05. Berkunjung

Mama Andin hanya bisa membekap mulutnya sambil berlari menuju kamar, sedih rasanya melihat Lian. Ia tak kuasa untuk menyaksikan putranya yang kacau, emosinya kemarin kini kembali berlanjut. Ia pikir kemarin Lian menghancurkan seisi kamarnya hanya untuk meluapkan emosinya sejenak, rupanya hal itu berlanjut. Hari ini bahkan Ia menyaksikan secara langsung putra semata wayangnya bak orang kesurupan. Membanting semua barang dan mengacak-acak seisi kamar.

Lian masih meraung-raung di kamarnya, Papa Bara mencoba merengkuh tubuh Lian agar berhenti melempar-lempar barang dan berteriak tak karuan. Namun tenaga Lian benar-benar kuat, seakan Ia memiliki tenaga lain padahal Ia belum makan apapun sedari kemarin. Papa Bara yang sedang kurang enak badan pun akhirnya jatuh terlempar ke lantai, Ia merasakan sakit di punggungnya. Pak Tomo, tukang kebun di keluarga tersebut pun segera membantu Tuannya bangkit setelah di panggil oleh Bibi.

Karena badannya yang tidak fit dan punggungnya sangat sakit, Papa Bara memilih meninggalkan Lian dan kembali ke kamar di bantu oleh Pak Tomo. Mama Andin yang masih terisak pun terkejut, suaminya masuk ke kamar dipapah Pak Tomo sambil meringis kesakitan.

"Lhoh... Papa kenapa?", tanya Mama Andin khawatir sambil mengusap airmatanya.

"Di banting anakmu", jawab Papa Bara singkat.

"Tuan sepertinya ada urat yang salah di punggung Tuan. Bagaimana kalau saya panggilkan tukang pijat", saran Pak Tomo.

"Iya Pak, tolong panggilkan ya. Sepertinya ini memang perlu di pijat sakit sekali rasanya", jawab Papa Bara.

"Baik Tuan, Nyonya saya permisi", pamit Pak Tomo.

Pak Tomo berlalu, menyisakan sepasang suami istri tersebut. Mama Andin semakin merasa bersalah saat melihat suaminya kesakitan, padahal kondisi badannya sedang kurang sehat.

"Maafkan Mama Pa. Semua gara-gara Mama, Lian harusnya tak seemosi ini", ucap Mama Andin sedih.

"Sudahlah Ma. Kita biarkan saja dulu, mungkin ini caranya meluapkan emosi, kalau sudah reda pasti berhenti sendiri", hibur Papa Bara meski Ia pun ragu dengan ucapannya.

Jelas Papa Bara ragu, karena Ia melihat sorot mata Lian yang berbeda. Bukan hanya memerah karena amarah, tapi tatapannya kosong, seakan Ia tak bisa lagi menguasai dirinya sendiri, sehingga amarah yang bertahta dalam raganya. Lian memang berada di dekatnya, tapi pikirannya entah melayang kemana? Papa Bara memang tak begitu dekat dengan Putranya karena kesibukannya bekerja, namun bukan berarti Ia tak bisa melihat perubahan sikap sang Putra. Lian sepertinya sangat tertekan, terlihat penyesalan yang over disana. Papa Bara enggan menceritakannya pada sang Istri, Ia takut istrinya semakin merasa bersalah karena mengabaikan Lian.Sepertinya Lian mengalami depresi, tapi semoga itu hanya kekhawatirannya saja.

*****

Sebulan telah berlalu, Lian terkadang bersikap normal tapi tak lama kemudian Ia kembali berteriak-teriak sambil melempar segala benda yang berada di jangkauannya. Keadaan Lian yang tak stabil ini, mengharuskanya untuk tetap diam dirumah agar tak membahayakan oranglain. Urusan kantor pun terpaksa Papa Bara yang mengurusnya, sampai Lian bisa kembali normal.

