perih tuh, mata.
Selanjutnya Regar memotong kentang dengan potongan tipis-tipis. Kali ini berjalan lancar dan tak kendala, selagi membersihkan kentang itu. Regar lebih dulu memanaskan minyak goreng.
***
30 menit kemudian, Pangeran Regar Virmilion telah selesai memasak masakan pertamanya. Yaitu, kentang goreng bawang plus sedikit taburan bawang goreng.
Dengan senyum lebar, Regar membawa hasil masakannya ke meja makan.
“Ayo Paman, jangan-jangan malu-malu ... nikmatilah masakan hebatku ini,” kata Regar sambil menyajikan nasi putih ke piring.
“Ini kau sebut makanan?” kata Setiawan sambil geleng-geleng kepala melihat masakan buatan Regar itu. “Ya, sudahlah ... tapi ini harus kau habiskan!” katanya lagi.
“Baikkkkkk!” sahut Regar sambil mengisi penuh piring. Dan kemudian ... “Ha-hambar,” katanya.
“Harus habis, ya!” tekan Setiawan tersenyum melihat ekspresi wajah Regar.
Dengan susah payah, Regar menghabiskan nasinya. Walaupun kebanyakan ditelannya bersama air putih.
“Bagus-bagus ... pelajaran yang kau ambil dari sini adalah tak boleh rakus. Kemasan bagus belum tentu isinya bagus. Paham!” seru Setiawan.
“Aku mengerti Paman, ternyata aku harus lebih banyak lagi belajar filosofi hidup,” jawabnya sambil mengepalkan tangannya.
“Baiklah kita ke inti latihanmu,” kata Setiawan sambil berjalan ke bawah pohon apel di depannya. Regar mengikutinya dari belakang, tak sabar latihan apa yang akan diterimanya. “Karena kita baru saja makan, kau belajar teori dulu. Latihan kita adalah ....”
Setiawan menjelaskan panjang lebar mengenai latihan fisik yang akan dijalani oleh Pangeran Regar Virmilion. Kadang-kadang ia tersenyum mendengar penjelasan Setiawan, kadang-kadang juga wajahnya mengkerut saat mengetahui latihannya akan seperti hidup-mati saja.
Latihan yang diberikan oleh Setiawan adalah seperti latihan militer di bumi. Setahun kemudian, tubuh Regar yang awalnya tampak lemah itu berubah menjadi lebih bugar dan sedikit berotot, namun tak terlalu berlebih-lebihan. Tampak lebih tampan kalau yang melihatnya adalah manusia, tapi jika Elf yang melihatnya tentu saja lain pandangan mereka, karena kadung melabeli orang seperti Regar yang dicap anak terkutuk.
Berbeda dengan Regar, kondisi fisik Setiawan justru makin melemah. Seperti buku yang dibacanya dulu, ternyata benar. Lingkungan di Planet Latinesia ini tak mendukung manusia.
***
“Kau hebat sekali Regar, semua ilmu yang kuberikan telah kau pelajari dengan sempurna. Baik itu beladiri atau menggunakan pistol, serta cara membuat peluru juga.” Setiawan memuji perkembangannya.
“Itu berkat Paman yang merupakan tentara hebat!” sahut Regar memuji Setiawan kembali.
“Baiklah pelajaran kita akan memasuki titik paling krusial, yaitu menyerap Mana dengan cepat dan mengeluarkan tenaga dalam seefektif mungkin,” kata Setiawan.
Regar mengangguk mendengarkan penjelasan Setiawan. Setahun ini Regar telah diajari juga cara membuat peluru untuk Pistol G-2 milik Setiawan.
Regar harus pergi ke kota kecil terdekat untuk membuat selongsong peluru pada ‘Pandai Besi’ disana. Sedangkan untuk mesiunya, ia buat sendiri dan merakitnya di gudang tua itu.
Sekarang Regar selain handal beladiri, juga ahli menembak. Kedua pinggangnya diselipkan Pistol G-2, selain itu yang utama ia juga ahli menggunakan Pedang, walaupun belum disalurkan tenaga dalam.
Proses pembelajaran menyerap Mana dan menggunakan tenaga dalam secara efisien ini, lebih lama dari yang mereka perkirakan.
Berbagai metode dan teori mereka gunakan. Dan menganalisa setiap hari latihannya, hingga akhirnya setahun kemudian Regar sudah berhasil menyempurnakan metode latihanya.
