Wanita Penolong

Aksa dan Maria masih senantiasa melepas rindu, mereka terus saja bertukar cerita. Seakan begitu banyak yang ingin mereka sampaikan, bahkan malam yang semakin larut pun seakan mereka abaikan.

Di saat sedang asik bertukar cerita, tiba-tiba terdengar suara deheman yang begitu keras. Tentu saja hal itu membuat Maria dan Aksa tersentak kaget. Keduanya langsung saling menjauh.

"Ehm! Pantes saja anak Ayah belum tidur, ternyata ada Nak Aksa," ujar Pak Tama.

"Ayah! Ayah kenapa mengagetkan aku seperti itu?" tanya Maria gugup.

Pandangan mata pak Tama terlihat menatap Aksa dengan lekat, Aksa yang paham segera berdiri dan menyapa ayah dari pacarnya tersebut.

"Selamat malam, Om Tama!" sapa Aksa sambil memeluk pria paruh baya itu.

"Malam, Nak!" balas sapa Pak Tama sambil menepuk lembut pundak Aksa.

Aksa segera melepas pelukannya, dia tersenyum kikuk di depan pak Tama. Walaupun dia dan juga Maria tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dia merasa tidak enak hati karena sudah berbicara di dalam kamar bersama dengan Maria.

"Ini sudah larut malam, sudah pukul sepuluh. Pulanglah dulu, lagian besok hari minggu. Kalian bisa bertemu seharian," ujar Pak Tama.

"Baik, Om. Kalau begitu saya pamit pulang dulu," ucap Aksa pada akhirnya.

"Hem! Pulanglah dan hati-hati," ucap Pak Tama.

Maria yang mendengar Aksa akan pulang langsung menghampiri ayahnya, lalu dia memeluk lengan ayahnya dan berkata.

"Aku akan mengantar Aksa sampai depan rumah ya, Yah. Ayah jangan marah," ucap Maria.

Pak Tama menganggukan kepalanya, Maria tersenyum senang dan langsung berjalan keluar rumah bersama Aksa. Sebenarnya Aksa masih sangat rindu kepada kekasihnya itu, tetapi apalah daya karena mereka memang masih belum ada ikatan pernikahan.

Keduanya harus bersabar agar bisa tinggal di dalam rumah yang sama, keduanya harus bersabar karena mereka belum menjadi pasangan yang halal.

Sampai di depan rumah, Aksa langsung menaiki motor sportnya. Sebelum berlalu, dia mengecup kening Maria dengan penuh kasih sayang.

"Selamat malam, Sayang. Semoga kamu bermimpi yang indah," ucap Aksa.

Maria terlihat begitu bahagia sekali, terlebih lagi ketika Aksa mengatakan hal-hal sepele tetapi tatapan matanya begitu penuh cinta kepada Maria.

"Iya, Sayang. Kamu juga pulang langsung bobo, jangan kelayapan. Nanti di gondol kucing loh," canda Maria.

Aksa langsung tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh kekasihnya, bisa-bisanya Maria berkata seperti itu kepada dirinya, pikirnya.

"Aih! Kamu ini bisa aja, mana ada kucing yang mau menggondol lelaki tampan seperti aku ini," ucap Aksa seraya menaik turunkan alisnya.

"Iya maaf, sekarang pulanglah dulu. Besok jemput aku, aku ingin pergi jalan-jalan seharian sama kamu," ucap Maria dengan begitu manja.

"Baiklah, Beb. Aku pulang dulu," pamit Aksa.

Aksa langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, karena memang jalanan terasa sudah terlihat lenggang.

Akan tetapi, baru setengah perjalanan motornya tiba-tiba saja berhenti. Aksa terlihat kebingungan harus melakukan apa, dia segera turun dari motornya dan memperhatikan motornya dengan dahi berkerut dalam.

"Ck! Kenapa sih dengan motornya?" tanya Aksa dengan raut wajah bingungnya.