Papa Bara sibuk dengan urusan kantornya, Ia bahkan hampir tiap hari harus lembur. Ia juga sibuk bolak-balik ke luar kota, untuk sementara perusahaan yang Lian pegang Ia percayakan pada Asisten Lian, yang kebetulan anak dari asistennya sendiri.

Sementara Mama Andin mencoba mendekatkan diri pada Lian. Ia tak ingin anak tunggalnya itu benar-benar mengalami depresi. Ia akan mendekat dan mengajak Lian berbincang saat kondisi normal, dan Ia segera menjauh saat Lian mulai mengamuk.

Sedih itu yang Mama Andin rasakan, melihat keadaan Lian seperti itu. Sebentar-sebentar meraung-raung dan mengamuk. Harusnya Ia tak mendiamkan Lian selama ini, harusnya Ia mendekati putranya memberikan semangat untuk move on. Tapi Ia justru membiarkan Lian berlarut-larut dalam penyesalannya. Ditambah dirinya yang mendiamkan Lian selama ini membuat putranya semakin tertekan dan merasa sendiri. Ia gagal menjadi Ibu yang baik, harusnya Ia tak melimpahkan semua penyesalan itu Lian tanggung sendiri.

Mama Andin kini tengah larut dalam pemikirannya sendiri. Suara teriakan Lian masih terdengar ditelinganya, tapi tak ada yang bisa Ia lakukan selain mendiamkannya hingga Ia lelah dan berhenti. Ia duduk termenung di ruang keluarga, hingga suara bel menyadarkannya dari lamunan. Ia pun bergegas membuka pintu, untuk melihat tamu yang datang berkunjung di sore hari.

Ceklek.....

"Assalamu alaikum", sapa orang tersebut.

"Waalaikum salam", jawab Mama Andin.

Mama Andin terpaku melihat orang yang datang berkunjung ke rumahnya. Orang yang memang Ia harapkan untuk ada di sampingnya saat ini. Yang berkunjung pun bingung melihat si tuan rumah mematung di depan pintu.

*****......*****

Episodes
1 01.Pernikahan Mantan Istri
2 02. Album Foto
3 03. Penyesalan
4 04. Depresi
5 05. Berkunjung
6 06. Psikiater
7 07. Dokter Airin
8 08. Sebatas Bayangan
9 09. Memburuk
10 10. Rumah Sakit
11 11. Memohon
12 12. Jangan Ikut Campur
13 13. Pulang
14 14. Sembuh
15 15. Pingsan
16 16. Ada di Mana-mana
17 17. Sekar Arum
18 18. Ingin Mengenalmu
19 19. Bang Al
20 20. Mengejar Cintamu
21 21. Akan Ku Buktikan
22 22. Bukan
23 23. Tentang Ayu
24 24. Kecewa
25 25. Lelah
26 26. Tiada
27 27. Berduka
28 28. Baru Tahu
29 29. Ternyata
30 30. Memilih Pergi
31 31. Sakit
32 32. Terlambat
33 33. Dia sudah Pergi
34 34. Salah Paham
35 35. Sudah Cukup
36 36. Berhenti atau Bertahan
37 37. Cinta dan Cita-cita
38 38. Bos Galak
39 39. Empat Tahun Kemudian
40 40. Rara Boutique
41 41. Kaukah Itu
42 42. Tentang Rasa
43 43. Menjodohkan
44 44. Menemukanmu
45 45. Makam
46 46. Ikutlah Denganku
47 47. Calon Imam
48 48. Dengarkan atau Menginap
49 49. Itu Kamu
50 50. Diterima atau Tidak
51 51. Rencana
52 52. Rencana 2
53 53. Cemburu
54 54. Terkhianati
55 55. Salah Paham lagi
56 56. Mencari Ayu
57 57. Terlambat
58 58. Petunjuk
59 59. Bertemu
60 60. Kecelakaan
61 61. Melamar
62 62. Calon Mantu
63 63. Akan Menikah
64 64. Jatuh Cinta
65 65. Lamaran
66 66. Saaaaahhhhhh......
67 67. Reuni
68 68. Pacaran Halal
69 69. Ayo Bang....
70 70. Ehm.....Enak
71 71. Makan siang
72 72. Obat Perangsang
73 73. Di Cegat
74 74. Pelukan Hangat
75 75. Balasan untuk Mereka
76 76. Menikahlah denganku
77 77. Pernikahan bukan Permainan
78 78. Cincinnya....Menyusul
79 79. Pesta Bersama
80 80. Tak Jua Hamil
81 81.Kecewa
82 82. Tidak Akan Pernah
83 83. Ayu Pingsan
84 84. Hamil
85 85. Tamu Pagi Buta
86 86. Ngidam
87 87. Brownies Satu Loyang
88 88. Jangan-jangan
89 89. Calon Adik
90 90. Akan Melahirkan
91 91. Oeeeekkkkk.....oeeeeekkkk....
92 92. Bahagia
93 93. Makan dan Tidur
94 94. Maafkan Mama
95 95. Milik Bersama
96 96. Akhir
Episodes