Regar yakin ia sanggup berduel seminggu penuh tanpa berhenti. Dengan begini, ia sebenarnya sudah setara dengan Swordman Rank SSS, yang biasanya adalah orang yang dicintai Mana. Karena mereka memiliki Mana yang cukup besar sejak mereka lahir.
Kondisi ini dialami oleh ayahnya, Raja Virmilion dan kakak pertamanya, Pangeran Ackerley Virmilion. Kini ia adalah gubernur Provinsi Asteria, provinsi yang ditinggali oleh Regar sekarang. Namun, Regar tak pernah menjumpainya, karena dirinya tak disukai oleh kakak-kakanya sebab Regar adalah anak terkutuk.
***
Usia Pangeran Regar Virmilion kini genap 19 tahu. Saat ini Provinsi Asteria memasuki musim dingin, salju sedang bertebaran di luar gudang tua itu. Namun, Setiawan tak bisa melihatnya lagi, seperti tahun lalu.
Kondisi fisiknya makin melemah, ia hanya terbaring di atas ranjang saja. Setiawan memanggil-manggil Regar dengan suara pelan, karena ia merasa sudah waktunya untuk berpisah. Namun, Regar sedang tak ada, karena pagi-pagi sekali, ia menuju kastil kecil untuk mengambil obat pesanannya.
Regar meminta nenek Elisabeth memesan obat penambah tenaga pada Prajurit yang datang setiap bulannya.
Karena Regar tak kunjung muncul setelah berulang kali dipanggil oleh Setiawan. Ia memutuskan menulis surat perpisahan di secarik kertas. Setiawan kemudian tersenyum tipis dan meninggalkan Pangeran Regar Virmilion selamanya.
***
“Pangeran diluar masih hujan Salju yang cukup lebat!” seru Nenek Elisabeth yang khawatir melihat Regar akan menerobos gumpalan salju itu.
“Tak apa Nek, aku harus segera kembali ke gudang tua!” sahut Regar yang ngotot ingin kembali, walaupun Nenek Elisabeth melarangnya.
Nenek Elisabeth hanya bisa menghela nafas panjang, ia merasa dua tahun ini sikap Regar telah berubah. Ia bertambah dewasa dan terlihat cukup kuat.
“Ah, sial ... apa aku terlambat,” gerutu Regar. Karena obat untuk Setiawan telah habis sejak semalam.
Setelah melalui perjuangan yang cukup berat, akhirnya Regar sampai juga di gudang tua itu.
“Paman aku datang!” seru Regar menghampirinya ke tempat tidur. Namun alangkah terkejutnya ia, melihat secarik kertas di tangan Setiawan yang tampak tersenyum, namun tak bernafas lagi.
“Pangerang Regar Virmilion, aku akan pergi jauh kembali. Kamu tak usah sedih, setiap makhluk hidup itu memiliki takdir masing-masing. Yang terpenting tataplah kedepan, jangan menyesali apa yang sudah terjadi. Ingat semua latihan yang kau jalani itu ada filosofi hidup didalamnya. Semangat!” Itulah pesan yang tertulis di kertas itu.
Air mata Regar langsung mengalir deras. Setiawan adalah orang ketiga yang paling disayangi olehnya, selain Nenek dan Kakek yang merawatnya. Tak terasa takdir berkata lain, Setiawan malah singgah terlalu singkat dikehidupannya. Walaupun akan meninggalkan bekas yang tak akan terlupakan selama hidupnya.
Regar menyelimutinya dan keluar dari gudang tua yang telah dipasangi beberapa bahan peledak sederhana yang diajarkan oleh Setiawan dulu. Regar berencana menjadikan gudang tua itu sebagai makam Setiawan.
“Bommm!” suara ledakan berbunyi. Gudang tua itu roboh menimbun isi didalamnya.
Dengan wajah sedih Regar kembali ke kastil kecil. Ia memutuskan untuk berpetualang mulai besok selama setahun ini, sebelum ia kembali ke kota Arpad untuk melangsungkan pernikahannya dengan Ratu Violet Celestine yang telah dijodohkan dengannya sejak masih belia dulu.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Gibran
sip sip sip
2022-11-26
0
Nur Tini
Sedihnya ditinggal org yg dicintai dan dihormati. Walau beberapa chapter manfaatnya seumur hidup.
Hidup bukan berapa lama kita hidup tapi bermanfaat bagi org lain
2022-07-27
1
Lurah Desa Konoha
Okeh
Yg penting tetap smngat 💪💪💪
Thor!
2022-04-04
1