04. Mulai Mengenal

Pagi yang sangat menyejukkan, bahkan embun pun masih menggantung di ujung jari dedaunan. Alisa menarik kembali selimutnya, kali ini dia memanjakan matanya yang masih terpejam karena memang sabtu dan minggu adalah hari liburnya.

"Ting tong ... ting tong...." Seseorang memencet bel apartemennya, dan itu membuat Alisa kesal karena dia harus bangkit untuk membukanya. Selama dia tinggal di apartemen, tak pernah ada orang yang berkunjung, hingga kali ini suara bel itu membuatnya penasaran, siapa yang berkunjung pagi-pagi sekali.

Dengan sangat bermalas-malasan Alisa bangun untuk membukakan pintu.

"Haaaah!" Alisa terkejut, spontan dia kembali menutup pintunya saat mendapati Dika yang sudah berdiri di depan unit apartemennya. Dika membunyikan bel lagi, hingga membuat Alisa kembali membukakan pintu. Tanpa di persilahkan, lelaki itu masuk dan duduk di sofa utama.

"Makanya jadi perawan tua, jam segini belum bangun." dengus Dika membuat wajah Alisa cemberut.

"Kamu yang nggak sopan, masih pagi sudah bertamu ke apartemen orang dan itu mengganggu hari libur orang lain!" cebik Alisa dengan menatap kesal Dika.

"Cepat mandi! Kita akan ke makam dan nanti ketemu Mama di kota L." ujar Dika membuat Alisa kembali melangkah ke kamar tanpa menjawab.

"Eh, jangan lupa buatkan calon suamimu ini kopi hitam!" lanjut Dika saat melihat Alisa melangkah ke kamarnya.

"Kenapa tidak sekalian aja sarapan?" sindir Alisa, ketika menghentikan langkahnya dan kembali menoleh ke arah lelaki itu.

"Nanti saja, kita sarapan bareng di luar." ucap Dika tanpa dosa.

Tak ingin memperpanjang perdebatan yang buntutnya dia juga yang harus mengalah. Akhirnya, Alisa melangkah ke dapur untuk membuat pesanan kopi hitam lelaki yang sudah duduk di sofa depan.

Mereka berjalan menuju basemant. Saat keluar lift dan melewati loby, seseorang mengamati gerak gerik mereka. Bukan Dika jika tak menangkap situasi itu. Tapi laki-laki yang saat ini mengenakan jaket kulit dan topi itu berpura-pura tidak tahu dan menggenggam pergelangan tangan Alisa.

"Kita naik motor?" tanya Alisa yang sedikit heran. Tapi tetap saja Dika memakaikan helm di kepala gadis berwajah oriental itu.

"Bukankah kita akan ke kota L? Bukankah lebih baik kita menggunakan mobil. Kita bisa ambil mobilku di cafe kemarin."

"Biasakan dirimu naik motor!" jawaban singkat Dika tak ingin di bantah.

"Kalo hujan?"  tanya Alisa membuat Dika menatapnya kesal.

"Kehujanan!" dengus Dika yang sudah malas menanggapi protes Alisa.

Dika melajukan motornya membelah jalan kota yang masih sepi. Dia sengaja berangkat pagi  agar dapat melajukan motornya dengan cepat.

Dika meraih lengan Alisa dan melingkarkan di perut kerasnya saat mencurigai sebuah mobil membuntutinya. Awalnya Alisa yang berusaha menolak kini hanya pasrah  saat Dika mempercepat laju motornya.

"Chiiiitttt ..." suara dua kendaraan yang direm mendadak secara bersamaan.

Tiga orang dengan perawakan besar itu keluar dari mobil yang menghadang motor Dika.

"Batalkan rencana kalian untuk menikah! Gadis itu milik bos kami." ucap salah satu diantara mereka.

"Hentikan saja kalo bisa!" tantang Dika. Laki laki itu tak pernah merasa gentar dengan apapun.

"Menghindar ke gang kecil itu!" bisik Dika di dekat telinga Alisa. Dia hanya berfikir jika situasi tak terkendali, lari ke arah gang akan jauh lebih baik tanpa mengeluarkan senjata yang ada di jaket kulitnya.

Dan benar saja, saat baku hantam dengan tangan kosong, satu lawan tiga itu hampir di menangkan Dika karena satu orang sudah terkapar tak berdaya. Kedua preman itu  mengeluarkan pisau lipat dan melesatkannya tepat mengenai punggung tangan Dika yang di balasnya dengan tendangan keras di perut membuat preman itu terpental jauh.

Tinggal satu preman yang kini menyabetkan pisaunya, membuat sobekan kecil di jaket kulit bagian punggung  yang di kenakan Dika. Saking gemasnya lelaki bertubuh atletis yang dasarnya jago bela diri itu menghajarnya hingga babak belur.