Aksa mengecek kondisi motor tersebut, tetapi tidak ada yang rusak. Aksa menjadi sangat kesal dibuatnya, karena hari sudah semakin larut. Dia ingin segera pulang dan merebahkan tubuh lelahnya, hingga tidak terasa senyum terbit di wajahnya.

Dia melihat wanita berkerudung yang menabraknya di toko kue, dengan cepat Aksa menghampiri wanita itu.

Wanita itu terlihat sedang menyebrang jalan karena akan membuang sampah, tanpa ragu Aksa segera memegang tangan wanita itu.

Najma yang merasa kaget langsung menginjak kaki Aksa dengan kencang, tentu saja hal itu membuat Aksa menjerit kesakitan.

"Aaww! Sakit!!" pekik Aksa

"Eh, maaf. Aku kira kamu maling, soalnya kamu pegang tangan aku tanpa permisi," ucap Najma tanpa rasa bersalah.

Sebenarnya Aksa merasa begitu kesal ketika Najma mengira dirinya sebagai maling, karena menurutnya tidak ada maling yang begitu tampan seperti dirinya.

"Aku mau manggil nama kamu, tapi lupa. Jadinya aku langsung memegang tangan kamu, tapi kamunya malah gitu," ucap Aksa dengan kesal.

'Eh? Sejak kapan jadi aku kamu? Perasaan tadi dia sangat kasar dan galak? Kenapa sekarang jadi berubah baik begini?' batin Najma.

Melihat Najma yang hanya diam saja, Aksa langsung melambai-lambaikan tangan kanannya tepat di depan wajah Najma.

"Kok malah bengong sih? Ada apa?" tanya Aksa.

"Ah, tidak apa apa. Apa kamu butuh bantuan?" tanya Najma yang langsung di sambut anggukan oleh Aksa.

"Motorku tiba tiba mogok, aku ngga tahu harus bagaimana. Apa kamu bisa membantuku?" tanya Aksa pasrah.

"Di mana motornya, biar aku periksa," jawab Najma.

Aksa menunjukan motornya yang ada di sebrang jalan, ternyata motor Aksa yang mogok tidak jauh dari letak toko kue milik Najma.

Najma langsung memeriksa motor Aksa dengan seksama, setelah selsai dia pun langsung tersenyum mengejek ke arah Aksa.

"Kenapa kamu tersenyum seperti itu ? Memangnya ada yang lucu?" tanya Aksa.

"Kamu itu yang punya motor, atau motornya motor pinjaman? Masa bensinnya habis saja kamu tidak tahu?" tanya Najma.

Aksa langsung menepuk jidatnya, pantas saja ketika dia memeriksa motornya tidak ada yang rusak, pikirnya. Karena memang keadaan motornya baik-baik saja, yang membuat motornya berhenti tiba-tiba tentunya karena bensinnya yang habis.

"Ya Tuhan! Kenapa aku bodoh sekali. Aku baru pulang dari Amerika dan aku lupa untuk mengisi bensin, aku malah langsung memakai motor ini begitu saja," ucap Aksa.

Najma hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah dari Aksa, pria yang ada di hadapannya itu benar-benar sangat aneh, pikirnya.

"Kalau kamu mau pulang, isi bensinnya dulu!" seru Najma sambil berlalu meninggalkan Aksa.

Aksa melihat sekelilingnya, sepi dan hanya beberpa kendaraan saja yang lewat. Dengan cepat dia menghampiri Najma, lalu dia meminta pertolongan dari wanita itu.

"Hey! Kamu tidak boleh meninggalkan aku, kamu harus menolong aku.Jangan tinggalkan aku begitu saja, kamu itu seperti orang yang tidak berperasaan!" kesal Aksa.

"Kamu manggil aku?" tanya Najma seraya menghentikan langkahnya.

"Ya iyalah, aku manggil kamu. Memangnya aku manggil siapa lagi," jawab Aksa.

Najma merasa tidak suka dengan jawaban dari Aksa, padahal dia sudah memberitahukan namanya kepada Aksa. Namun, pria itu seakan begitu enggan untuk mengingat namanya.

