Tak membutuhkan waktu lama Kenzou tiba ditempat tujuannya, tempat yang sangat sepi hanya ada dirinya dan sebuah batu nisan dihadapannya, terukir begitu sempurna sebuah nama yang sangat cantik diatas sana. Mendaratkan tangan Kenzou selalu membelai batu nisan tersebut dengan penuh perasaan.
"Aku datang untuk menjenguk mu"
"Lihat aku bawa bunga kesukaan mu, kamu suka bukan?" Kenzou menunjukkan seikat bunga mawar yang baru ia beli, meletakan di atas makam.
Sekuat tenaga Kenzou menahan sakit yang teramat pada hatinya. Berusaha tegar didepan makam seseorang yang bahkan bisa melihat kesedihannya dari surga.
"Aku rindu" Suara Kenzou bergetar. Air mata yang ia tahan mati-matian akhirnya runtuh juga. "Kamu meninggalkan ku, dengan begitu banyak impian yang bahkan tujuh puluh persen impian itu belum kita lakukan"
"Kata orang-orang kamu meninggalkan ku lebih awal karena kamu takut menyakiti ku di kemudian hari" Kenzou terkekeh mengingat ucapan yang sering ia dapat baik dari keluarga maupun dari Alan. "Tapi mereka salah, nyatanya rasa sakit itu masih ada sampai sekarang dan begitu menyakitkan"
Langit yang tadi berwarna oranye perlahan berubah menjadi abu memberikan tanda pada seorang pria yang masih asik berada di makam agar segara pulang sebelum malam tiba. Dengan berat hati akhirnya Kenzou memutuskan untuk pulang, sebelum benar-benar beranjak Kenzou mendaratkan ciuman pada batu nisan yang terasa dingin tersebut.
Bangkit dari tempatnya Kenzou melangkah meninggalkan pemakaman umum. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.
***
Sampai dirumah tempat yang pertama kali Kenzou tuju bukan meja makan ataupun kamar, melainkan melainkan ruang kerjanya. Terlihat pria itu langsung menyibukan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang belum sempat ia selesaikan di kantor untuk mengalihkan rasa sedihnya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh malam lebih. Ana yang sejak tadi menunggu Kenzou di meja makan merasa putranya tak akan turun untuk mengisi perut meskipun sudah lima kali ia meminta art untuk memanggil Kenzou. Membawa makanan dalam nampan Ana menunju ruang Kerja Kenzou.
Tepat seperti dugaannya terlihat Kenzou begitu sangat sibuk, bahkan untuk mengalihkan pandangan dari layar laptop saja terlihat begitu enggan untuk Kenzou lakukan.
"Sayang" Ana mengusap bahu Kenzou, membuat pria itu setengah kaget akan sentuhan Ana.
"Mama sejak kapan ada disini?" Kenzou yang tak mendengar derap langkah kaki seorang pun merasa kaget begitu melihat Ana tiba-tiba ada disampingnya.
"Sejak tadi" bohong Ana. "Apa kamu tidak lapar sampai melewatkan jam makan malam?"
Kenzou langsung mencari letak jam di ruangannya yang sebentar lagi menunjukan pukul setengah sebelas malam dan Ana belum tidur hanya untuk memastikan dirinya makan.
"Mama tau pekerjaan mu sangat banyak di kantor. Tapi mama gak suka kalo kamu sampai melewatkan jam makan" ucap Ana menasehati, meskipun dengan nada yang terdengar tidak suka.
"Maaf ma"
"Kamu ada masalah?"
Kenzou diam sejenak dan langsung menggeleng. "Kenzou tidak ada masalah, cuma lagi banyak kerjaan aja"
"Kamu yakin tidak mau menceritakan pada mama?" tanya Ana masih kekeh pada pendiriannya, merasa ada yang tidak beres dengan sifat putranya bahkan hal itu bisa terlihat dari sorot mata Kenzou.
Jujur di saat seperti ini Kenzou begitu membutuhkan sandaran tapi ia sadar jika Ana sampai mendengar masalahnya Kenzou takut Ana tak bisa tidur hanya memikirkan dirinya.
"Kenzou baik-baik saja ma, setalah ini Kenzou akan makan dan langsung istirahat"
Ana pasrah saat Kenzou benar-benar tak ingin berbagi cerita. Berniat untuk meninggalkan Kenzou agar kembali bekerja Ana dikejutkan akan sebuah pelukan tiba-tiba yang diberikan oleh Kenzou.
"Zou, are you okey?"
Kenzou mengangguk semakin mempererat pelukannya pada Ana. Merasakan nyaman yang membuat perasaan nya jauh lebih tenang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Upik Yupi
Ternyata cuma sama mamanya kenzou bisa nurut....
2021-12-12
0