Aksa dan Maria masih senantiasa melepas rindu, mereka terus saja bertukar cerita. Seakan begitu banyak yang ingin mereka sampaikan, bahkan malam yang semakin larut pun seakan mereka abaikan.
Di saat sedang asik bertukar cerita, tiba-tiba terdengar suara deheman yang begitu keras. Tentu saja hal itu membuat Maria dan Aksa tersentak kaget. Keduanya langsung saling menjauh.
"Ehm! Pantes saja anak Ayah belum tidur, ternyata ada Nak Aksa," ujar Pak Tama.
"Ayah! Ayah kenapa mengagetkan aku seperti itu?" tanya Maria gugup.
Pandangan mata pak Tama terlihat menatap Aksa dengan lekat, Aksa yang paham segera berdiri dan menyapa ayah dari pacarnya tersebut.
"Selamat malam, Om Tama!" sapa Aksa sambil memeluk pria paruh baya itu.
"Malam, Nak!" balas sapa Pak Tama sambil menepuk lembut pundak Aksa.
Aksa segera melepas pelukannya, dia tersenyum kikuk di depan pak Tama. Walaupun dia dan juga Maria tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dia merasa tidak enak hati karena sudah berbicara di dalam kamar bersama dengan Maria.
"Ini sudah larut malam, sudah pukul sepuluh. Pulanglah dulu, lagian besok hari minggu. Kalian bisa bertemu seharian," ujar Pak Tama.
"Baik, Om. Kalau begitu saya pamit pulang dulu," ucap Aksa pada akhirnya.
"Hem! Pulanglah dan hati-hati," ucap Pak Tama.
Maria yang mendengar Aksa akan pulang langsung menghampiri ayahnya, lalu dia memeluk lengan ayahnya dan berkata.
"Aku akan mengantar Aksa sampai depan rumah ya, Yah. Ayah jangan marah," ucap Maria.
Pak Tama menganggukan kepalanya, Maria tersenyum senang dan langsung berjalan keluar rumah bersama Aksa. Sebenarnya Aksa masih sangat rindu kepada kekasihnya itu, tetapi apalah daya karena mereka memang masih belum ada ikatan pernikahan.
Keduanya harus bersabar agar bisa tinggal di dalam rumah yang sama, keduanya harus bersabar karena mereka belum menjadi pasangan yang halal.
Sampai di depan rumah, Aksa langsung menaiki motor sportnya. Sebelum berlalu, dia mengecup kening Maria dengan penuh kasih sayang.
"Selamat malam, Sayang. Semoga kamu bermimpi yang indah," ucap Aksa.
Maria terlihat begitu bahagia sekali, terlebih lagi ketika Aksa mengatakan hal-hal sepele tetapi tatapan matanya begitu penuh cinta kepada Maria.
"Iya, Sayang. Kamu juga pulang langsung bobo, jangan kelayapan. Nanti di gondol kucing loh," canda Maria.
Aksa langsung tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh kekasihnya, bisa-bisanya Maria berkata seperti itu kepada dirinya, pikirnya.
"Aih! Kamu ini bisa aja, mana ada kucing yang mau menggondol lelaki tampan seperti aku ini," ucap Aksa seraya menaik turunkan alisnya.
"Iya maaf, sekarang pulanglah dulu. Besok jemput aku, aku ingin pergi jalan-jalan seharian sama kamu," ucap Maria dengan begitu manja.
"Baiklah, Beb. Aku pulang dulu," pamit Aksa.
Aksa langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, karena memang jalanan terasa sudah terlihat lenggang.
Akan tetapi, baru setengah perjalanan motornya tiba-tiba saja berhenti. Aksa terlihat kebingungan harus melakukan apa, dia segera turun dari motornya dan memperhatikan motornya dengan dahi berkerut dalam.
"Ck! Kenapa sih dengan motornya?" tanya Aksa dengan raut wajah bingungnya.
