Aksa terus saja memperhatikan jam yang melingkar di tangannya, sesekali dia akan menghentakkan kakinya dengan penuh kekesalan.
Dia merasa jika perempuan berkerudung itu sudah sangat terlalu lama, sayangnya dia hanya bisa memaki maki perempuan berkerudung itu tanpa melihat orangnya.
"Dasar perempuan lelet, katanya mau meminjamkan aku baju. Tapi sampai sekarang tidak kunjung datang. lni sudah sepuluh menit, bisa gagal rencana surprise-nya!!" gerutu Aksa pelan tapi penuh dengan penekanan.
Di saat Aksa sedang asik menggerutu, wanita berkerudung itu datang dan dengan cepat menghampiri Aksa.
"Maaf kalau saya terlalu lama, saya tadi mencari bajunya terlebih dahulu," ujar wanita itu.
Aksa yang merasa kaget langsung mengelusi dadanya, dia merutuki kedatangan wanita itu yang dirasa sangat tiba-tiba dan begitu mengagetkan.
"Dasar perempuan aneh, sejak kapan kamu berada di belakangku?!" tanya Aksa dengan ketus.
Wanita berkerudung itu tersenyum kecut mendengar apa yang dikatakan oleh Aksa, dia merasa kesal karena pria yang berada di hadapannya itu terus saja mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas menurutnya.
Namun, dia berusaha untuk menenangkan hatinya. Lalu, wanita itu berusaha untuk tersenyum dengan hangat dan berkata.
"Sejak anda terus menggerutu, Tuan."
Aksa langsung memutarkan bola matanya dengan malas, karena dia merasa jika wanita yang berada di hadapannya selalu saja bisa menjawab apa yang dikatakan oleh dirinya.
"Siapa namamu?" tanya Aksa.
"Untuk apa anda menanyakan nama saya?" tanya wanita itu.
"Cepat katakan, karena rasanya sangat tidak enak saja mengobrol seperti ini tetapi aku tidak tahu namamu," jawab Aksa.
"Oh! Nama saya Najma Adiba Orlin, Tuan." Najma menjawab pertanyaan dari Aksa seraya memberikan kemeja dari tangannya.
Aksa menerima kemeja kotak-kotak warna hitam dengan corak biru tersebut dari tangan Najma. Lalu dia memperhatikan kemeja tersebut, dia menimang-nimang apakah kemeja tersebut cocok atau tidak dipakai oleh dirinya.
"Lumayan lah, daripada aku pakai baju kotor. Dimana toiletnya, aku mau numpang ganti baju?" izin Aksa.
"Di pojok kanan, Tuan.'' Najma menjawab sambil menunjukan toilet dengan jempol tangannya.
"Terima kasih," ucap Aksa.
Setelah mengatakan hal itu, Aksa langsung berjalan ke arah toilet yang di tunjukan oleh Najma. Setelah masuk ke dalam toilet, dengan cepat dia memakai kemeja yang diberikan Najma.
Setelah selsai, dia langsung menatap wajahnya di depan cermin. Dia tersenyum seraya mengusap kemeja yang dia pakai, lalu Aksa berkata.
"Tampan, namanya juga pria tampan. Mau memakai baju apa saja aku tetap tampan, satu hal yang pastinya. Gue itu tajir," ucap Aksa dengan bangga.
Selesai memuji dirinya sendiri, Aksa keluar dari dalam kamar mandi dengan membawa baju dan jaketnya yang kotor. Lalu, dia kembali menghampiri Najma yang sedang melayani pengunjung di depan meja kasir.
"Hey, nona! Apakah kamu tidak mau memberikan aku kue gratis sebagai tanda permintaan maaf?'' tanya Aksa seraya memperhatikan kue yang berjajar rapi di dalam cake showcase.
'Ya Allah! Kuatkanlah hati hambamu ini, Jangan biarkan kesabaranku habis menghadapi orang seperti ini. Kenapa juga aku harus bertemu dengan lelaki sombong seperti dia?' batin Najma.
Walaupun di dalam hatinya dia merasa kesal dengan pria yang berada di hadapannya, tetapi Najma memaksakan senyumnya dan berkata.
