My Husband My Hero
Jalannya makin tergesa saat dia melihat para tamu undangan sudah banyak yang meninggalkan aula resort. Sudah bisa dipastikan gadis yang mengenakan dress off-shoulder itu terlihat sangat panik. Alisa berusaha mengejar kedua mempelai yang mulai beranjak meninggalkan tempat pelaminan.
Tanpa Alisa sadari, sepasang mata tajam itu terus meliriknya dari kejauhan. Dika sedang menatap gadis berwajah bulat dengan kulit putih yang terlihat sedang mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Rasa putus asa terlihat jelas di wajah Alisa ketika tidak menemukan seseorang yang dia kenal berada di sana.
Tak ingin berlama-lama berada di aula, Alisa meninggalkan bekas ruang resepsi menuju pelataran resort yang menghadap ke pantai lepas. Hari ini pantai direservasi untuk resepsi pernikahan sang owner resort, tentu saja akan membuat pemandangan pantai terlihat lebih indah tanpa dipenuhi banyak pengunjung yang datang.
Alisa menatap jauh ke depan menikmati hamparan laut lepas dengan sentuhan angin sepoi-sepoi. Kekaguman akan indahnya suasana pantai membuatnya tak sadar jika jalan di depannya itu berundak ke bawah.
"Auuuhhh...!" pekik Alisa terhenyak kaget saat tubuh kurusnya limbung hampir terjatuh. Untung saja, sebuah tangan besar itu langsung menyambar lengan kecilnya.
"Hae, kalo punya mata itu buat lihat jalan!" sinis Dika saat melihat kecerobohan Alisa. Mereka memang sudah pernah bertemu tapi belum mengenal satu dengan yang lainnya.
Gadis itu kemudian menarik lengannya dan pergi meninggalkan Dika yang sedang menggeretakkan rahang karena kesal melihat sikap acuh gadis itu. Mereka lebih terkesan seperti musuh bebuyutan sejak Dika dengan innocent mengatainya wanita jahat. Kala itu Alisa sudah berusaha menyakiti Ajeng karena menyukai cowok yang sama, lelaki itu tak lain Arsean, Dosen mata kuliah Statistik di kampusnya. Ajeng adalah gadis yang sempat mencuri perhatian Dika tapi keberuntungan tidak berpihak padanya karena gadis dambaannya itu, ternyata sudah milik sahabatnya Arsean.
Pertemuan yang dalam situasi yang tidak bersahabat membuat Dika dan Alisa saling menyerang dengan kata-kata pedas ketika ada kesempatan.
Mahardika Setya Paraja adalah sosok yang dikenal irit bicara, bahkan kata kata yang keluar dari mulutnya terkadang terdengar sinis dan apa adanya. Wajah ganteng yang terlihat dingin mempunyai kesan horror bagi siapa saja yang menatapnya. Laki laki dengan perawakan tinggi atletis itu mempunyai kulit sawo matang yang memberi kesan sexy dan exotic. Sosok Dika memang selalu menyisakan kekaguman tersendiri bagi setiap gadis.
Dika menatap Alisa yang sedang berjalan di bibir pantai sendirian. Jika boleh jujur, Dari kaca mata lelaki itu, gadis bertubuh mungil dan berkulit putih itu memang terlihat good looking dan cantik dengan wajah orientalnya itu.
Bohong sekali jika sosok Alisa tidak menarik mata lelaki. Tapi, entah kenapa Dika sangat tidak menyukai karakter yang ada dalam diri gadis yang dianggapnya cengeng dan lemah. Bahkan kesan pertama yang dia kenal, Alisa itu wanita bermuka peri tapi hatinya seperti penyihir.
Tapi pantaskah jika satu kesalahan membuatnya men-judge sosok gadis itu sebegitu buruknya?
Kesan terakhir yang diberikan Alisa pada Dika, Dia adalah sosok yang sangat menyukai anak kecil. Bahkan, saat ini Alisa sudah berteman dengan Ajeng. Tapi, itu tidak merubah anggapan pertama yang diberikannya kepada sosok Alisa, apalagi Alisa sering membalas kesinisannya dengan umpatannya.
"Bang, kenapa hanya menatap saja? Apa Abang berubah haluan? Dia sebenarnya baik, Bang. Cuma terkesan aneh saja. Aku kenal kok, dia anak pasca sarjana yang nggak mau lulus." jelas Nungky yang tiba-tiba ingin mengalihkan perhatian abangnya dari sosok Ajeng yang barusan menggelar acara pernikahan.
"Maksudnya nggak mau lulus, bagaiamana?" hanya pertanyaan itu yang keluar dari bibir cowok cool itu.
"Nggak tau juga. Cuma yang orang tau dia nggak mau ngerjain Thesis saja. Otaknya lumayan pintar. Bahkan teori diselesaikan dengan nilai yang bagus dan cepat. Tapi giliran ngerjain Thesis ditinggalkan gitu aja." Penjelasan Nungky tak mendapatkan jawaban lagi dari Dika. Bahkan, laki-laki itu hanya menatap tajam sosok itu dari kejauhan. Bagi Dika, terlalu banyak misteri yang ada pada sosok cantik tersebut.
