4.

Setelah mempersiapkan segala macam persiapan. Reza melakukan perenggangan tubuh seperti biasa. Ini adalah kebiasaannya ketika bangun tidur.

''Richa, berapa presentase keberhasilanku dalam mengalahkan monster?.'' Reza selama ini hanyalah berlatih kemampuan Assasint, tidak pernah sekalipun dia meningkatkan kekuatan. Ini membuatnya harus berpikir ulang.

[40 persen bila hanya monster tingkat bronze dan 18 persen tingkat iron.] Datar jawab Richael mengenai pertanyaan Reza.

Sembari berjalan keluar dari goa, Reza berkata. ''Tingkatkan presentase keberhasilan semaksimal mungkin. Selama aku berhasil, apapun akan kulakukan.''

Whuss.

Hembusan angin seketika terasa berat bagi Reza ketika keluar dari goa. Suasana sedikit berbeda dari biasanya karena memang, waktu saat ini adalah sore hari. Monster mulai sedikit agresif.

[Baik Tuan.]

Reza mulai memanjat pohon dan memperhatikan hutan sekitar. Selama sebulan, dia menghapalkan setiap lingkungan dari hutan karena, ini akan menjadi arena pertarungannya.

[Ding!. Memulai pencaharian monster Bronze.]

[Ding!. Terdeteksi, jarak monster Bronze berada di selatan 100meter dari tuan.]

Segera, Reza melompati setiap dahan pohon menuju arah selatan seperti yang di arahkan oleh Richael. Berkat tubuhnya yang selalu memakan tumbuhan dan buah buahan yang di sarankan oleh Richael. Kekuatan fisik Reza 3 kali lipat lebih kuat dibandingkan dengan manusia biasa.

Hal ini sangat membantu dalam melakukan pemburuan monster.

100meter, bagi Reza itu seperti berlari 10 meter saja. Setamina dan kekuatan tubuh Reza sangatlah kuat bagi manusia biasa.

Sesampainya Reza di jarak yang aman dari monster. Dia mengamati terlebih dahulu. Apa yang dia lihat, terdapat dua monster sedang memakan buruan mereka.

'Dua goblin, kah. Richa, berapa level {mana energy} yang nantinya akan kudapatkan?.' Reza tau jenis monster tersebut. Karena itu mirip dengan monster monster didalam game game RPG yang ada di bumi.

[Lv. 20, tuan.]

''Baiklah, kurasa. Lebih baik kumulai.'' Reza langsung melesat dahan pohon besar lainnya untuk menikam dua goblin itu dari belakang.

Tak lah bodoh dirinya menghadapi secara langsung dua monster itu. Walau kekuatannya 3 kali lipat dari manusia biasa. Namun, monster tingkat bronze sekalipun, mustahil manusia biasa sepertinya bisa mengalahkan 2 goblin itu.

Sesampainya di titik buta goblin. Reza menstabilkan napasnya dan mulai melakukan konsentrasi maksimal.

Dengan cepat, ia melesat terjun dari dahan pohon dekat dengan goblin itu. Sebuah belati sudah siap di tangan Reza.

Crrrssttt.

Guaaarrrrhh.

Satu goblin mati dalam sekejap ketika Reza menebas leher goblin itu secara langsung.

'Satu mati.'

Whuss

Langsung, Reza kembali melompat menuju dahan pohon lainnya dan menjauh dari pandangan goblin kembali menuju titik buta goblin.

Cukup kesulitan Reza dalam mencari titik buta si Goblin. Insting goblin ternyata jauh benar benar berbahaya dari pada apa yang Reza pikirkan.

[Tuan, lemparkan satu belati di akar pohon bawah goblin itu. Setelah itu, anda melesat dan menyerang dua lutut goblin dan ambil belati tertancap untuk menebas leher goblin tersebut.]

Terdengar saran Richael ketika Reza sedang melompat lompat mencari titik buta goblin. Reza berhenti melompat dan menunggu momen yang pas untuk melempar belati ke akar pohon didekat si goblin itu.

'Sekarang!.'