Updated 96 Episodes

1
01.Pernikahan Mantan Istri
2
02. Album Foto
3
03. Penyesalan
4
04. Depresi
5
05. Berkunjung
6
06. Psikiater
7
07. Dokter Airin
8
08. Sebatas Bayangan
9
09. Memburuk
10
10. Rumah Sakit
11
11. Memohon
12
12. Jangan Ikut Campur
13
13. Pulang
14
14. Sembuh
15
15. Pingsan
16
16. Ada di Mana-mana
17
17. Sekar Arum
18
18. Ingin Mengenalmu
19
19. Bang Al
20
20. Mengejar Cintamu
21
21. Akan Ku Buktikan
22
22. Bukan
23
23. Tentang Ayu
24
24. Kecewa
25
25. Lelah
26
26. Tiada
27
27. Berduka
28
28. Baru Tahu
29
29. Ternyata
30
30. Memilih Pergi
31
31. Sakit
32
32. Terlambat
33
33. Dia sudah Pergi
34
34. Salah Paham
35
35. Sudah Cukup
36
36. Berhenti atau Bertahan
37
37. Cinta dan Cita-cita
38
38. Bos Galak
39
39. Empat Tahun Kemudian
40
40. Rara Boutique
41
41. Kaukah Itu
42
42. Tentang Rasa
43
43. Menjodohkan
44
44. Menemukanmu
45
45. Makam
46
46. Ikutlah Denganku
47
47. Calon Imam
48
48. Dengarkan atau Menginap
49
49. Itu Kamu
50
50. Diterima atau Tidak
51
51. Rencana
52
52. Rencana 2
53
53. Cemburu
54
54. Terkhianati
55
55. Salah Paham lagi
56
56. Mencari Ayu
57
57. Terlambat
58
58. Petunjuk
59
59. Bertemu
60
60. Kecelakaan
61
61. Melamar
62
62. Calon Mantu
63
63. Akan Menikah
64
64. Jatuh Cinta
65
65. Lamaran
66
66. Saaaaahhhhhh......
67
67. Reuni
68
68. Pacaran Halal
69
69. Ayo Bang....
70
70. Ehm.....Enak
71
71. Makan siang
72
72. Obat Perangsang
73
73. Di Cegat
74
74. Pelukan Hangat
75
75. Balasan untuk Mereka
76
76. Menikahlah denganku
77
77. Pernikahan bukan Permainan
78
78. Cincinnya....Menyusul
79
79. Pesta Bersama
80
80. Tak Jua Hamil
81
81.Kecewa
82
82. Tidak Akan Pernah
83
83. Ayu Pingsan
84
84. Hamil
85
85. Tamu Pagi Buta
86
86. Ngidam
87
87. Brownies Satu Loyang
88
88. Jangan-jangan
89
89. Calon Adik
90
90. Akan Melahirkan
91
91. Oeeeekkkkk.....oeeeeekkkk....
92
92. Bahagia
93
93. Makan dan Tidur
94
94. Maafkan Mama
95
95. Milik Bersama
96
96. Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!