Kecewa

Para pengusaha baik pria serta wanita telah berkumpul dalam ruang ballroom hotel yang dihiasi dengan lampu serta bunga. Aneka minuman serta makanan enak semuanya juga telah tersedia.

Para pengusaha itu saling berbincang serta berbaur baik pria serta wanita. Velia juga bergabung menunjukkan pesona dalam dirinya demi sebuah rencana.

"Velia ... kudengar perusahaanmu dalam krisis," ucap Sandra.

"Hanya masalah sedikit," sahut Velia.

"Aku heran denganmu. Bisa-bisanya kamu menikah dengan pria yang tidak berguna seperti Hito," ucap Sandra bernada ejekkan.

Velia hanya menyunggingkan senyum. Begitulah Sandra, setiap bertemu selalu saja mencari gara-gara dengan Velia.

"Kamu selalu memperhatikanku, Sandra. Apa kamu selalu menguntitku?" balas Velia. "Sayang sekali. Wajah cantik sepertimu kerjaannya hanya pandai menguntit kehidupanku saja."

Semua teman-teman pengusaha tertawa mendengar celetukan Velia. Tangan Sandra mengepal geram karena lagi-lagi ia merasa kalah pada musuh besarnya yaitu Velia.

"Velia," tegur Aldo.

Velia menoleh. "Aldo."

Senyum manis tertarik pada bibir Velia. Pria tampan dan mapan anak dari pembisnis besar tengah menyapa dirinya. Aldo Christ seorang pemuda memiliki tubuh tinggi, mata hitam pekat, berhidung mancung serta bibir kemerahan.

Jangan lupakan otot-otot kekar dibalik jas mahal yang pria itu kenakan. Aldo Christ saat ini terkenal dan tengah digandrungi oleh banyak wanita termasuk Velia.

"Halo, Sayang." Aldo mengecup pipi Velia dan nyaris membuat wanita itu kaget.

"Kamu!" kaget Velia.

Aldo terkekeh. "Bukankah kita pacaran?"

"Aku bukan pacarmu," sangkal Velia.

Tidak ada yang berani mencemooh perbuatan Aldo pada Velia maupun sebaliknya. Aldo pria berkuasa dan siapa pun yang mencoba untuk mencibir, maka dipastikan hidupnya akan sengsara.

"Ikutlah denganku," pinta Aldo dengan mengulurkan tangannya.

"Ke mana?" tanya Velia.

"Ke tempat di mana kamu akan merasa senang, Sayang," jawab Aldo.

Velia menganggukkan kepala tanda mengiyakan. Uluran tangan Aldo ia sambut dengan suka cita. Ini kesempatan bagi Velia untuk memanfaatkan Aldo agar membantu perusahaannya yang sedang krisis.

Aldo membawa Velia keluar dari ballroom hotel menuju mobil mewahnya. Pria itu mengemudikan mobil menuju bar mewah kota B.

...****************...

"Apa Tuan akan kembali ke perusahaan?" tanya James.

Hito mengangguk. "Siapkan kepulanganku."

Sesuai yang diminta Hito pada paman Cody, pria itu ingin asistennya bertemu di tempat biasa. James pergi menemui Hito di bar tempat mereka sering bertemu dulu.

Awalnya James sangat kaget melihat penampilan Hito yang tidak menunjukkan bahwa pria itu seorang tuan muda yang kaya raya. Namun James tidak ingin bertanya pada atasannya sebab dia hanyalah seorang bawahan.

Selama Hito menghilang, James bekerja di bawah perintah Cody. Menjadi mata-mata Hutomo dalam mengamati istri muda serta anak tirinya.

"Saya mengerti, Tuan. Saya akan bicara pada paman Cody," ucap James.

Mata Hito tanpa sengaja melihat dua orang yang baru masuk ke dalam bar. Dua orang itu adalah Velia istrinya serta Aldo yang Hito tahu pria itu sangat menyukai istrinya.

"Vel ... aku bisa membantu perusahaanmu asal kamu menjadi kekasihku," ucap Aldo seraya menyelipkan anak rambut Velia ke telinga.

"Aku sudah bersuami, Aldo," sahut Velia. "Aku tidak bisa berpisah kecuali Hito sendiri yang menceraikan diriku."

"Velia sayang ... jangan khawatir soal itu. Aku pastikan Hito akan menceraikan dirimu." Wajah Aldo mendekat hendak mengecup bibir mungil wanitanya.

"Veliaaaa!"

Velia dan Aldo terlonjak kaget. Keduanya menoleh ke arah suara dan semakin kaget melihat sosok yang berdiri dalam keadaan marah.