Whuss

Cappp.

Tap tap tap.

Ketika belati tertancap. Pandangan goblin langsung teralihkan ke belati dan Reza langsung berlari secepatnya dengan sedikit membungkuk, dan menebas kedua lutut goblin itu.

Arrrrkkkhh.

Mengambil kesempatan si goblin yang menjerit kesakitan. Reza ambil belati yang tertancap dan menebas leher goblin sekuat tenaga.

Crrrrt.

Crsssst.

Darah berwarna hijau langsung memuncrat keluar dari leher goblin, bersamaan napas Reza yang sedikit memburu. Reza langsung melompat menuju dahan pohon setinggi mungkin agar bisa bersembunyi dari indra penciuman monster yang tajam.

[Ding!. Level {mana} meningkat: Lv. 20.]

Suara pemberitahuan terdengar. Bersamaan dengan itu, napas Reza yang memburu, langsung menjadi normal dan sebuah kekuatan mengalir didalam tubuhnya.

''Inikah yang namanya energi {mana}. Sungguh luar biasa.'' Gumam Reza merasakan aliran energi yang mengalir bersama aliran darahnya.

''Richa, bagaimana cara untuk menggunakan energi {mana} ini?.'' Tak sabar Reza ingin tau bagaimana caranya menggunakan kekuatan yang mengalir didalam tubuhnya ini.

[Lebih baik, Tuan tidak usah terburu buru. Lakukan pemburuan terlebih dahulu karena saat ini, wilayah disekitar sini masih banyak monster yang lebih mengerikan dibanding dua goblin yang tuan kalahkan itu.]

Seketika, Reza kembali serius dan mengamati sekitarnya.

Perasaan setelah membunuh dua goblin tadi. Membuat Reza sadar akan satu hal.

Insting perlu ia latih.

Kelengahan membuatnya lupa, bahwa saat ini dia sedang berada di hutan kematian, sebuah hutan yang memakan ratusan triliun korban jiwa.

''Richael, pantau terus semua pergerakan mahluk hidup yang berada didalam jangkauan 100 meter dari ku. Dan juga, apa kegunaan mayat dua goblin ini?.'' Reza serius dalam mengamati sekitar, sembari bertanya kegunaan mayat monster yang tergeletak itu.

[Terdapat, inti monster dalam bagian jantung mereka. Dan itu sangat berguna dalam hal kultivasi maupun dibuat sebagai bahan dasar senjata. Bagian lainnya, itu juga bisa dibuat menjadi barang barang tertentu.]

''Hmm, begitukah. Tandai lokasi mayat dua goblin ini. Dan juga, tandai setiap lokasi setiap monster yang nantinya kubunuh. Aku melihat, dari arah barat ada sebuah pergerakan.''

Reza langsung melesat menuju arah barat secara diam diam dan mengecilkan volume suara langkahnya sekecil mungkin agar tak diketahui dimana dirinya berada.

[Baik, Tuan. Di arah yang di tuju tuan, terdapat tiga ekor direwolf tingkat bronze. Presentase kemenangan, 27%.]

Sejenak, Reza berhenti. 'Berikan saran yang terbaik!.' Tentu, presentase dibawah 30%, Reza tidak akan sebodoh itu tidak mempersiapkan diri sebaik mungkin. Walau itu hanya 29% atau 27%, Reza tidaklah macam macam pada kemungkinan dari 1% yang mengakibatkan kekalahan itu.

[Gunakan taktik seperti melawan goblin tadi. Namun, sambungkan belati dengan Shoot Roper. Gunakan tali dan belati yang tersambung seperti cambuk untuk menyerang secara sembunyi sembunyi.]

Shoot Roper adalah sebuah tali yang ujungnya terdapat sebuah pengait ketika di tembakkan kepada bidang. Akan menancap dan biasa digunakan untuk memanjat. Ini salah satu perlengkapan Assasint milik Reza.

Reza segera melepaskan pengait shoot roper yang ada di tangan kanannya dan memasangkan dengan belati yang digenggamnya.

