Malam yang begitu dingin terasa sangat menusuk sampai ke tulang, kalau saja cacing dalam perutnya tidak berdisko, Aksa lebih memilih untuk tidur di kasur empuk minimalis miliknya.
Rasa malas sangat mendominasinya saat ini, tapi rasa laparnya juga tak bisa ia abaikan begitu saja. Ini benar-benar sangat menyiksa dirinya.
Perutnya terasa sangat perih, bahkan cacing yang tadinya sedang berdisko kini mulai meronta minta diisi. Aksa kini sedang berkeliling mencari makanan siap saji, tapi tak kunjung menemukannya.
"Astaga! Ke mana aku harus mencari makanan? Kenapa tidak ada tukang makanan yang lewat?" tanya Aksa dengan kesal.
Tidak lama kemudian, terlihatlah tukang bakso keliling yang sedang mendorong gerobaknya, Aksa langsung berhenti tepat di samping gerobak baso tersebut. Lalu, dengan cepat dia memesan seporsi bakso untuk dia santap. Karena dia sudah kelewat lapar.
"Bang! Baksonya satu ya," pesan Aksa.
Si abang bakso pun langsung menurunkan bangku untuk Aksa duduk, Aksa pun langsung duduk di bangku yang disediakan si abang bakso.
"Siap, Dek. Kebetulan baksonya masih ada dua porsi lagi," ucap Abang bakso dengan senang.
Setelah satu porsi baso siap, Aksa pun langsung melahap nya dengan cepat. Padahal, baksonya masih panas, tetapi rasa laparnya seakan lebih menguasai.
"Enak, Bang. Baksonya sangat enak, sepertinya aku bisa menghabiskan 2 porsi sekaligus," ucap Aksa dengan mulut yang penuh dengan makanan.
Abang bakso hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan oleh Aksa, karena pria itu terlihat begitu kelaparan saat menyantap bakso yang sudah dia hidangkan.
"Dihabiskan, Dek. Jangan ngomong terus, nanti keselek!" pesan Abang bakso.
Saat sedang asik makan bakso, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menarik daun telinga Aksa dengan sangat kencang.
Aksa langsung memegangi telinganya sambil mengaduh kesakitan, bahkan bakso yang sedang dia pegang langsung jatuh dan mangkoknya sampai ikut pecah.
"Aww! Sakit, sakit, sakit!!" pekik Aksa.
Mendengar dan melihat Aksa yang kesakitan, orang yang menjewer telinga Aksa malah semakin mengencangkan jewerannya, hal itu membuat Aksa kesal dan segera melihat siapa pelakunya.
Saat Aksa melihat siapa orang yang menjewer telinganya, dia langsung kaget dan langsung memeluk wanita tua yang ternyata adalah nenek Wina.
"Nenek, Nenek kenapa malam-malam masih Keluyuran?" tanya Aksa tanpa rasa bersalah.
Nenek Wina terlihat begitu kesal mendengar pertanyaan dari cucunya tersebut, karena seharusnya saat ini dia yang bertanya kepada cucunya tersebut. Bukan Aksa yang malah bertanya kenapa dirinya masih keluyuran.
"Dasar anak kurang ajar!! Berani sekali kamu pulang malah langsung pergi ke rumah Maria!!Memangnya selama ini siapa yang membesarkan kamu, hah?" tanya Nenek Wina sambil terus memukul tangan kekar Aksa.
Dia benar-benar merasa kesal ketika mengetahui cucunya sudah pulang dari luar negeri, tetapi cucunya itu malah pergi untuk menemui kekasihnya, bukan menemui dirinya terlebih dahulu.
Satu hal yang membuat nenek Wina kesal terhadap cucunya itu, Aksa berkata akan pulang minggu depan, tetapi nyatanya Aksa sudah pulang dan malah mementingkan orang lain.
Padahal, dia sudah sangat merindukan cucu semata wayang itu. Pria muda yang begitu dia sayangi dan dia cintai, bahkan lebih dia sayangi dan lebih dia manjakan dari putranya sendiri.
"Maaf, Nenek. Tadinya aku mau memberikan Nenek kejutan," jawab Aksa mencoba berkilah.