"Pilih-lah kue yang anda suka, Tuan. Tapi hanya boleh satu kotak saja," ucap Najma pada akhirnya.
Aksa tersenyum dengan begitu senang, karena dia mendapatkan kue gratisan. Itu artinya dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk kue yang akan dia berikan kepada Maria.
"Baiklah, karna pacarku sangat suka cupcake, jadinya aku mau itu saja." Aksa menunjuk makanan yang dia sebutkan dengan wajah yang berbinar, karena dia melihat cupcake yang begitu cantik di sana.
"Dasar pria pelit, untuk memberikan makanan pada kekasihnya saja minta yang gratisan." Najma menggerutu dengan suara yang lirih dan hampir tidak terdengar.
"Ngomong apa kamu?" tanya Aksa yang seakan mendengar ucapan dari Najma tetapi tidak jelas.
"Ah, tidak ada, Tuan. Saya hanya bilang, jika kekasih anda punya selera yang bagus." Najma menjawab sambil tersenyum yang di paksaan.
"Oh! Aku kira kamu ngomong apaan," ujar Aksa tidak peduli.
Karena tidak mau berhubungan dengan pria seperti Aksa, Najma dengan cepat memasukan cupcake-nya ke sebuah kotak, setelah itu dia masukan ke dalam paper bag .
"Silakan, Tuan. Semoga suka dengan kuenya, saya ucapkan terima kasih karena sudah memaafkan saya." Najma dengan tersenyum manis, lalu dia membuang muka dan memutarkan bola matanya dengan malas.
"Jangan tersenyum seperti itu!!" larang Aksa sambil memberikan baju dan jaket kotor miliknya.
Najma sampai membulatkan matanya dengan sempurna menerima perlakuan seperti itu dari Aksa, jika saja memaki adalah hal yang baik, sudah pasti saat ini Najma akan memaki-maki Aksa.
"Maksudnya apa ini, Tuan?" tanya Najma seraya menahan kekesalan yang luar biasa.
"Kamu cucilah bajuku itu, nanti kalau sudah bersih aku akan mengambilnya. Tentunya aku juga akan mengembalikan baju milik kamu ini," jawab Aksa yang terdengar menyebalkan di telinga Najma.
Najma menatap Aksa dengan tatapan tidak percaya, dia benar-benar tidak menyangka jika di dunia ini ada pria yang menyebalkan seperti Aksa.
'Pria macam apa yang ada di hadapanku ini? Aku baru kali ini bertemu dengan lelaki seperti ini,' batin Najma.
Najma nampak menahan amarah di dalam hatinya, tetapi tidak lama kemudian dia memaksakan bibirnya untuk tersenyum.
"Baiklah, Tuan. Dengan senang hati saya akan mencuci baju milik anda," ucap Najma.
"Bagus, kamu memang orang yang bertanggung jawab. Oiya, Najma. Terima kasih untuk kuenya," ucap Aksa dengan raut wajah senang.
Setelah mengatakan hal itu, Aksa langsung keluar dari toko yang bertuliskan "Toko Kue Callista " itu. Dia melenggang senang karena sudah mendapatkan kue kesukaan Maria dan yang paling menyenangkan dia mendapatkannya secara gratis.
"Lumayan!" ucapnya dengan senang.
Setelah mengatakan hal itu, Aksa langsung melajukan motor sportnya ke rumah Maria. Karena dia tahu jika Maria pasti sedang berada di rumahnya di jam seperti ini.
Setelah sampai di depan rumah Maria, Aksa langsung memberhentikan motornya dan menyapa security yang biasa berjaga di depan gerbang rumah Maria.
"Selamat malam Pak Herman, Maria-nya Ada?" tanya Aksa dengan sopan.
"Eh, Den Aksa. Kapan Aden pulang?" tanya Pak Herman.
"Ada deh, Maria ada ngga?" tanya Aksa dengan tidak sabar.
"Tentunya, dong. Non Maria ada Den, mari masuk," jawab Pak Herman.
Pak Herman langsung membukakan pintu gerbangnya untuk Aksa, Aksa langsung masuk dan menepikan motornya di samping mobil Maria.