"Nama aku Najma, bukan Hey." Najma memutarkan bola matanya dengan malas, karena pria yang ada di hadapannya tidak memanggil namanya dengan benar.

"Maafkan aku, tapi aku mohon bantulah aku kali ini saja. Jadilah wanita penolong untukku, saat ini saja. Kumohon," pinta Aksa mengiba.

Najma menghela napas dan membuangnya dengan kasar, dia merasa kesal tetapi juga merasa kasihan kepada pria yang saat ini sedang mengemis pertolongan kepada dirinya.

"Baiklah, kamu pakai motorku yang ada di toko kue. Motor kamu, kamu masukan saja ke dalam toko," usul Najma. Karena di sana sangat jauh menuju pom bensin, yang menjual bensin eceran pun tidak ada.

Aksa langsung tersenyum bahagia mendengar apa yang dikatakan oleh Najma, dengan cepat Aksa mendorong motor sport miliknya. Dia segera menghampiri Najma yang sudah berdiri di dekat motor matic kesayangannya.

"Pakailah motorku, tapi ingat. Pagi-pagi sekali kamu sudah harus antarkan kemari, karena aku sangat membutuhkannya," ujar Najma dengan tegas.

Dengan cepat Aksa menganggukkan kepalanya, yang terpenting baginya saat ini tentunya bisa pulang ke apartemen miliknya. Untuk urusan besok bisa dibicarakan lagi, pikirnya.

"Baiklah, Nona Cantik! "seru Aksa

Najma hanya geleng-geleng kepala mendengar apa yang dikatakan oleh Aksa, dia tidak menyangka jika di balik sifat arogannya seorang Aksa ternyata ada sisi manisnya juga.

Dengan cepat Aksa mengambil kunci motor yang ada di tangan Najma, tidak lupa dia mengucapkan terima kasih dan pamit sebelum meninggalkan Najma di toko kue miliknya tersebut.

Aksa tersenyum senang selama perjalanan pulang, dia sangat bahagia karena sudah bertemu dengan pujaan hatinya. Walaupun dia sempat ketakutan karena motornya mogok di tengah jalan.

Tugasnya saat ini adalah cepat tidur, karena besok pagi dia harus segera menemui keluarganya. Keluarga yang selalu dia sayangi dan menjadi penyemangat bagi dirinya.

Sebenarnya dia sudah sangat merindukan keluarganya, tetapi hatinya ingin terlebih dahulu mengunjungi Maria. Kekasih hatinya.

Wanita yang selalu bertengger cantik di singgasana hatinya, tentunya wanita itu selalu menghiasi hari harinya.Walaupun mereka cuma bisa saling menyapa lewat sambungan telepon, itu sudah sangat cukup untuknya.

Sesampainya di Apartemen, Aksa langsung merebahkan tubuhnya. Baru saja Aksa akan memejamkan matanya, tetapi tiba tiba perutnya berdendang dengan sangat riangnya.

"Sial! Aku bahkan belum sempat makan dari siang, perutku terasa sangat lapar," ucap Aksa lirih.

Aksa segera beranjak ke dapur, tetapi sayangnya tidak ada apa pun yang ada di sana. Aksa hanya bisa pasrah, seperti nya dia harus keluar untuk mencari makanan agar perutnya bisa terisi.

"Astaga! Aku benar-benar sial malam ini, kenapa juga bisa sesial ini?" tanya Aksa dengan kesal.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

maka nya temui orang tua dulu bukan malah kekasih nya yg di utamakan.. gitu deh jadi nya bnyk kesiapan yg di alami

