HARTA TAHTA DOKTER ANGGA

HARTA TAHTA DOKTER ANGGA

Episode 1

Pagi datang lagi membangunkanku dengan hangatnya sinar mentari. Hari yang berbeda, waktu yang berbeda, masa yang berbeda. Namun masih dengan perasaan yang sama. Perasaan yang masih setia untukmu.

Kata mereka hidup ini seperti membaca buku, kita tidak akan bisa berlanjut ke bab berikutnya jika masih terpaku dalam bab sebelumnya.

Ya itu memang benar, tapi entah mengapa sampai detik ini aku belum bisa melupakan-nya. Bahkan dia sudah berbahagia dengan pelangi indahnya.

Mungkin saat ini imajinasi sedang mentertawakanku, karna aku masih berharap dia bisa menjadi milikku.

Namun kenyataanya dalam realita, aku dan dia itu ibarat pagi dan senja.

Aku pagi dan dia senja. Sampai kapan pun tidak akan pernah menyatu. Ya sudahlah ini memang mungkin sudah jalan takdirku.

Aku tersadar dalam lamunanku, ku lihat jam weker yang berada di samping ranjang ku.

Waktu sudah menunjukan jam 8 pagi, aku segara bergegas dari tempat tidur dan membersihkan seluruh tubuhku mandi.

Usai mandi, kau segara bersiap-siap untuk memulai aktifitas ku, karna menyibukkan diri sendiri sekarang menjadi hoby ku, karna itulah satu-satunya agar aku bisa melupakannya, walau pun pada akhirnya aku akan mengingatnya kembali.

Aku menarik napas berat, sebelum keluar dari apartemen ku, mencoba memasang senyuman palsu untuk menutupi segala luka dan kegundahan ku.

Sudah hampir satu tahun aku tinggal di kota ini, terpisah negara dengan orang tua, saudara serta orang-orang yang aku sayangi.

Aku menuju mobilku yang terparkir di basmen apartemen tempat tinggalku ini. Lalu aku melajukan mobilku menuju tempat kerjaku. Di salah satu Rumah sakit ternama yang ada di Singapure.

Seperti biasa sebelum aku ke rumah sakit, aku selalu mampir di salah satu kedai favoritku, maklum jomblo jadi tidak ada yang menyiapkan sarapan pagi di tempat tinggalku. Sudahlah lupakan sejanak tentang cinta, karna kisah cintaku tak seindah cinta Romeo dan Juliet, atau seperti kisah cinta kamu dan dia.

Aku parkiran mobilku di depan kedai tersebut, lalu aku masuk kedalam kedai itu. Lalu aku memasan kopi dan roti bakar, kebetulan kedai ini menyediakan makanan Indonesia. Dan pemiliknya juga berasal dari Indonesia.

"Pagi Pak dokter" sapa mawar, sambil membawa pesananku, Mawar adalah seorang wanita cantik, pemilik kedai tersebut. Karna aku sering ke sini, jadi kami sangat akrab dan berteman baik.

"Pagi mawar" jawabku, sambil sedikit menarik ujung bibirku tersenyum kepadanya.

"Ini pesananmu" Mawar meletakan kopi dan roti bakar pesananku itu, di atas meja yang ada di hadapanku, lalu kulihat dia duduk berhadapan denganku.

"Terima kasih" ucapku, sambil mengambil secangkir kopi yang masih panas tersebut, terlihat kepulan asap masih menguap di kopi tersebut.

Mawar tersenyum, dan menganggukan kepalanya.

Aku meneguk kopi yang masih panas tersebut dengan hati-hati, aroma kopi tersebut sangat menyengat memberi semangat.

"Oh iya Angga, apa nanti malam kamu ada acara?" tanya Mawar, sambil melihat ku yang sedang meneguk kopi, mawar menatapku dengan senyuman manisnya.

Aku tak munafik, Mawar memang cantik, baik, ramah, sopan dan juga dia wanita yang mandiri. Buktinya dia terlahir dari keluarga orang kaya, namun dia memilih untuk membangun kedai yang sederhana ini. Namun hanya saja aku dan mawar berbeda keyakinan, namun kita saling menghormati sama lain.

Aku taruh kopi ku, sebelum menjawab pertanyaan dari Mawar. "Sepertinya tidak, memangnya ada apa?" jawabku.

"Tidak ada apa-apa aku hanya ingin mengajakmu jalan" ucapnya.

"Maaf mawar, sepertinya aku tidak bisa!" tolak ku halus.

Mawar menganggukan kepalanya, terlihat raut kekecewaan tersirat dari wajah cantiknya, namun mawar masih bisa memasang senyuaman palsunya.