"Hito! Kenapa kamu bisa ada di sini?" seru Velia.

"Velia ... apa yang kamu lakukan di sini?" marah Hito.

"Apalagi? Aku sedang berkencan dengan pacarku," jawab Velia.

Aldo merangkul pinggang Velia secara erat. Hito yang melihat itu semakin geram saja. Sebagai suami yang jelas-jelas sah, Hito belum pernah menyentuh Velia.

"Lepaskan istriku, Aldo!" berang Hito.

Aldo berdecih. "Pria miskin seperti dirimu tidak pantas mendapatkan Velia. Lebih baik kamu pergi sana! Menganggu saja orang sedang berkencan."

Aldo mengambil dompet lalu mengeluarkan kartu hitam. Pria itu melemparkan kartu tersebut pada wajah Hito.

"Ambil kartu itu dan lepaskan Velia. Ceraikan dia pria miskin!" ucap Aldo.

Hito memandang kartu hitam yang jatuh di bawah kakinya. Pria itu memungut kartu itu kemudian mematahkannya menjadi dua dan berhasil membuat Aldo serta Velia membulatkan mata.

Kartu hitam berisi uang belasan milyar dengan mudah Hito patahkan begitu saja. Velia semakin kesal karena tindakan suaminya.

"Tidak tahu diuntung! Kartu berisi uang malah kamu patahkan begitu saja," ucap Aldo.

"Kartu hitam ini tidak ada gunanya untukku. Seharusnya kamu yang berhenti mengejar-ngejar istriku," geram Hito.

"Dengar Hito ... aku juga sudah muak bersuamikan pria miskin sepertimu. Lebih baik kamu ceraikan aku saja," pinta Velia.

Hito mengeleng. "Kamu akan menyesal, Velia. Kamu memilih sampah daripada suamimu sendiri."

Velia melangkah maju mendekat pada Hito. Tangan kanannya terangkat menampar pipi suaminya sendiri. Sontak perlakuan itu menjadi pemandangan menghibur bagi pengunjung bar.

"Berani sekali kamu mengatai pilihanku sampah! Kamu-lah yang sebenarnya sampah di sini! Pria miskin, tidak berguna!" cerca Velia.

Hito memegang pipinya yang terasa hangat. "Sudah cukup kamu memperlakukan aku semena-mena, Velia."

"Jadi kamu mau apa? Berpisah?" Velia melipat kedua tangan di perut. "Silakan saja. Aku akan senang berpisah denganmu."

"Benar, Sayang. Setidaknya kita bisa bersama," sahut Aldo.

"Velia ... dalam sekejap aku bisa menghancurkan pacar barumu itu! Kemarilah ... pulang bersamaku. Aku akan melupakan kejadian ini," ucap Hito yang masih ingin memberi istrinya kesempatan.

Velia berdecak. "Tidak sudi aku untuk bersamamu. Aku jijik padamu."

Hito semakin geram akan ucapan Velia yang selalu menghinanya. Hito menunjuk kedua wajah yang saat ini tengah memandang dirinya lemah dan tidak berdaya.

"Kita lihat, Velia. Sekali pun kamu memohon dan merangkak di bawah kakiku, aku tidak akan pernah kembali padamu," ucap Hito geram sembari melangkah menuju pintu keluar dengan ikuti oleh James.

Hito mengumpat kata-kata kasar setelah keluar dari bar. Pria itu sakit hati lantaran Velia menghina serta memilih Aldo daripada dirinya. Hanya karena harta saja, istrinya rela berbuat demikian.

"James ... aku minta padamu untuk mengulingkan perusahaan Cc Corp malam ini juga," perintah Hito. "Buat mereka jatuh miskin dan tidak punya apa-apa."

James mengangguk. "Baik, Tuan. Sesuai permintaan ... malam ini juga perusahaan itu akan bangkrut."

Perusahaan ayah Aldo tidak ada apa-apanya bagi keluarga Hutomo. Perusahaan itu bahkan hanya secuil saja dari harta kekayaan yang Hutomo miliki. Apalagi sekarang Hito sudah sangat kaya atas saham-saham yang pria itu beli. Otomatis kekayaan yang ia miliki sangat tidak berbanding atas kekayaan yang Aldo miliki.

Bersambung.

Dukung Author dengan vote, like dan koment.

Terpopuler

Comments

Daing Robbi

Daing Robbi

sangat menarik alur ceritanya jadi penasaran tuk trus membacany..

2024-03-27

0

Bangcris Cris

Bangcris Cris

mantap kali cerita nya bro

2024-03-21

0

dunia Halu 🐨💜

dunia Halu 🐨💜

seru nie kak thor

2024-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!