"Ayo kita cepat pergi!" ucap Dika saat menghampiri Alisa yang masih gemetar melihat aksi itu.

"Tanganmu mana?" Alisa meraih tangan Dika setelah mengambil sapu tangan di dalam tas  dan membalutnya agar darah berhenti menetes.

"Jangan setakut itu. Semua akan baik baik saja!" cicit Dika saat melihat wajah putih terlihat pucat dengan tubuh yang masih gemetar. Alisa terlihat sangat ketakutan.

Dika menggandeng Alisa menuju motornya dan meneruskan perjalanan menuju makam.

Alisa menaburkan bunga mawar di atas gundukan tanah dan kemudian mereka membacakan doa singkat untuk Mama Alisa. Diantara doanya gadis itu terisak kecil. Tangis yang sebenarnya dia tahan sejak pemakanan ibunya dulu, sejak saat itu dia berjanji akan berhenti menangis saat berkunjung.

"Mama, aku berjanji akan menjaga Alisa." Hanya suara Dika yang terdengar setelah doa itu. Alisa tak mampu mengucapkan sepatah katapun karena isakan yang tak tertahan lagi. Menyadarinya, Dika memilih membawa pergi Alisa dari pemakaman itu.

"Kamu ingin sarapan di mana?" tanya Dika sebelum melanjutkan pulang ke rumah mamanya.

"Sarapan di rumah mama aja." Ntah kenapa kalimat Alisa mulai akrab dengan hubungan mereka.

Dika tak menjawab, mereka melanjutkan perjalanan tapi saat melihat mini market laki laki itu membelokan motornya dan berhenti di depannya.

"Tunggu saja di sana!" tunjuk Dika pada tempat duduk yang sudah disediakan. Sementara itu dia masuk ke dalam untuk membeli sesuatu. Alisa benar benar menunggunya,  hingga lelaki itu keluar dengan satu kantong plastik yang diletakkan di depan Alisa.

"Makan roti dulu, buat menunda sarapan!"

"Kenapa sih, selalu bertindak semau sendiri?" cebik Alisa kesal dengan sikap Dika yang otoriter. Sebelum mendapatkan tatapan tajam Dika, Alisa segera memakan roti di depannya.

"Kasian sebenarnya melihat dia terintimidasi seperti itu. Tapi, hanya cara itu yang menjadi skat hubungan kita. Semakin tahu kehidupannya aku semakin kasian terhadapnya. Tapi, aku tak bisa mencintainya, dia bukan tipeku juga. Suatu saat aku akan melepaskannya saat dia menemukan lelaki yang tepat." gumam dika dalam hati.

"Ayo, aku udah selesai makan." suara Alisa membuyarkan lamunan Dika.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju kota L. Hingga akhirnya, mereka sampai di rumah yang halamannya cukup rindang. Alisa turun dari motor, gadis itu mengusap telapak tangannya karena merasa dingin oleh terpaan angin. Dika membukakan helm dari kepala Alisa sebelum membuka helmnya. Saat itulah pandangan mata mereka saling beradu.

"Cepat jalan duluan!" perintah Dika saat mereka saling merasa canggung.

"Aku menunggumu saja. Takut ..." jawab Alisa yang memang grogi jika harus berinteraksi dengan orang tua selain keluarganya.

"Haiisss... udah tua pake grogi segala." olok Dika dengan wajah datarnya membuat gadis itu kembali cemberut.

Dika menggandeng lengan Alisa menuju rumah. Lelaki beralis tebal itu mengambil kunci rumah di saku celananya karena dia tau jika mamanya belum pulang.

"Mama masih di toko roti." ucap Dika saat melihat tatapan penuh tanya dari Alisa.

"Biasanya mama pulang jam delapan malam. Tapi, aku tadi sudah ngasih tau kalo calon mantunya mau datang." jelasnya saat membuka pintu rumah model lama, rumah bergaya paris kuno dengan banyak foto yang menghiasi dinding.  Dika memang bukan orang yang kaya, tapi dia cukup mandiri dengan segala kecerdasannya hingga tidak pernah menyulitkan mamanya ternyata single parent dengan dua anak.

"Bukannya itu teman Ajeng?" tanya Alisa saat melihat foto Nungky.

"Dia adik perempuanku satu satunya."

"Tok... tok ...tok." suara pintu yang terbuka itu diketuk, membuat keduanya menoleh.

"Najwa ... " ucap Dika saat melihat seorang gadis berjilbab yang cukup cantik dan kalem berdiri di tengah pintu. Najwa adalah tetangga sebelah mereka.

Bersambung

Jangan lupa kasih vote ya jika suka ceritanya.

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

.........

2022-11-21

0

Nurcahyani Nurr

Nurcahyani Nurr

Halahhh.. Bilang bkn tippe ku.. Skailiny bucin tingkat dewa.. Semangat buat authorny..

2021-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!