Aksa memang berniat untuk memberikan kejutan kepada Maria dan juga kepada nenek Wina, tetapi tentunya dia ingin memberikan kejutan terlebih dahulu kepada sang kekasih.
Karena walau bagaimanapun juga dia begitu merindukan kekasih hatinya, wanita yang selalu menemani dirinya sebelum tidur walaupun hanya lewat video call.
"Yah! Kamu membuat Nenek benar-benar terkejut karena kelakuan kamu, Aksa. Bahkan saking terkejutnya, Nenek sampai kecewa," ujar Nenek Wina dengan raut wajah sendunya.
Aksa merasa bersalah saat melihat wajah sendu nenek Wina, Aksa bahkan dengan cepat memeluk neneknya tersebut. Dia berusaha untuk menenangkan hati dari wanita tua itu.
"Maaf, Nek. Aku janji tidak akan melakukannya lagi," janji Aksa.
Dia benar-benar merasa bersalah dan takut jika neneknya akan lama marah kepadanya, karena itu adalah hal yang benar-benar ditakutkan oleh dirinya.
"Tentu saja kamu tidak akan pernah melakukannya lagi, karena mulai hari ini kamu akan menetap di rumah Nenek dan tentunya tidak kamu boleh kemana-mana." Nenek Wina berkata dengan nada penuh ancaman, Aksa sampai menelan salivanya dengan begitu susah.
"Haish! Kenapa Nenek ini posesif sekali?" tanya Aksa dan langsung dapat jitakan dari Nenek Wina.
Tukang bakso keliling yang melihat perdebatan Aksa dan nenek-nya hanya bisa diam mematung, dia terlihat sangat bingung dengan apa yang terjadi di hadapannya.
Aksa dan nenek Wina terus saja berdebat, hingga membuat abang tukang bakso merasa kesal. Dia juga menjadi takut jika bakso yang sudah dimakan oleh Aksa tidak dibayar.
"Diam! Kenapa kalian berisik sekali? Apakah kalian akan terus berdebat? Bagaimana dengan nasib mangkok saya yang pecah? Dan apakah kamu tidak mau membayar pesananmu yang sudah masuk ke dalam perut kamu?" tanya Abang tukang bakso dengan napas terengah-engah.
Kang bakso itu terlihat begitu emosi saat berbicara, karena hari sudah malam dan dia ingin cepat pulang. Akan tetapi, Aksa masih saja anteng berdebat dengan neneknya.
Aksa dan nenek Wina langsung menolehkan wajahnya ke arah tukang bakso, nenek Wina segera membuka dompetnya dan memberikan uang seratus ribu kepada Abang tukang baso itu.
"Ni Bang, buat bayar baksonya. Cepatlah pergi dari hadapanku!" seru Nenek Wina.
Abang bakso yang mendapatkan uang seratus ribu langsung terlihat senang, dengan cepat dia segera berlalu dari hadapan dua manusia yang berstatus sebagai nenek dan cucu itu.
"Sekarang masuk ke mobil dan cepat pulang!" titah Nenek Wina yang tak terbantahkan.
Aksa tidak keberatan sama sekali jika dia harus pulang, tetapi dia malah mengingatkan motor milik Najma yang dia pinjam.
"Tapi, Nek. Motornya bagaimana?" tanya Aksa sambil menunjuk motor milik Najma.
Dia merasa khawatir dengan motor yang sudah dia pinjam, karena walau bagaimanapun juga motor itu sudah menyelamatkan dirinya.
"Sekarang kamu pulanglah, motornya biar diurus sama anak buah Nenek." Nenek Wina berucap dengan begitu tegas, dia takut jika Aksa akan membohongi dirinya.
Aksa hanya bisa mendengkus pasrah, dia tahu jika nenek-nya yang berkata sudah tidak bisa dibantah lagi. Tanpa banyak bicara Aksa langsung masuk ke mobil nenek Wina dan mereka pun langsung menuju kediaman Pramudiya.
Sesampainya di rumah, Aksa sudah di tunggu oleh ayah Aron dan ibunya Nur. Mereka langsung memeluk erat putra kesayangannya itu secara bergantian, rasanya rindu yang selama satu tahun tertahan kini bisa tersalurkan sudah dengan melihat wajah putranya.