2024-01-31

0

N4M3

N4M3

di kira Bpk loo apa babe" wkwk

2022-12-08

0

Indra Davais

Indra Davais

ceritanya datar tp aku nyobak nyimak terus

2021-09-12

6

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Bertemu Maria
3 Wanita Penolong
4 Ketahuan
5 Bangun Kesiangan
6 Siapa Andrew?
7 Curahan Hati Najma
8 Menyendiri
9 Meminta Bantuan Aron
10 Kedatangan Maria
11 Resmi Menjadi CEO
12 Tentang Maria Dan Andrew
13 Mengantar Callista Berobat
14 Penjelasan Maria
15 Maria Berkunjung Ke Kantor Aksa
16 Boneka Teddy Bear
17 Makan Malam Bersama
18 Obrolan Antara Anak Dan Orang Tua
19 Bersepeda
20 Jalan Bareng Maria
21 Ancaman Nenek Wina
22 Bosan
23 Apa Itu Islam
24 Jangan pernah menyebut namanya lagi!
25 Boleh kan' kalau aku datang karena kangen?
26 Ingin Bertanya
27 Permen Kapas
28 Siapa mantannya, Yah?
29 Kenyataan Pahit
30 Bingung
31 Donor Darah
32 Wanita Kuat Yang Terlihat Rapuh
33 Menjenguk Callista atau bundanya?
34 Jujur l
35 Jujur ll
36 Boleh Panggil Ayah?
37 Boleh
38 Menggoda
39 Wajah Nya Sangat Familiar
40 Tidak Ada Hubungan
41 Seperti Ayah Dan Anak
42 Pulang
43 Kedatangan Robert
44 Belajar
45 Pasar Ikan
46 Pembukaan Restoran Sea Food
47 Siapa Lelaki Itu ??
48 Bastian
49 Kalian Pernah Bertengkar??
50 Ternyata Janda
51 Murung
52 Jalan Jalan
53 Kebenaran
54 Andai Saja
55 Menghibur
56 Bertemu Cindy
57 Permintaan Maaf Bastian
58 Ngga Boleh Pegang Pegang
59 Apakah Itu Dia?
60 Bingung
61 Butuh Waktu Untuk Memantapkan Hati
62 Meminta Petunjuk
63 Meminta Petunjuk ll
64 Mau Atau Tidak??
65 Malunya, ini sungguh sangat memalukan.
66 Apakah Mas Aksa Pria Yang Allah Pilih Kan Untuk Ku ?
67 Mau
68 Persiapan
69 Khitbah
70 Rencana pernikahan
71 Sah
72 Resepsi
73 Tertunda
74 Akhirnya
75 Olah Raga Pagi
76 Syukuan Rumah Baru
77 Pergi Ke Rumah Sakit
78 Positif
79 Makan Malam Bersama
80 Najma Yang Manja
81 Melahirkan Babby Girl
82 Kebahagian Aksa
83 Usaha
84 Khilaf
85 Periksa
86 Murung
87 Mangga
88 Jatah
89 Cemburu
90 Me Time
91 Penampilan Yang Menggoda
92 Piknik Atau Panik
93 Babby Girl Lagi
94 Lelah
95 Peresmian Hotel Baru
96 Bertempur Semalam Suntuk
97 Najma Sakit
98 Pelajaran
99 Pulang
100 Kadang Suka Kadang Duka
101 Sadar
102 Berbahagia
103 Berkedut
104 NgumpuL
105 Obrolan Hangat
106 Sibuk
107 Ulah Cindy
108 Menegangkan
109 Babby Twins Mirip Ibu Nya
110 Penculikan
111 Tertangkap
112 Berbohong
113 Kabur
114 Mengetahui Nya
115 Ketakutan Callista
116 Episode Terakhir
117 S2. Delapan Tahun Kemudian
118 S2. Callista Si Anak Sulung
119 S2. Abimanyu Gading Giandra
120 S2. Pameran Lukisan
121 S2. Bakso
122 S2. Sakit Perut
123 S2. Di Gendong
124 S2. Pertemuan
125 S2. Rindu Ayah
126 S2. Obrolan
