Tidak terasa sudah dua bulan berlalu, selama dua bulan ini juga Aleta tidak lagi bertemu dengan Kenzou dan juga Tiara wanita yang pernah menghinanya dulu, berharap kedepannya tidak akan ada lagi pertemuan dengan kedua orang itu.
Mengambil cuti satu hari kini Aleta tengah berada di bandara menjemput Herlangga dan juga Ratih yang baru pulang dari luar kota. Mengedarkan pandangan keseluruhan penjuru Aleta mencari orang yang ia rindukan selama dua Minggu belakangan ini.
"Aleta" teriak seseorang dari belakang
Merasa namanya di panggil dengan cukup keras Aleta berbalik mendapati kedua orang yang sangat ia rindukan tengah berjalan kearahnya. Aleta mendaratkan pelukan begitu mereka sampai.
"Bagaimana perjalanannya?" Aleta bertanya setalah puas melepas rindu.
"Lancar, kamu sendiri bagaimana?" Ratih mengusap lengan Aleta begitu pelukan terlepas.
"Aleta baik" Aleta meraih koper yang dibawa Ratih menuju mobil. "Apa pekerjaan ayah sudah benar-benar selesai disana?" Aleta melayangkan pertanyaan sambil memasukan koper kedalam bagasi.
"Sudah, mungkin kedepannya ayah akan menyuruhnya assiten ayah untuk sesekali meninjaunya"
"Itu lebih baik, karena Aleta kesepian disini" keduanya tertawa bersama menyusul Ratih yang sudah masuk terlebih dahulu.
Sampai dirumah Aleta meminta art membawa barang-barang yang ada di bagasi meminta untuk nya untuk langsung mengunci baju-baju milik Herlangga dan juga Ratih.
"Bunda mau Aleta buatkan minum?" Aleta yang merasa haus sekalian menwarkan minum pada Ratih.
"Tidak usah, Bunda mau langsung istirahat karena nanti malam Bunda masih harus nemenin Ayah ke rumah temannya sekalian makan malam, kamu mau ikut?"
"Apa gak bisa besok saja? ayah sama bunda baru juga datang, masa nanti malam harus pergi lagi?"
"Bunda sama ayah hanya sebentar tidak sampai tengah malam" Ratih memberikan pengertian. Ingin nya juga seperti itu tapi sang suami yang sudah memiliki janji dari jauh-jauh hari merasa tak enak jika harus mengundur nya.
"Ya sudah terserah bunda sama ayah saja"
"Kamu ikut sekalian ya nak?" ajak Ratih.
"Enggak dulu deh bund, Aleta mau dirumah masih ada pekerjaan yang belum selesai soalnya"
"Bener gak mau ikut?" Aleta mengangguk tanda pasti.
"Ya sudah, Bunda ke kamar dulu" Ratih melangkah menuju kamarnya di mana sang suaminya sudah lebih dulu masuk.
***
"Aleta gak ikut?" tanya Herlangga begitu Ratih keluar dari kamar. Pria itu sejak tadi berada diruang tengah tak melihat tanda-tanda gadis gadis itu akan turun
"Katanya masih ada kerjaan yang harus diselesaikan" jelasnya.
Herlangga mengangguk mengerti, mengajak sang istri untuk segara berangkat sebelum hari semakin malam. Sempat terjebak macet ditengah jalan kini keduanya sampai didepan rumah yang begitu megah. Disambut hangat oleh pemilik rumah.
"Selamat malam tuan Herlangga" Kedua pria tersebut saling berjabat tangan berpelukan layaknya laki-laki. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu, sekarang kamu terlihat semakin tua"
Mendengar julukan tua yang dilayangkan padanya membuat Herlangga memutar bola mata malas di sambut gelak tawa diakhir. "Wajah mu juga mulai menimbulkan begitu banyak garis halus"
"Kamu bisa saja" Baskara celingak-celinguk ke belakang seperti mencari sesuatu. "Anak kalian tidak ikut?"
"Tidak dia memilih dirumah, maklum namanya juga anak muda zaman sekarang" jawab Ratih.
"Kalo begitu kita langsung masuk saja, gak enak terlalu lama diluar" Ana mempersilahkan keduanya masuk menuju meja makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Rahman Paduka
yes atur ini kynya ada yg mau cari calon mantu ya? up
2022-01-26
0
Yulianti Yulianti
kaya nya calon besan nih
2021-11-30
0
Rihan Jamaien
Wah jangan" jadi besanan.nih
2021-09-11
1