Reza kembali menatap serius terhadap 3 Direwolf didepannya yang hanya berjarak 20 meter darinya. Jarak pandang Reza bisa mencakup 40 meter tanpa masalah setelah levelnya menaik menjadi Lv. 20.

'Mengingat monster dirwolf sejenis serigala. Berarti, monster ini hampir tidak ada titik buta, ya. Ini cukup menyusahkan. Hanya pancingan yang bisa kulakukan dan membunuh satu persatu dari mereka.' Batin Reza sedikit tak enak hati entah kenapa.

Reza segera memanjat pohon lebih tinggi lagi setinggi pohon itu. Reza memanjangkan tali Shoot roper dan memutar mutar tali berujung belati itu.

Sambil memutar mutar tali di tangan kanannya, ia mengambil belati kecil yang ada dipunggungnya dan mempersiapkan untuk nanti dia lemparkan.

Huuuu, haaaahhh.

Bernapas pelan menstabilkan dan meningkatkan konsentrasi, Reza memulai rencananya.

''Baiklah,...''

Whuuss.

Shoot Roper yang berujung belati mulai menebas dahan pohon didekat direwolf berada. Dan seketika, 3 direwolf waspada terhadap dahan pohon yang terjatuh.

Mendapati pandangan 3 direwolf terhadap dahan pohon yang terjatuh. Dengan secepat dan sekuat tenaga, Reza melemparkan belati yang ada di tangan kirinya menargetkan kepala salah satu direwolf tersebut.

Whuus.

Cleeep.

Satu direwolf seketika mati dalam sekejap. Dua sisanya, marah dan mulai mengendus bau dari belati yang membunuh rekan mereka.

Seketika, pandangan mereka mencari bau Reza yang tertempel di belati dan melihat, shoot roper yang membelah dahan pohon telah menghilang.

Reza langsung berlari menjauh dalam jarak yang aman dari dua direwolf itu yang sedang marah karena rekannya dibunuh olehnya. Tentu dia sadar, penciuman seekor serigala benar benar tajam, dan kali ini. Yang dia hadapi adalah seekor monster.

Indra penciuman mereka lebih tajam 100 kali lipat dibandingkan serigala biasa.

Reza mengintip dibalik pohon. Dia melihat, 2 direwolf itu mulai berjalan mendekat kearahnya dengan perlahan namun, aura kebencian jelas jelas keluar dari tubuh monster itu.

Secara perlahan dan diam diam. Reza memanjat pohon. Bersamaan juga, kepala 2 direwolf itu mendongak mengikuti Reza yang memanjat pohon secara diam diam itu.

Suara Richael memberikan informasi, bahwa dia telah ketahuan dari tadi oleh dua monster itu.

Reza tersenyum kecut. 'Bersembunyi percuma saja, ya.'

Sesampainya diujung pohon. Reza mulai menenangkan pernapasannya. Dan, secepatnya, dia menembakkan shoot roper ke pohon yang sedikit jauh bersamaan dia melompat juga.

Reza lakukan itu berulang ulang menjauh sejauh mungkin dari dua direwolf itu dengan secepat yang dia bisa. Melakukan pelarian adalah hal tepat untuk saat ini.

Namun, monster ini cepatnya minta ampun. Reza yang susah payah mencoba berlari dari mereka, terlihat mereka sangatlah bersantai mengejar dirinya.

Reza tak tersinggung atau bagaimana dengan sikap dua direwolf ini yang terlihat meremehkan dirinya. Baginya, ini adalah kesempatan bagus. Di hutan yang sepi seperti ini. Reza tidaklah memakai sifat manusia normal.

Melainkan, sifat ketidak pedulian seakan dia boneka. Selama peluang keberhasilan meningkat, Reza akan menghalalkan segala macam cara.

Dalam pelariannya. Reza memiliki ide gila. Ia merasakan, energi {mana} yang mengalir bisa dia kendalikan sesuka hati tanpa masalah.

Dengan keterpaksaan, Reza membagi konsentrasinya untuk pertarungan dan juga mengontrol energi {mana} ini.

