Selesai makan malam kedua keluarga itu melanjutkan pembahasan di ruang tengah. Herlangga dan Baskara terlihat begitu serius membahas proyek kerja sama yang mulai digarap Kenzou. Begitu juga dengan Ratih yang terlihat akrab dengan Ana.
"Putri mu pasti sangat cantik sekarang" celetuk Baskara ditengah pembicaraan keduanya. "Sayang, aku tidak bisa melihat nya malam ini"
"Kamu bisa melihatnya lain waktu. Ngomong-ngomong putra mu belum pulang?" Herlangga yang sejak tadi menunggu Kenzou akhirnya bertanya keberadaan pria itu yang sampai detik ini tidak terlihat wajahnya.
Baskara melirik jam di pergelangan tangan menunjukkan pukul delapan lebih dan Kenzou juga belum pulang. Padahal sebelumnya Baskara sudah ia ingatkan Kenzou untuk pulang lebih awal. "Anak itu bisa lupa waktu jika sudah bekerja, bahkan mama nya sampai capek mengingatkan untuk tidak terlalu fokus bekerja"
"Itulah hasil copy an mu dulu" melihat baskara terlihat bingung membuat gelak tawa Herlangga yang ada disebelahnya pecah. "Apa kamu tidak sadar sampai sekarang, kalo putra mu itu mewarisi sifat mu yang begitu disiplin dalam bekerja, bahkan untuk melirik wanita saja kamu tidak memiliki waktu untuk itu"
Mendengar Herlangga mengungkit masa lalu membuat Baskara memutar bola matanya malas. Dirinya juga sadar jika sifat Kenzou begitu sama dengan dirinya dulu, bahkan sampai sekarang tak ada kabar dari Alan jika Kenzou sedang dekat dengan wanita manapun. Memikirkan soal wanita ingatan Baskara kembali pada zaman SMA nya dulu.
"Her...apa kau masih ingat dengan janji yang kita buat semasa SMA dulu?" tanya Baskara.
"Janji?" ulang Herlangga sampai membuat pandangan kedua wanita yang tengah duduk diseberang sana menatap serius wajah suami masing-masing. "Janji yang mana?"
"Janji yang kita buat untuk menjodohkan anak-anak kita" jawab Baskara dengan begitu lancar berhasil membuat bola mata Ratih dan Ana membulat sempurna mendengar lontaran perkataan itu. "Dulu kita berjanji untuk menjodohkan anak-anak kita kalo masing-masing diantara kita memiliki anak perempuan dan juga laki-laki. Dan sekarang kita memiliki satu anak laki-laki dan juga perempuan yang masih singel terus kenapa tidak kita jodohkan saja mereka seperti janji kita dulu?" Baskara meminta pendapat pada semua orang yang masih tercengang.
"Apa itu betul yah?" Ratih memastikan dengan sorot mata mengharapkan ucapan itu hanyalah sebuah candaan.
Melihat sang istri mulai marah Herlangga di buat kalang kabut saat itu juga. "Ma jangan marah dulu, ayah baru ingat hal ini saat Baskara mengatakan nya"
"Jadi itu semua betul ada nya? kamu bikin perjanjian bodoh itu dimasa lalu?"
Herlangga mengangguk lemah sebagai jawabannya. Ia sudah mati kutu sekarang, mau menyalahkan diri sendiri pun sudah tidak ada gunanya karena perjanjian itu sudah ada sejak dulu.
"Kebapa papa bisa-bisa nya bikin perjanjian seperti itu tanpa memikirkan perasaan anak papa kedepannya!" Ana juga tak tinggal diam, langsung pindah di samping sang suami melayangkan amarah yang timbul akan ucapan tersebut.
"Tenangkan diri mama dulu"
"Apa yang harus mama tenangkan!" sela Aja dengan tajam. "Papa gak mikir perasaan Kenzou seperti apa jika mendengar dia akan dijodohkan seperti ini?!"
"Mama ingin Kenzou menikah bukan?"
"Tentu saja, tapi tidak dengan cara seperti ini!"
Baskara menghela nafas melihat istrinya masih sangat marah. Menatap Herlangga juga tengah merayu sang istrinya untuk menyetujui perjodohan ini membuat semangat Baskara juga tak surut. Kini kedua pria itu tengah membujuk istri masing-masing agar menyetujui perjodohan ini.
"Sampai kapan kita akan menunggu Kenzou menikah?"Baskara melayangkan pertanyaan yang tak bisa dijawab Ana, wanita itu sendiri juga tak tau kapan putra nya itu akan menikah. "Mama tau sifat Kenzou sekarang seperti apa, anak itu bahkan tidak pernah dekat dengan satu wanita manapun setalah dirinya menjadi CEO, dan kita setiap harinya semakin tua. Apa mama mau mati sebelum menimang cucu?"
Baskara meringis kesakitan begitu Ana mencubit pinggang nya dengan kuat. "Mama masih mau hidup, kalo papa mau mati, mati saja sendiri!"
Menyadari itu bukan lah kata-kata yang ingin dilontarkan sang istri Baskara tersenyum tipis. "Jadi bagaimana mama terima perjodohan ini?"
Ana kembali bimbang dengan pertanyaan tersebut, sebagai seorang mama Ana ingin memberikan hal yang terbaik buat anak nya, tapi apa iyah melalui jalan seperti ini?.
"Bagaimana?"
"Biarkan Kenzou dan Aleta saling mengenal terlebih dahulu, baru setelah itu bisa kita bicarakan ulang"
Baskara yang sebenarnya ingin langsung melakukan pertunangan mengiyakan dulu permintaan sang istri. Begitu juga dengan Ratih yang luluh akan bujuk an sang suami, sepakat jika Kenzou dan Aleta akan melakukan pengenalan terlebih dahulu sebelum mereka dijodohkan.
Pembahasan tertunda begitu Kenzou masuk kedalam rumah. Melihat ada tamu Kenzou baru ingat jika ia seharusnya pulang sejak jam lima tadi. Meminta maaf atas kelupaan nya yang begitu fatal ini.
"Tidak perlu meminta maaf, om tau kamu pasti sibuk" Herlangga memaklumi pria yang ada di hadapannya.
Niat hati ingin segara memberikan diri, Kenzou memutuskan untuk berada disana sebentar begitu Herlangga menanyakan proyek yang baru saja ia garap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Rahman Paduka
ya atur 👍❤
2022-01-26
0
Upik Yupi
oow....orang tua zou dan aleta ternyata bersahabat....
2021-12-12
0
Rani Kania
kok kayanya panggilannya lbh enakan Ken ☺
2021-09-29
2