127 S2. Kagum
128 S2. Model Lukisan
129 S2. Bertemu lagi
130 S2. Kejutan Membahagiakan
131 S2. Jalan-jalan
132 S2. Anak Dari Seorang Supir?
133 S2. Identitas
134 S2. Lamaran Tak Terduga
135 S2. Jawaban Anak Ayah
136 S2. Di Tembak Bocah
137 S2. Ungkapan Rasa
138 S2. Kelakuan Si Anak Bungsu
139 S2. Erland Kecelakaan
140 S2. Mejaga Erland
141 S2. Keputusan Erland
142 S2. Lamaran Resmi
143 S2. Di Terima
144 S2. Melepas Masa Lajang
145 S2. Nasib
146 S2. Hampir
147 S2. Jebol
148 S2. Susah Jalan
149 S2. Menggoda
150 S2. Obat Anti Nyeri
151 S2. Kembali Bekerja
152 S2. Arya Birawa??
153 S2. Sebuah Alasan
154 S2. Ajakan Dokter Arya
155 S2. Seperti kenal
156 S2. Kemarahan Gading
157 S2. Konglomerat Muda
158 S2. Maaf
159 S2. Makin lengket
160 S2. Menginap
161 S2. Pantas Saja
162 S2. Ingatan Masa Lalu
163 S2. Klinik
164 S2. Ke Luar Kota
165 S2. Positif
166 S2. Bukan Mimpi
167 S2. Kebahagiaan Yang Tak Terkira
168 S2. Nama Calon Babby
169 S2. Jangan Pergi
170 S2. Ada apa?
171 S2. Di Culik
172 S2. Melahirkan
173 S2. Kembali
174 S2. Janda kembang
175 S2. Nasihat Ayah
176 S2. Pulang
177 S2. Kangen
178 S2. Kedatangan Erland
179 S2. Erland Jalan-jalan
180 S2. Duo A
181 S2. Kabar Duka
182 S2. Belajar Berbicara Sopan
183 S2. Pernikahan Erland
184 S2. Cinta Terhalang Diniding Kaca
185 S2. Menjaga Hati
186 S2. Lima Tahun Kemudian
187 S2. Bertemu Kembali
188 S2. Pulang Bersama
189 S2. Harus Sabar
190 S2. Udang Di Balik Bebatuan
191 S2. Ada Yang Kurang
192 S2. Mantan
193 S2. Mantan Lagi
194 S2. Kesel
195 S2. Anggapan Salah
196 S2. Benalu
197 S2. Pemuas Berondong
198 S2. Kebersamaan
199 S2. Ketinggalan
200 S2. Interogasi
201 S2. Masih Beruntung
202 S2. Ingin Pergi Jauh
203 S2. Memberi Rasa Aman
204 S2. Rasanya Manis
205 S2. Secepatnya
206 S2. Iya Mau
207 S2. Pencuri
208 S2. Fitting Baju
209 S2. Tega
210 S2. Kesal
211 S2. Salah Sangka
212 S2. Berkumpul
213 S2. Berkumpul 2
214 S2. Pernikahan Adi Dan Alina
215 S2. Malam Pengantin
216 S2. Buka-Bukaan
217 S2. Tiket Honeymoon
218 S2. Tidur Terpisah
219 S2. Terbang Ke Singapura
220 S2. Khadijah Melahirkan
221 S2. Pembukaan
222 S2. Jebolnya Benteng Takesi
223 S2. Pria Asing Yang Baik
224 S2. Kekesalan Fatimah
225 S2. Jalan-jalan
226 S2. Alina Marah
227 S2. Jalan-jalan
228 S2. Pulang
229 S2. Kecelakaan
230 S2. Berpulang
231 S2. Pemakaman
232 S2. Bingung
233 S2. Album Foto
234 S2. Kejutan Untuk Alina
235 S2. Khadijah Pulang Dari Rumah Sakit
236 S2. Berhenti Bekerja
237 S2. Kesakitan
238 S2. Keguguran
239 S2. Butuh Suport
240 S2. Satu Bulan Kemudian
241 S2. Kembar Empat
242 S2. Pulang Dengan Kabar Bahagia
243 S2. Happy Ending
244 Pemberitahuan Novel Baru
Episodes

