"Kamu sangat keterlaluan Tiara!" Kenzou menghempas kasar tangan Tiara yang sejak tadi ia pegang agar tak mendaratkan pukulan pada Aleta. "Tingkah mu benar-benar memalukan, menghina orang tanpa tau bagiamana asal usulnya"
"Dia yang menghina ku duluan Zou, apa kamu tidak melihat itu?"
"Apa? aku tidak salah dengar?" Alan membuka suara setelah sekalian lama terdiam. "Kalo kamu tidak menyebutnya sebagai wanita murahan, aku yakin nona tadi tidak akan sampai menampar mu. Bahkan aku setuju dengan ucapannya bahwa dari penampilan saja sudah bisa di lihat mana yang jual mahal dan mana yang murahan"
"Jaga ucapan mu Alan!" Tiara menunjuk wajah Alan dengan jari telunjuknya. "Apa yang salah dari penampilan ku?, kalian berdua juga tau kalo aku selalu berpenampilan seperti ini sejak kuliah dulu!"
"Berbeda negara beda juga cara pandang orang menatap mu" cibir Alan.
"Sudah cukup! kalo kalian masih mau bertengkar, silahkan keluar dari ruangan ku. Rasanya kepala ku mau pecah mendengar perdebatan ini" Kenzou memijat keningnya yang terasa pusing. Masalah pekerjaan saja belum ia selesaikan sepenuh nya dan harus ditambah pertengkaran yang semakin tidak jelas ini.
"Kamu pusing?"
Tiara yang berusaha meraih tangannya langsung ditepis oleh Kenzou. "Kalian berdua keluar sekarang juga!"
"Aku bikinkan kopi ya..."
"Alan bawa wanita ini keluar" suruh Kenzou saat Tiara terus menganggu nya.
Alan yang sebenarnya sangat jelas menyentuh Tiara terpaksa melakukan hal tersebut, menarik paksa lengan nya keluar dari ruangan Kenzou meski ia harus menerima pukulan dari Tiara.
"Lepaskan, aku bisa jalan sendiri!" Tiara mengusap lengannya menghilangkan bekas tangan Alan.
"Baguslah lift nya sebelah sana" Alan menunjuk lift dari kejauhan.
"Awas saja, aku akan membuat mu menyesal telah memperlakukan ku seperti ini!"
Alan tak menggubris ucapan Tiara menganggapnya sebagai angin lalu. Melihat Tiara sudah masuk kedalam lift Alan kembali ke ruangannya.
***
Aleta menghempaskan tubuh di badan sofa ruangannya, melepas asal highils yang ia gunakan secara asal. Selang beberapa saat Aldo masuk ke ruangan nya membawa segelas jus jeruk.
Melihat Aleta yang datang ke restoran dengan wajah masam membuat Aldo yang tengah berada di meja kasir menatapnya bingung, dan memutuskan mengantarkan minuman keruangan Aleta.
Tanpa menunggu dipersilahkan Aleta meraih jus jeruk tersebut langsung meneguknya hingga tandas, merasa lehernya begitu kering.
"Anda baik-baik saja nona?"
"Memangnya aku kenapa?" Aleta berbalik bertanya dengan ketusnya.
"Nona terlihat kurang baik sekarang"
Aleta meletakan gelas dengan kasar membuat Aldo yang tengah berdiri terperanjat kaget. "Ini semua gara-gara wanita sialan itu!"
Aldo menajamkan telinga mendengar umpatan yang tengah Aleta lontarkan. Suara Aleta yang terlalu kecil membuat Aldo tak dapat mendengar dengan jelas suaranya.
"Lebih baik anda pulang dan istirahat nona" saran Aldo. "Untuk restoran biar saya yang handel seharian ini"
Aleta menatap ragu Aldo, pria yang baru bekerja dengan nya beberapa bulan belakangan ini berkata seolah-olah dia benar-benar bisa. "Apa kamu yakin tidak akan kwalahan?"
"Saya akan mengusahakan yang terbaik nona. Dan saya juga tidak tega melihat anda bekerja dengan fikiran yang sedang kacau seperti ini"
Apa yang di ucapkan Aldo ada benarnya, percuma ia tetap berada di restoran kalo hati dan pikirannya sedang kacau, yang ada kapanpun ia bisa melemparkan sasaran amarahnya pada setiap karyawan.
Memutuskan untuk pulang Aleta mempercayakan sepenuhnya keadaan restoran pada Aldo. Dan melihat apa pria itu sanggup memegang kepercayaan yang ia berikan atau tidak sebelum dinaikan menjadi tangan kanan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Upik Yupi
bundanya begitu sayang ma aleta ..
2021-12-12
0
Rihan Jamaien
Marah bunda sayang,itulah ibu apabila anaknya sakit iapun ikut merasakam
2021-09-11
0
Aldika Maha Pratama
kok kata2 nya bnyak yg slah yaa... 🤔🤔🤔
2021-08-29
2