'Bila aku tambahkan kekuatanku dengan {mana} ini di kedua tangan atau kaki. Kurasa, itu akan menjadi lebih kuat dari pada saat ini.'

Langsung saja, Reza mencoba hal gila yang dia pikirkan. Dalam setengah konsen yang dia bagi untuk mengawasi dua monster itu. Reza mulai mengalirkan {mana} ke kedua kaki dan tanngannya secara maksimal.

Tanpa diduga, ternyata Reza terpental saking kuatnya ia melompat ketika {mana} yang terpusat pada kakinya.

'Sial!.'

Bruuk.

Saru pohon langsung tumbang karena tertubruk oleh Reza dengan cepat dan kuat.

Salah satu tulang rusuk retak akibat kejadian ini. 'Kurasa, aku mengerti satu hal dalam pengendalian {mana} ini.'

Secara perlahan dan selembut mungkin, Reza mengalirkan {mana} yang ada dalam dirinya untuk membalut dan menyambung kembali tulang rusuk yang retak itu.

''Dalam pengendalian {mana}, jangan terlalu terburu buru dan kasar, karena sejak awal. Sifat energi {mana} memang sangatlah agresif dan kasar. Aku tau apa yang harus kulakukan sekarang.'' Gumam Reza menatap lurus dari arah tempat dua direwolf mengejar dirinya.

Tampak, dua direwolf menatap dirinya dengan mata penuh kebencian mendalam. Menunggu bergerak ketika dirinya bergerak juga.

Secara perlahan, Reza mengambil satu belati di pahanya. Dalam batin: 'Alurkan dan rasakan {mana} selembut dan selaras dengan aliran darah pada setiap bagian tubuh yang ingin digunakan.'

Sesuai yang diinstruksikan dalam batinnya. Reza mengalirkan {mana} dalam dirinya mengalir lembut namun agak cepat dan tidak agresif seperti awal dia lakukan.

Ketika semua energi {mana} telah terpadat pada tangan kanan yang memgang belati. Reza mencengkram belati sekuat tenaga melemparnya secepat dan sekuat mungkin pada satu direwolf itu.

Whuuusss.

Dhuuaak.

Ngaauuu.

Direwolf yang terkena lemparan belati Reza. Terbang melesat dengan cepat menabrak pohon dan menggerang menghembuskan napas terakhirnya.

Reza tersenyum tipis. Kemudian, dia menatap satu direwolf yang masih tersisa. 'Kurasa, akan ku gunakan teknik bertarungku dengan tambahan energi {mana} untuk memperkuat dan mempercepat serta ketepatan agar meningkat lebih tinggi dan kuat.'

Reza melakukan kuda kuda seni beladiri senjata dua pedang pendek. Menggunakan kesempatan dimana direwolf masih meratapi rekannya yang mati, Reza gunakan untuk merasakan aliran darahnya.

Ini sangat sulit dari pada mengalirkan {mana} yang sifatnya agresif. Darah yang mengalir seperti sunyi dan diam diam mengalir dengan sendirinya tanpa dia sadari.

Beberapa saat kemudian, direwolf melakukan pergerakan dengan menatap Reza penuh kebencian. Satu langkah dia ambil, dan berlari berniat menerjang Reza.

Melihat direwolf melakukan pergerakan. Reza menghentikan konsentrasinya dalam merasakan aliran darah dan menghindar dari direwolf itu.

Terus Reza lakukan hal itu terus menerus. Bila ada waktu, dia gunakan untuk merasakan aliran darahnya sendiri. Dan bila direwolf itu hendak menangkapnya, dia menghentikan merasakan aliran darahnya dan berusaha menghindar.

Acara kejar kejaran terus dilakukan selama lebih dua jam. Setelah kerja kerasnya dalam merasakan aliran darah. Reza akhirnya bisa merasakan aliran darah itu.

Mengalir kesetiap bagian tubuh tiap perinci. Benar benar membuat Reza mengalami pusing berat karena harus menajamkan indra perasanya pada setiap bagian seinci tubuh.