Updated 244 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Bertemu Maria
3
Wanita Penolong
4
Ketahuan
5
Bangun Kesiangan
6
Siapa Andrew?
7
Curahan Hati Najma
8
Menyendiri
9
Meminta Bantuan Aron
10
Kedatangan Maria
11
Resmi Menjadi CEO
12
Tentang Maria Dan Andrew
13
Mengantar Callista Berobat
14
Penjelasan Maria
15
Maria Berkunjung Ke Kantor Aksa
16
Boneka Teddy Bear
17
Makan Malam Bersama
18
Obrolan Antara Anak Dan Orang Tua
19
Bersepeda
20
Jalan Bareng Maria
21
Ancaman Nenek Wina
22
Bosan
23
Apa Itu Islam
24
Jangan pernah menyebut namanya lagi!
25
Boleh kan' kalau aku datang karena kangen?
26
Ingin Bertanya
27
Permen Kapas
28
Siapa mantannya, Yah?
29
Kenyataan Pahit
30
Bingung
31
Donor Darah
32
Wanita Kuat Yang Terlihat Rapuh
33
Menjenguk Callista atau bundanya?
34
Jujur l
35
Jujur ll
36
Boleh Panggil Ayah?
37
Boleh
38
Menggoda
39
Wajah Nya Sangat Familiar
40
Tidak Ada Hubungan
41
Seperti Ayah Dan Anak
42
Pulang
43
Kedatangan Robert
44
Belajar
45
Pasar Ikan
46
Pembukaan Restoran Sea Food
47
Siapa Lelaki Itu ??
48
Bastian
49
Kalian Pernah Bertengkar??
50
Ternyata Janda
51
Murung
52
Jalan Jalan
53
Kebenaran
54
Andai Saja
55
Menghibur
56
Bertemu Cindy
57
Permintaan Maaf Bastian
58
Ngga Boleh Pegang Pegang
59
Apakah Itu Dia?
60
Bingung
61
Butuh Waktu Untuk Memantapkan Hati
62
Meminta Petunjuk
63
Meminta Petunjuk ll
64
Mau Atau Tidak??
65
Malunya, ini sungguh sangat memalukan.
66
Apakah Mas Aksa Pria Yang Allah Pilih Kan Untuk Ku ?
67
Mau
68
Persiapan
69
Khitbah
70
Rencana pernikahan
71
Sah
72
Resepsi
73
Tertunda
74
Akhirnya
75
Olah Raga Pagi
76
Syukuan Rumah Baru
77
Pergi Ke Rumah Sakit
78
Positif
79
Makan Malam Bersama
80
Najma Yang Manja
81
Melahirkan Babby Girl
82
Kebahagian Aksa
83
Usaha
84
Khilaf
85
Periksa
86
Murung
87
Mangga
88
Jatah
89
Cemburu
90
Me Time
91
Penampilan Yang Menggoda
92
Piknik Atau Panik
93
Babby Girl Lagi
94
Lelah
95
Peresmian Hotel Baru
96
Bertempur Semalam Suntuk
97
Najma Sakit
98
Pelajaran
99
Pulang
100
Kadang Suka Kadang Duka
101
Sadar
102
Berbahagia
103
Berkedut
104
NgumpuL
105
Obrolan Hangat
106
Sibuk
107
Ulah Cindy
108
Menegangkan
109
Babby Twins Mirip Ibu Nya
110
Penculikan
111
Tertangkap
112
Berbohong
113
Kabur
114
Mengetahui Nya
115
Ketakutan Callista
116
Episode Terakhir
117
S2. Delapan Tahun Kemudian
118
S2. Callista Si Anak Sulung
119
S2. Abimanyu Gading Giandra
120
S2. Pameran Lukisan
121
S2. Bakso
122
S2. Sakit Perut
123
S2. Di Gendong
124
S2. Pertemuan
125
S2. Rindu Ayah
126
S2. Obrolan
127
S2. Kagum
128
S2. Model Lukisan
129
S2. Bertemu lagi
130
S2. Kejutan Membahagiakan
131