"Bang, ayok pulang!" ajak Nungky yang tak ingin berlama-lama di sana karena terik yang menyengat.
"Aku masih mau di sini. Kamu bawa mobil Abang saja! Tapi jangan keluyuran, langsung balik ke kos. Mobil Abang ada GPS nya!" jelas Dika dengan menyerahkan kunci mobil Range Rovernya kepada adik perempuannya. Gadis berkulit putih itu bersorak girang karena tidak biasanya Dika memperbolehkan Nungky untuk membawa mobil sendiri. Tanpa berpamitan, Nungky berlari menghampiri dua sahabatnya Airin dan Dina untuk segera cabut sebelum abangnya berubah pikiran lagi.
Saat ini, Dika hanya duduk diantara perundakan itu dengan menghisap rokok yang baru saja dia nyalakan. Rasa penasarannya dan perasaan yang mengiba karena sikap Alisa yang menutup diri dari lingkungan, membuat Dika terus bertanya dan tak berhenti berfikir, hingga dia lupa jika dia tak menyukai gadis itu.
Mentari yang berangsur bergeser tak menyurutkan terik yang di pancarkan. Hanya saja angin bertiup kencang dengan semilir halus yang lebih menyejukan suasana. Entah berapa lama dia memandangi gadis yang sedari tadi duduk di tanah berpasir. Alisa, dia masih mengenakan gaun pesta. Gadis dengan rambut di sanggul simple itu tak juga beranjak pergi meski sudah lama dia duduk di sana sendiri. Ntah, apa yang sedang dia lamunkan.
Dari jauh tatapan Dika pun tak beralih darinya.
Hingga akhirnya ombak pun bergerak lebih naik, membuat gadis itu berdiri dan berjalan meninggalkan bibir pantai.
Alisa berjalan menuju cafe yang sedikit menjauh dari resort. Kafe klasik itu memang di luar reservasi karena milik pemerintah daerah. Alisa memesan secangkir kopi untuk menemaninya dalam diam. Gadis itu memang penikmat kopi.
"Hae cantik." Seorang laki-laki dengan tato penuh di lengannya menyapa Alisa yang duduk sendirian.
Alisa hanya terdiam. Bau alkohol yang menyeruak dari tubuh laki-laki itu membuat Alisa tak berani bertindak lebih.
"Boleh aku duduk di sini?" tanya laki- laki itu membuat nyali Alisa sedikit menciut. Alisa sangat takut dengan laki laki dalam kondisi mabuk.
"Sory, Bung. Ini tempatku!" Suara bariton itu menengahi situasi diantara Alisa dan pemuda itu. Dika tiba-tiba datang dengan nampan yang berisi nasi, udang saus tiram, dan jus alpukat yang dibawanya sendiri.
"Sori, Bang." Laki laki itu kemudian menjauh dari meja itu.
"Cepat makanlah! Anggap saja aku membayar hutang saat kita jalan bersama Rinai." titah Dika dengan menyodorkan nampan yang dibawanya tepat di hadapan Alisa.
"Aku tidak lapar." tolak Alisa dengan kalimat singkat gadis itu memalingkan wajahnya.
"Baiklah, aku akan memanggil brandalan itu lagi." Dika tahu, sejak datang, Alisa belum makan atau minum sesuatu.
"Jangan!" Dengan cepat Alisa menahan lengan Dika yang akan beranjak pergi.
Alisa pun menuruti apa yang dikatakan Dika sebelum dia benar benar memanggil berandalan itu. Jujur, Alisa bersyukur karena berandalan itu sudah menjauh meski dia harus dihadapkan pada laki laki yang juga membuat dirinya tak kalah muaknya.
"Udah kenyang." ucap Alisa menyisakan separo makanannya.
"Habiskan! Itu tadi cuma separo porsi." Paksa Dika membuat Alisa melotot ke arah Dika.
"Apa-apaan ini? Yang punya lambung aku, bukan kamu! Aku udah kenyang." sergah Alisa dengan sewotnya.
"Baiklah atau aku ...." ucapan Dika menggantung saat melihat Alisa kembali menyendok makanan yang ada di depannya.
Gadis itu menghentakkan kedua kakinya karena kesal dengan kelakuan laki laki yang masih menatapnya tajam itu. Dika menunggui Alisa menghabiskan makanannya.
"Ooogh ..." Alisa menutup mulutnya yang hampir muntah, dia merasa negh karena memang sudah merasa sangat kenyang.
"Berhenti!" Dika menghentikan Alisa yang terkesan memaksakan makanannya masuk ke mulutnya. Dika baru menyadari ternyata porsi makan Alisa yang memang terlalu sedikit.
Jangan lupa tinggalkan jejak yeeeea.
*Novel ini ada sekuel dari 'Cinta Untuk Jodohku' di aplikasi sebelah. Jadi Jika awalnya sedikit rancu harap bersabar karena semakin masuk ke dalam bab selanjutnya anda dijamin baper.
Happy reading gaes*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
abdan syakura
Assalamu'alaikum
Mampir ya Kak ..
2023-05-14
0
Aqiyu
ckkk
2022-11-21
0
Desi Arisandi
aku mampir....
2021-12-26
0