Alarm ponsel Kenzou berbunyi meminta sang pemilik untuk segara bangun. Berbeda dari hari biasanya pagi ini Kenzou sudah berada didalam kamar mandi tanpa menunggu alarm membangunkannya. Puas menguyur tubuh dibawah dinginnya air shower Kenzou melangkah keluar mematikan alarm yang masih terus berbunyi.
Bergabung dengan Baskara dan juga Ana Kenzou hanya menyesap secangkir kopi untuk sarapan pagi ini tanpa berminat menyentuh makanan yang sudah tersedia.
"Zou bagaimana proyek kita yang ada di bali apa semuanya lancar?" Baskara terdengar membuka suara mengingat ada satu proyek yang ditangani sang putra selama delapan bulan belakangan ini.
"Lancar pah, bahkan satu bulan lagi bangunan itu sudah bisa diresmikan" jelas Kenzou
"Bagus lah kalo begitu. Dan Zou kata Alan perusaahan kita juga mulai bekerjasama dengan Michelle Company, apa itu benar?" Suara Baskara terdengar sumringah saat perusahaan sahabat lamanya sudah bekerjasama dengan perusahaan nya.
"Iyah pah, bahkan pembangunan nya akan di mulai bulan depan" jawab Kenzou.
"Papa yakin kamu pasti bisa menjalankan satu demi satu proyek tersebut, dan papa juga tidak akan henti-hentinya menasehati kamu untuk selalu berhati-hati dalam bekerja dan jangan pernah membuat klien merasa kecewa"
Kenzou mengangguk paham. "Iyah pah"
Saat keduanya asik membahas masalah pekerjaan. Ana tak sengaja menangkap tangan Kenzou yang terdapat bekas luka bahkan bekas luka itu terlihat masih sangat basah. Tangan Ana terulur meraih tangan Kenzou yang hendak menyesap kembali kopinya.
"Tangan kamu kenapa bisa sampai seperti ini?"
Baskara mengikuti arah pandang sang istri mendapati tangan Kenzou berwarna merah dan beberapa dari kulit Kenzou terlihat robek.
"Zou jawab mama kenapa tangan mu bisa sampai seperti ini?!" ulang Ana saat Kenzou hanya diam saja, bahkan untuk mengaduh kesakitan tidak Kenzou lakukan saat Ana mengusap tangannya.
"Ini hanya luka kecil ma..."
"Mama tidak suka kamu menyakiti diri kamu seperti ini!" Marah Ana menghempaskan tangan Kenzou begitu saja. "Sudah mama bilang sama kamu kalo ada masalah cerita, jangan sedikit-sedikit memukul benda yang tidak jelas sampai tangan mu terluka!" Buat Ana luka itu bukanlah luka kecil melainkan luka yang sering kali ia lihat dulu bahkan tangan Kenzou pernah dijahit ditempat yang sama dengan perbuatan yang sama juga.
"Ma, Kenzou baik-baik saja" Kenzou berusaha menenangkan Ana yang terlihat begitu marah akan perbuatannya.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini?!"
Kenzou terdiam setelah berhasil meraih tangan Ana. Sedangkan Baskara juga tak kalah marahnya dengan sang istri bedanya pria itu berusaha menahan amarah agar tak menimbulkan keributan, membiarkan sang istri yang kali ini menasehati Kenzou.
"Sampai mama dan papa mati?!" sambung Ana.
"Ma, jangan berbicara seperti itu" Kenzou tak suka akan ucapan Ana saat membawa kematian di masalah yang harusnya tidak perlu dibesar-besarkan.
"Kalo kamu tidak mau mama mati gara-gara kamu, berubah lah jangan seperti ini!"
Kenzou hanya mengangguk sebagai jawabannya. Membawa tubuh Ana masuk kedalam pelukannya meminta maaf berulang kali pada wanita yang telah melahirkannya itu.
***
Pagi ini Kenzou tak berangkat sendiri melainkan bersama Alan yang menemaninya. Disepanjang perjalanan menuju kantor tercipta keheningan, Kenzou membuang pandangannya keluar jendela menatap para pengendara motor yang menyalip mobilnya.
"Alan" panggil Kenzou.
"Iyah"
"Aku ingin setalah ini kamu ke rumah sakit yang dibuat khusus untuk penderita tumor,dan kanker untuk menyerahkan dua lembar cek ini dimasing-masing rumah sakit"
Dengan satu tangan memegang kemudi Alan meraih cek yang disodorkan Kenzou, melihat nominal yang begitu fantastis yang akan Kenzou berikan.
"Dan ini" Kembali Kenzou menyodorkan kartu debit pada Alan. "Belikan mainan apapun itu untuk kamu bawa sebagai buah tangan"
"Zou, apa kamu yakin memberikan cek sebesar ini?" tanya Alan memastikan saat Kenzou menuliskan tiga milyar dimasing-masing cek nya.
"Aku sudah berfikir dengan matang semalaman. Dan aku ingin kamu berbicara dengan direktur rumah sakit kalo ada pasien yang tidak mampu untuk membiayai pengobatan, aku yang akan membiayainya sampai mereka sembuh"
"Tapi Zou"
"Aku sudah pernah merasakan sakitnya kehilangan jadi aku tidak ingin orang lain juga merasakan hal yang sama"
Entah apa yang ada di pikiran Kenzou saat ini, tidak ada satupun orang yang tau. Alan yang mendapatkan amanah seperti itu hanya bisa melaksanakannya tanpa banyak bertanya, toh yang di lakukan Kenzou adalah hall yang baik.
Setelah sempat terjebak kemacetan di jalan akhirnya Kenzou sampai di kantor, Alan keluar terlebih dahulu membuka pintu belakang untuk Kenzou. Melihat Kenzou masuk kedalam kantor Alan kembali meninggalkan kantor untuk menjalankan perintah dari Kenzou.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Upik Yupi
keliatannya sombong tp ternyata mulia jg hatinya...salut 👍👍👍
2021-12-12
0