Dengan tidak sabarnya Aksa langsung mengetuk pintu rumah Maria, saat pintu terbuka nampaklah ibunya Maria yang terlihat kaget melihat kedatangan Aksa.
"Nak Aksa, kapan pulang?" tanya ibu Melly.
"Tadi siang, Tante. Apa Maria-nya ada?" tanya Aksa seraya celingukan.
"Ada dong, kamu mau langsung samperin ke kamar apa Tante yang panggil?" tanya Ibu Melly.
Mendengar kata kamar tiba-tiba saja Aksa menjadi was-was, tapi dia juga merasa senang jika memang diperbolehkan untuk masuk ke dalam kamar Maria.
"Memangnya Aksa boleh ke kamar Maria, Tan?" tanya Aksa.
"Boleh dong, karena Tante sudah percaya sama kamu. Tapi ingat, kamu ngga boleh macam macam!" ancam Ibu Melly.
"Siap, Tante. Aku tidak akan macam-macam, terima kasih izinnya. Ini buat tante," ucap Aksa sambil memberikan paper bag berisi cupcake.
"Makasih, Nak. Kamar-nya di atas, kamar kedua dari kanan, jangan sampai salah," ujar Ibu Melly.
Aksa langsung menganggukkan kepalanya seraya tersenyum senang, dengan tidak sabarnya Aksa langsung berlari ke dalam kamar Maria.
Rindu di dalam hatinya seakan sudah menggunung, dia sudah tidak sabar ingin melepas kerinduan dengan pujaan hatinya itu.
"Astaga! Gue bener-bener nggak sabar pengen ketemu sama Maria," ucap Aksa dengan hati yang berbunga.
Sesampainya di depan kamar Maria, Aksa langsung mengetuk pintu kamar itu. Tidak lama kemudian, nampaklah Maria membukakan pintu, dia hanya memakai celana pendek dan tank top saja.
Satu kata yang terlintas di pikiran Aksa 'seksi', sedangkan Maria yang mendapati kekasih hati
nya berada di depan kamarnya langsung berteriak sambil melompat untuk memeluk kekasihnya.
"Sayang! Kamu kapan datang? Kenapa kamu ngga bilang bilang ke aku kalau kamu mau pulang?" tanya Maria penuh kekesalan tetapi dengan nada manja.
Maria kini sudah seperti anak koala, dia memeluk Aksa dengan erat dan kakinya melingkar indah di pinggang pujaan hatinya.
"Sayang, kalau aku bilang bilang namanya bukan surprise,'' jawab Aksa.
"Kangen!" ucap Maria dengan manja.
"Aku juga!" imbuh Aksa sambil mengecup singkat bibir Maria.
Sebenarnya Aksa sangat ingin mencium bibir wanitanya dengan durasi yang sangat lama, tapi dia takut kebablasan. Karena walau bagaimana pun juga, dia tetaplah lelaki normal.
"Sayang, apa kamu akan tetap memelukku seperti ini?" tanya Aksa.
"Maaf, Sayang. Aku terlalu rindu," jawab Maria sambil turun dari tubuh kekar Aksa.
Maria langsung mengajak Aksa untuk duduk di tepi ranjang, mereka mulai melepas rindu dengan bercerita. Aksa menceritakan kesehariannya tanpa Maria, begitu pun sebaliknya.
Baik Aksa maupun Maria terlihat begitu bahagia, mereka seakan tidak rela untuk berpisah kembali. Terkadang Maria memeluk Aksa dengan posesif, tapi Aksa selalu berusaha untuk melepasnya.
Dia takut kalau kalau dia tidak bisa menahan hasratnya, sebenarnya dia ingin segera menikahi kekasih nya itu. Tapi mamanya belum mengizinkan, karena Aksa harus belajar menguasai perusahaannya terlebih dahulu.
"Yang, aku kangen banget sama kamu. Ngga mau cium aku?" tanya Maria seraya memonyongkan bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 244 Episodes
Comments
neng ade
Aksa nyebelin udh di kasih baju ganti malah minta kue gratis juga ..
malu2 in ihh
2024-01-31
0
Dharsha Alfysya
eps pertama seru nih... lanjut...
2021-12-16
1
neli nurullailah
bagus, rapi penyusunan katanya. suka
2021-09-21
1