Walaupun merasa begitu kesal, tetapi rasa sayangnya sangatlah besar terhadap anak semata wayangnya itu. Mereka tidak bisa marah.
"Sayang, kenapa kamu tidak langsung pulang ke rumah? Padahal kamu sudah datang dari siang?" tanya Nur sambil mencubit gemas pipi Aksa.
Aron yang merasa kesal kembali memeluk putranya, dia memukul lengan putranya dengan pelan dan kembali berkata.
"Dasar anak nakal!" kesal Aron sambil mengeratkan pelukannya.
"Maafkan aku, Ayah. Maafkan aku, ibu," ucap Aksa sambil tertunduk lesu.
Walaupun ingin marah tetapi mereka tidak tega, malahan mereka merasa kasihan ketika melihat wajah Aksa yang dibuat semenyedihkan mungkin di hadapan kedua orang tuanya.
"Sudahlah, Sayang. Sekarang masuklah, ibu sudah buatkan susu hangat dan nasi goreng kesukaan kamu," ucap Nur pada akhirnya.
Senang sekali rasanya paksa mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya tersebut, karena ibunya benar-benar perhatian dan juga pengertian terhadap dirinya
"Terima kasih ibu, ibu memang yang terbaik." Aksa tersenyum lalu mengecup pipi ibunya.
Nenek Wina terlihat cemburu mendengar apa yang dikatakan oleh Aksa, dia mencebikkan bibirnya dan menepuk lengan cucunya.
"Lalu Nenek kamu ini bagaimana, hem?" tanya Nenek Wina dengan raut wajah kesal.
Aksa langsung memeluk nenek Wina, dia berusaha untuk merayu neneknya itu. Karena Aksa tidak mau jika neneknya marah terlalu lama terhadap dirinya.
"Tentu saja Nenek juga selalu yang terbaik, ayo kita masuk." Aksa melerai pelukannya, lalu dia memeluk lengan nenek Wina dan menuntunnya untuk masuk ke dalam rumah.
Semua yang ada di sana langsung masuk ke dalam rumah, walaupun kini sudah larut malam, tetapi mereka masih enggan untuk kembali ke kamar masing masing.
Aron dan Nur mengajak putranya untuk bercengkerama, mereka membicarakan bisnis yang sebentar lagi akan dialihkan oleh nenek Wina kepada putranya itu.
Akan tetapi, karna Aksa memang menyukai bisnis, dia tidak mempermasalahkannya. Justru dia sangat senang karena dia bisa membantu neneknya, siapa tahu jika dia yang mengelola perusahaan peninggalan kakeknya itu akan lebih maju lagi.
Mereka melepas rindu sampai pukul dua pagi, Aksa sungguh senang karena akhirnya bisa berkumpul kembali bersama keluarganya.
Ada rasa sesal di dalam hatinya karena dia tak langsung pulang ke rumahnya, tapi malah pulang ke apartemen dan memilih untuk menemui Maria terlebih dahulu.
Akan tetapi menyesal pun di rasa sangat percuma, karena nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang terpenting adalah merayu neneknya agar tak merajuk lagi, tentunya dia harus ekstra dalam hal itu.
Setelah merasa mengantuk, semuanya kembali ke kamar masing masing. Mereka akan mengistirahatkan tubuh lelah mereka, agar besok bisa lebih fresh.
"Aku tidur dulu, Yah, Bu, Nek," pamit Aksa.
"Hem! Tidurlah, istirahatlah. Jangan nakal lagi," ujar Nenek Wina.
"Iya, Nek," jawab Aksa.
"Jangan lupa berdoa sebelum tidur," imbuh Nur.
"Siap, Bu!" ucap Aksa seraya mengecup kening Nur.
Setelah itu, Aksa langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya dan berusaha untuk memejamkan matanya, rasa lelah yang menguasai langsung membuat dia dengan mudah masuk ke alam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
awas kesiangan lupa mulangin motor 🤭🤣
2024-07-14
1
neng ade
jngn lupa kan motor Najma yg meminta nya diantarkan pagi2..
2024-01-31
0
Kinan Rosa
bagaimana dengan nasib motor ku Azra
2022-07-24
0