Aksa mengecek kondisi motor tersebut, tetapi tidak ada yang rusak. Aksa menjadi sangat kesal dibuatnya, karena hari sudah semakin larut. Dia ingin segera pulang dan merebahkan tubuh lelahnya, hingga tidak terasa senyum terbit di wajahnya.
Dia melihat wanita berkerudung yang menabraknya di toko kue, dengan cepat Aksa menghampiri wanita itu.
Wanita itu terlihat sedang menyebrang jalan karena akan membuang sampah, tanpa ragu Aksa segera memegang tangan wanita itu.
Najma yang merasa kaget langsung menginjak kaki Aksa dengan kencang, tentu saja hal itu membuat Aksa menjerit kesakitan.
"Aaww! Sakit!!" pekik Aksa
"Eh, maaf. Aku kira kamu maling, soalnya kamu pegang tangan aku tanpa permisi," ucap Najma tanpa rasa bersalah.
Sebenarnya Aksa merasa begitu kesal ketika Najma mengira dirinya sebagai maling, karena menurutnya tidak ada maling yang begitu tampan seperti dirinya.
"Aku mau manggil nama kamu, tapi lupa. Jadinya aku langsung memegang tangan kamu, tapi kamunya malah gitu," ucap Aksa dengan kesal.
'Eh? Sejak kapan jadi aku kamu? Perasaan tadi dia sangat kasar dan galak? Kenapa sekarang jadi berubah baik begini?' batin Najma.
Melihat Najma yang hanya diam saja, Aksa langsung melambai-lambaikan tangan kanannya tepat di depan wajah Najma.
"Kok malah bengong sih? Ada apa?" tanya Aksa.
"Ah, tidak apa apa. Apa kamu butuh bantuan?" tanya Najma yang langsung di sambut anggukan oleh Aksa.
"Motorku tiba tiba mogok, aku ngga tahu harus bagaimana. Apa kamu bisa membantuku?" tanya Aksa pasrah.
"Di mana motornya, biar aku periksa," jawab Najma.
Aksa menunjukan motornya yang ada di sebrang jalan, ternyata motor Aksa yang mogok tidak jauh dari letak toko kue milik Najma.
Najma langsung memeriksa motor Aksa dengan seksama, setelah selsai dia pun langsung tersenyum mengejek ke arah Aksa.
"Kenapa kamu tersenyum seperti itu ? Memangnya ada yang lucu?" tanya Aksa.
"Kamu itu yang punya motor, atau motornya motor pinjaman? Masa bensinnya habis saja kamu tidak tahu?" tanya Najma.
Aksa langsung menepuk jidatnya, pantas saja ketika dia memeriksa motornya tidak ada yang rusak, pikirnya. Karena memang keadaan motornya baik-baik saja, yang membuat motornya berhenti tiba-tiba tentunya karena bensinnya yang habis.
"Ya Tuhan! Kenapa aku bodoh sekali. Aku baru pulang dari Amerika dan aku lupa untuk mengisi bensin, aku malah langsung memakai motor ini begitu saja," ucap Aksa.
Najma hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah dari Aksa, pria yang ada di hadapannya itu benar-benar sangat aneh, pikirnya.
"Kalau kamu mau pulang, isi bensinnya dulu!" seru Najma sambil berlalu meninggalkan Aksa.
Aksa melihat sekelilingnya, sepi dan hanya beberpa kendaraan saja yang lewat. Dengan cepat dia menghampiri Najma, lalu dia meminta pertolongan dari wanita itu.
"Hey! Kamu tidak boleh meninggalkan aku, kamu harus menolong aku.Jangan tinggalkan aku begitu saja, kamu itu seperti orang yang tidak berperasaan!" kesal Aksa.
"Kamu manggil aku?" tanya Najma seraya menghentikan langkahnya.
"Ya iyalah, aku manggil kamu. Memangnya aku manggil siapa lagi," jawab Aksa.
