Alan yang biasa pulang paling akhir di kantor kini memutuskan untuk pulang bersama dengan Kenzou di jam empat sore. Masuk kedalam rumah sangat megah itu, Alan mendapati Ana tengah membawa sepiring puding ditangannya. Menyapa wanita paruh baya yang telah menganggap nya anak dengan hangat.
"Sore ma" sapa Alan mencium kedua pipi Ana secara bergantian.
"Kamu sudah lama sekali tidak kesini"
"Alan sedang banyak perkejaan ma, dan baru bisa datang sekarang"
Ana yang tadi menampilkan wajah kecewa kini mengangguk paham. Yakin jika pekerjaan yang Alan maksud bulan sepenuhnya pekerjaan pria itu melainkan pekerjaan sang putra yang beberapa diserahkan pada Alan, kalo tidak tidak mungkin Kenzou pulang lebih awal setiap harinya.
"Mama baru saja bikin puding, masih sisa banyak di dapur, kalo kamu mau ambil saja" Ana menwarkan puding yang baru saja ia bikin pada Alan membuat pria itu langsung menuju dapur untuk mengambil yang ditawarkan Ana padanya.
Ana menyusul Kenzou yang tengah memainkan ponselnya. Mengintip apa yang sedang putranya lakukan sampai bisa serius itu, mendapati Kenzou membalas pesan klien Ana menyandarkan punggung ke badan sofa memasukan potongan puding kedalam mulut.
"Hidup tidak akan selamanya tentang pekerjaan Zou"
"Kenzou tau ma" jawab Kenzou masih fokus pada ponselnya.
"Kalo kamu tau seharusnya kamu menatap mama kalo sedang bicara"
Kenzou langsung mematikan ponselnya beralih menatap Ana dengan tersenyum. "Ada apa ma?" tanya nya lembut.
"Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan mu terus" ulang Ana menasehati. "Sesekali kamu harus keluar mencari suasana baru yang bisa membuat mu semangat lagi"
"Memangnya Kenzou kenapa? Kenzou semangat kok ma"
Ana menggeleng, putranya itu tidak sedang baik-baik saja sekarang. Semua orang di buat pusing akan sikap Kenzou yang sering sekali berubah-ubah tanpa aba-aba, bahkan Ana yang mendapatkan info dari sang suami kalo Alan sering sekali mengerjakan pekerjaan Kenzou merasa kasian dengan pria muda itu yang harus di buat stres oleh sahabatnya sendiri.
"Cepatlah menikah biar hidup mu sedikit lebih hangat"
"Menikah?" ulang Kenzou dengan nada kaget. "Buat apa?"
"Buatin mama cucu" ucap Ana berusaha mencairkan suasana tapi sayang Kenzou sudah terlanjur tidak suka akan ucapannya.
"Kenzou belum siap menikah ma"
"Apa yang membuat kamu belum siap menikah?. Umur kamu sudah matang, dan kamu sudah menjadi CEO sekarang, jadi mama rasa itu sudah cukup untuk menjadi bekal buat kamu nikah"
"Ma..."
"Zou" Ana meraih tangan Kenzou. "Mama ingin kamu menikah Zou, mama ingin melihat kamu tertawa dengan keluarga kecil kamu"
"Kalo mama mau lihat Kenzou tertawa dan tersenyum, Kenzou janji akan memberikan hal itu pada mama tapi tidak dengan cara menikah" Kenzou menarik kembali tangannya. Memutus kontak mata dengan Ana. "Zou capek ma, Zou mau ke kamar dulu" Kenzou meninggalkan Ana begitu saja di ruang tengah, tak menghiraukan panggilan dari wanita yang telah melahirkan nya itu.
Alan yang sudah puas memakan puding di dapur, menghampiri Ana yang terlihat murung. "Mama kenapa?"
"Sampai kapan Kenzou akan seperti itu?" suara Ana mengecil menatap pintu kamar Kenzou yang terlihat dari tempatnya sekarang.
Alan yang tidak tau masalah apa yang terjadi tadi, bisa merasakan kesedihan pada diri Ana bahkan wanita itu sampai mengeluarkan air mata. Membawa Ana masuk kedalam pelukannya Alan hanya bisa menenangkan tanpa banyak bertanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Upik Yupi
dasar anak mama...
2021-12-12
0
Rihan Jamaien
lanjut sjalah😊😊
2021-09-11
0