"Oh iya kalau tidak bisa tidak apa-apa!"

Aku hanya tersenyum, membalas ucapan Mawar, sebenarnya aku tidak tega melihat kekecewaan di wajahnya, namun entah kenapa hatiku menolaknya, aku merasa tidak nyaman, bahkan tidak tertarik sama sekali dengan ajakannya.

Ini bukan yang pertama kalinya Mawar mengajakku jalan, namun aku selalu menolaknya, ya aku tau aku jahat tapi, tapi aku selalu menolaknya dengan halus.

"Ya sudah, kalau begitu dilanjut ya sarapannya! Aku permisi" pamit mawar.

Aku hanya menganggukan kepalaku, ku lihat Mawar tersenyum, lalu ia beranjak dari hadapanku.

Aku melanjutkan kembali menikamati sarapanku, hingga makanan tersebut habis, lalu aku membayarnya, dan meninggalkan kedai tersebut, melajukan kembali mobilku, menuju tempat kerjaku.

"Angga, kenapa susah sekali mendapatkan waktu bersamamu, aku menginginkanmu apa kamu tidak merasakan bahwa aku mempunyai perasaan padamu"---Gunam Mawar, memandangi mobil Angga yang menjauh dari pandangannya.

***

Dalam perjalan menuju tempat kerjaku, sambil mengendarai mobilku, dalam diriku terbesit rasa bersalah karena menolak ajakan Mawar tadi.

Membayangkan wajahnya yang penuh kekecewaan membuatku meresa tak tega dan kasihan.

Tapi ya sudahlah, aku sudah terlanjur menolaknya, masa ia aku akan menjilat ludahku sendiri. Mungkin lain kali jika Mawar mengajakku lagi, aku tidak akan menolaknya, sebagai perminta maafku padanya, karna selalu menolaknya.

Aku tau sebenarnya Mawar menaruh rasa padaku, tapi aku pura-pura tidak tau, sengaja karna aku tidak mau memberi harapan padanya, karna untuk saat ini aku tidak mempunyai rasa apa-apa padanya, hanya sebatas teman saja, tidak lebih, karna sampai saat ini dalam hatiku masih tersimpan namanya, Afifah.

Lagi-lagi aku mengingatnya, ah sungguh aku benci dengan situasi seperti ini. Bukan benci kepada Afifah tapi aku benci pada diriku sendiri, mengapa sampai detik ini aku tidak bisa melupakannya, yang jelas-jelas kini adik tiri ku itu sudah bahagia dengan suaminya.

Bahkan mereka akan dikaruniai buah cinta mereka, ah sungguh sesak dada ini mendapati kenyataan takdir ini. Cinta bertepuk sebelah tangan memang menyakitkan.

Pikiran dan hatiku terus berkecamuk, seakan mereka berperang, hingga tak terasa kini aku sudah sampai di depan Rumah sakit tempat ku berkerja melayani pasien-pasienku.

Aku menarik napas dalam, sebelum aku keluar dari mobilku, menetralkan hati dan pikiranku terlebih dahulu, agar saat berkerja konsentrasi ku tidak terganggu.

Saat aku merasa semuanya sudah netral aku segara keluar dari mobilku, kebetulan hari ini ada jadwalku untuk melakukan operasi jantung pada salah satu pasienku.

Aku masuk kedalam rumah sakit, dan langsung menuju ruangan ku. Tak lama terdengar seseorang mengetuk pintu ruangan ku.

Tok tok

"Masuk" sahutku.

Lalu ku lihat sekarang suster masuk kedalam ruangan ku, "Selamat pagi dok, untuk operasi salah satu pasien yang sakit jantung sudah dipersiapkan" ucapnya.

"Baiklah, mari kita lakukan sekarang"

Aku bergegas dari kursiku, dan keluar dari ruangan ku, di ikuti oleh suster yang akan membantuku. Kami pun berjalan menuju ruangan operasi.

Bersambung...

Hay-hay ini kisah dokter Angga ya, semoga kalian suka. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dan simpan di rak favorit kalian, like, comen dan Votenya juga ya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Ichund

Ichund

sejujurnya kecewa afifah balikan sama arka yg jahat. bahkan angga jaauh lebih baik...
Apa mau dikata semua tergantung author😭😭😭😭

2022-01-23

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

hai hai authorrr
aq nya mampir lg , setelah IDK
semangat authorrr 💙💙💙

2021-12-08

0

Dina Safarina

Dina Safarina

semangat Thor hadirrr lanjut

2021-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!