Najma merasa tidak suka dengan jawaban dari Aksa, padahal dia sudah memberitahukan namanya kepada Aksa. Namun, pria itu seakan begitu enggan untuk mengingat namanya.
"Nama aku Najma, bukan Hey." Najma memutarkan bola matanya dengan malas, karena pria yang ada di hadapannya tidak memanggil namanya dengan benar.
"Maafkan aku, tapi aku mohon bantulah aku kali ini saja. Jadilah wanita penolong untukku, saat ini saja. Kumohon," pinta Aksa mengiba.
Najma menghela napas dan membuangnya dengan kasar, dia merasa kesal tetapi juga merasa kasihan kepada pria yang saat ini sedang mengemis pertolongan kepada dirinya.
"Baiklah, kamu pakai motorku yang ada di toko kue. Motor kamu, kamu masukan saja ke dalam toko," usul Najma. Karena di sana sangat jauh menuju pom bensin, yang menjual bensin eceran pun tidak ada.
Aksa langsung tersenyum bahagia mendengar apa yang dikatakan oleh Najma, dengan cepat Aksa mendorong motor sport miliknya. Dia segera menghampiri Najma yang sudah berdiri di dekat motor matic kesayangannya.
"Pakailah motorku, tapi ingat. Pagi-pagi sekali kamu sudah harus antarkan kemari, karena aku sangat membutuhkannya," ujar Najma dengan tegas.
Dengan cepat Aksa menganggukkan kepalanya, yang terpenting baginya saat ini tentunya bisa pulang ke apartemen miliknya. Untuk urusan besok bisa dibicarakan lagi, pikirnya.
"Baiklah, Nona Cantik! "seru Aksa
Najma hanya geleng-geleng kepala mendengar apa yang dikatakan oleh Aksa, dia tidak menyangka jika di balik sifat arogannya seorang Aksa ternyata ada sisi manisnya juga.
Dengan cepat Aksa mengambil kunci motor yang ada di tangan Najma, tidak lupa dia mengucapkan terima kasih dan pamit sebelum meninggalkan Najma di toko kue miliknya tersebut.
Aksa tersenyum senang selama perjalanan pulang, dia sangat bahagia karena sudah bertemu dengan pujaan hatinya. Walaupun dia sempat ketakutan karena motornya mogok di tengah jalan.
Tugasnya saat ini adalah cepat tidur, karena besok pagi dia harus segera menemui keluarganya. Keluarga yang selalu dia sayangi dan menjadi penyemangat bagi dirinya.
Sebenarnya dia sudah sangat merindukan keluarganya, tetapi hatinya ingin terlebih dahulu mengunjungi Maria. Kekasih hatinya.
Wanita yang selalu bertengger cantik di singgasana hatinya, tentunya wanita itu selalu menghiasi hari harinya.Walaupun mereka cuma bisa saling menyapa lewat sambungan telepon, itu sudah sangat cukup untuknya.
Sesampainya di Apartemen, Aksa langsung merebahkan tubuhnya. Baru saja Aksa akan memejamkan matanya, tetapi tiba tiba perutnya berdendang dengan sangat riangnya.
"Sial! Aku bahkan belum sempat makan dari siang, perutku terasa sangat lapar," ucap Aksa lirih.
Aksa segera beranjak ke dapur, tetapi sayangnya tidak ada apa pun yang ada di sana. Aksa hanya bisa pasrah, seperti nya dia harus keluar untuk mencari makanan agar perutnya bisa terisi.
"Astaga! Aku benar-benar sial malam ini, kenapa juga bisa sesial ini?" tanya Aksa dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
neng ade
maka nya temui orang tua dulu bukan malah kekasih nya yg di utamakan.. gitu deh jadi nya bnyk kesiapan yg di alami
2024-01-31
0
N4M3
di kira Bpk loo apa babe" wkwk
2022-12-08
0
Indra Davais
ceritanya datar tp aku nyobak nyimak terus
2021-09-12
6