S2. Jalan-jalan
132
S2. Anak Dari Seorang Supir?
133
S2. Identitas
134
S2. Lamaran Tak Terduga
135
S2. Jawaban Anak Ayah
136
S2. Di Tembak Bocah
137
S2. Ungkapan Rasa
138
S2. Kelakuan Si Anak Bungsu
139
S2. Erland Kecelakaan
140
S2. Mejaga Erland
141
S2. Keputusan Erland
142
S2. Lamaran Resmi
143
S2. Di Terima
144
S2. Melepas Masa Lajang
145
S2. Nasib
146
S2. Hampir
147
S2. Jebol
148
S2. Susah Jalan
149
S2. Menggoda
150
S2. Obat Anti Nyeri
151
S2. Kembali Bekerja
152
S2. Arya Birawa??
153
S2. Sebuah Alasan
154
S2. Ajakan Dokter Arya
155
S2. Seperti kenal
156
S2. Kemarahan Gading
157
S2. Konglomerat Muda
158
S2. Maaf
159
S2. Makin lengket
160
S2. Menginap
161
S2. Pantas Saja
162
S2. Ingatan Masa Lalu
163
S2. Klinik
164
S2. Ke Luar Kota
165
S2. Positif
166
S2. Bukan Mimpi
167
S2. Kebahagiaan Yang Tak Terkira
168
S2. Nama Calon Babby
169
S2. Jangan Pergi
170
S2. Ada apa?
171
S2. Di Culik
172
S2. Melahirkan
173
S2. Kembali
174
S2. Janda kembang
175
S2. Nasihat Ayah
176
S2. Pulang
177
S2. Kangen
178
S2. Kedatangan Erland
179
S2. Erland Jalan-jalan
180
S2. Duo A
181
S2. Kabar Duka
182
S2. Belajar Berbicara Sopan
183
S2. Pernikahan Erland
184
S2. Cinta Terhalang Diniding Kaca
185
S2. Menjaga Hati
186
S2. Lima Tahun Kemudian
187
S2. Bertemu Kembali
188
S2. Pulang Bersama
189
S2. Harus Sabar
190
S2. Udang Di Balik Bebatuan
191
S2. Ada Yang Kurang
192
S2. Mantan
193
S2. Mantan Lagi
194
S2. Kesel
195
S2. Anggapan Salah
196
S2. Benalu
197
S2. Pemuas Berondong
198
S2. Kebersamaan
199
S2. Ketinggalan
200
S2. Interogasi
201
S2. Masih Beruntung
202
S2. Ingin Pergi Jauh
203
S2. Memberi Rasa Aman
204
S2. Rasanya Manis
205
S2. Secepatnya
206
S2. Iya Mau
207
S2. Pencuri
208
S2. Fitting Baju
209
S2. Tega
210
S2. Kesal
211
S2. Salah Sangka
212
S2. Berkumpul
213
S2. Berkumpul 2
214
S2. Pernikahan Adi Dan Alina
215
S2. Malam Pengantin
216
S2. Buka-Bukaan
217
S2. Tiket Honeymoon
218
S2. Tidur Terpisah
219
S2. Terbang Ke Singapura
220
S2. Khadijah Melahirkan
221
S2. Pembukaan
222
S2. Jebolnya Benteng Takesi
223
S2. Pria Asing Yang Baik
224
S2. Kekesalan Fatimah
225
S2. Jalan-jalan
226
S2. Alina Marah
227
S2. Jalan-jalan
228
S2. Pulang
229
S2. Kecelakaan
230
S2. Berpulang
231
S2. Pemakaman
232
S2. Bingung
233
S2. Album Foto
234
S2. Kejutan Untuk Alina
235
S2. Khadijah Pulang Dari Rumah Sakit
236
S2. Berhenti Bekerja
237
S2. Kesakitan
238
S2. Keguguran
239
S2. Butuh Suport
240
S2. Satu Bulan Kemudian
241
S2. Kembar Empat
242
S2. Pulang Dengan Kabar Bahagia
243
S2. Happy Ending
244
Pemberitahuan Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!