''Baiklah monster sialan!. Mari kita mulai pertarungan sesungguhnya.'' Gumam Reza menatap direwolf dengan tatapan membunuh paling ingin dia bunuh.

Direwolf yang ditatap Reza seperti itu. Mengehentikan pengejarannya dan tubuhnya menggigil ketakutan dan menggaum.

Tak ingin menunggu waktu yang lama. Reza melakukan apa yang direncananya.

Sejak awal, {mana} memang mengalir bersama sel darah atau aliran darah. Tentu ini akan sangat sulit bagi Reza untuk merasakan aliran darah karena indrea perasanya memokuskan untuk merasakan {mana} yang ada dalam tubuh.

Reza menenangkan diri dan kembali merasakan aliran darah. Setelah terasa, dia seakan memiliki gambaran tubuh dirinya sendiri. Dengan mempercepat jantung memompa darah menggunakan {mana}, dan memperkuat setiap bagian tubuh dan juga. Ini paling penting, mempercepat setiap kinerja otak miliknya seratus kali lipat menggunakan {mana}.

Semua, mulai terasa melambat.

Hanya dirinya yang bisa bergerak bebas dan sebebas mungkin. Direwolf, dia seakan berhenti bergerak dalam pandangan Reza.

''Heh!. Ternyata ini berhasil...''

Tak ingin membuang waktu dan kerja keras mempertahankan konsentrasinya untuk melakukan ini. Reza segera melesat berlari secepatnya menuju direwolf dan menebas leher direwolf itu sekuat tenaga.

Crrssssttt.

Darah langsung menyembur keluar dari leher direwolf itu.

Setelah membunuh direwolf. Reza menenangkan diri dan mulai memperlambat kembali kinerja otak dan degupan jatungnya yang dipercepat menggunakan {mana}.

Tubuh Reza seketika melemas dan tak bertenaga.

''Ternyata, efek samping mempercepat kinerja otak dan jantung memompa. Benar benar diluar dugaanku. Aku harus cepat pergi dari sini dari pada nanti ditemukan oleh monster.'' Gumam Reza lemas sembari berusaha berdiri walau kaki bergetar hebat karena tak kuat untuk menompang tubuh.

[Tuan, sebaiknya anda berhenti dahulu. Richael akan melakukan peningkatan level, dengan level tuan yang saat ini masihlah rendah. Peningkatan level secara instan belumlah bisa dilakukan. Dimohon, untuk segera menenangkan diri dan pikiran.]

Terdengar, suara Richael tegas dan memperingati Reza yang sedang berusaha berdiri kabur dari tempatnya sekarang berada.

''Baiklah...'' Reza hanya menurut dan melakukan setiap saran yang diberikan oleh Richael. Karena menurutnya, setiap saran Richael sangatlah penting.

Pernapasan Reza mulai tenang tak terburu buru dan lemas. Tubuhnya dia lemaskan juga, termasuk pikiran yang dia tenangkan.

Ledakan energi {mana} seketika terasa oleh Reza.

[Ding!. Level {mana} meningkat: Lv. 50.]

Tubuhnya yang lelah dan lemas. Seketika kembali bertenaga dan juga semua luka termasuk retakan tulang rusuk. Juga sudah sembuh.

''Begitukah, ternyata. Melakukan peningkatan level juga merefres semua yang ada dalam tubuh. Ini sungguh... Menakjubkan.''

Sebuah kejadian aneh terasa oleh Reza sendiri. Dimana, dirinya yang menganggap bahwa perasaan adalah sebuah pemrograman yang telah di ciptakan oleh sang kuasa.

Dirinya yang kosong, merasakan sebuah benda mengisi hatinya yang seperti boneka itu. Sejak dia lahir, tidak pernah sekalipun dirinya merasakan, apa arti perasaan sesungguhnya.

Dan kali ini, sebuah perasaan menyenangkan benar benar Reza rasakan.

Terpopuler

Comments

[🍀F i t r i🍁]

[🍀F i t r i🍁]

Up

2021-06-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!