Lagi. Lagi. Dan lagi, sudah tujuh orang menjadi korban. Jelas ini pembantaian.
"Hei! Kalian tidak bisa tenang!?" Devian berteriak, dia sudah geram dengan suara berisik yang menggema di seluruh ruangan.
"Akh! Kalian sangat berisik!" Alvin ikut geram.
Aku menerobos kerumunan, sempat aku jatuh tertabrak seorang tamu yang berlari. Mau bagaimana lagi, tubuhku ini kecil. Ah sialan.
Aku kembali berdiri. Menoleh ke sana kemari, mencari tempat kosong. Aku menemukannya, itu di tengah aula. Para tamu memilih untuk menepi dan bersembunyi di bawah meja. Aku berteleportasi ke tengah aula. Menatap sekitar, mencari hal yang mencurigakan. Lampu aula kembali padam. Semua semakin panik, mereka berteriak ketakutan. Sialan.
...| Aktifkan mode Aura? |...
...Y/T...
Jendela gameku muncul, aku masih bisa melihatnya. Aku menjawab 'ya' dalam pikiran. Seketika jendela game itu menghilang, lalu muncul kembali.
...| Mode Aura Active |...
...Anda akan merasakan aura di sekitar...
Seketika penglihatan ku terasa aneh. Warna-warna yang entah muncul darimana memenuhi ruangan meskipun sedang gelap. "Itu aura?"
...| Kepekaan anda terhadap aura dan gerakan bertambah |...
...Anda akan merasakan setiap gerakan kecil di sekitar...
"E? Apa?"
Aku tersentak merasakan sesuatu melesat cepat ke arahku. Seketika aku menghindar dari tempat. Aku tidak tahu apa itu.
Aku bersiap. Jump.
Aku melompat menghindar. Tubuhku rasanya sangat ringan. Saat tubuhku masih di udara, aku merasakan sesuatu mendekat dibelakang. Aku berbalik, ah aku lupa lampu sedang mati. Aku sedikit menunduk dengan gesit, menghindar. Tubuhku sedikit terhuyung, aku kembali berdiri. Entah kenapa rasanya lelah.
...| Stamina anda berkurang |...
...Hp anda akan berkurang -50 setiap satu menit...
...1000 > 950...
Sial. Aku lupa Clea memiliki tubuh yang lemah. Aku harus waspada. "Ah, kalung!" Aku tersadar, segera melepas kalung ku.
"Ayolah berhasil!"
Sesuatu mendekat kearahku. Aku bersiap dengan bandul itu. "Harus berhasil!" Aku mengayunkannya ke arah gerakan misterius itu. Tiba-tiba, bandul itu bercahaya dan berubah menjadi pedang memanjang. Pedang itu seperti berhantaman dengan sesuatu. Aku melompat mundur tiga meter. Menatap pedang yang aku genggam. Ah sial, tidak terlihat!.
Aku kembali merasakan sesuatu melesat di belakangku. Aku balik badan, menangkisnya, muncul suara dentingan logam. Lagi, aku merasakan di belakangku, aku berbalik menangkisnya. Ini terjadi padaku sampai lebih dari sepuluh kali.
Kali ini ada di dua arah. Satu mendekat dan salah satu melesat. Aku berdecak, mengayunkan pedangku, mengarah ke sesuatu yang mendekat, muncul bunyi kedua logam saling menghantam. Lalu aku melompat untuk menghindari sesuatu yang melesat. Tidak salah lagi, panah dan pedang. Aku sedikit menambah kekuatan dalam pedangku, membuat seseorang berpedang itu terdorong keras.
Tubuhku sedikit terhuyung. "Tunggu, sudah berapa lama ini?"
...| Stamina berkurang |...
...1000 > 500...
Sialan!. "Hei! Bantu aku di sini! Tubuhku sudah tidak bisa bertahan lama!" Aku berteriak, berharap seseorang membantu. Apa yang aku pikirkan? Itu tidak mungkin terjadi.
...| Peringatan! |...
...Stamina tubuh sangat rendah!...
...Segera lakukan tindakan!...
Nafas ku mulai sesak. Jantungku berdetak kencang rasanya ingin meledak. Sakit dan panas. "Si..alan.." Aku sulit berbicara, memukul bagian jantung, untuk meredakan rasa sakitnya.
Sesuatu mendekat. Masih dengan aura mengancam itu. Aku berdiri tegak bersiap. Namun tak lama, suara teriak kesakitan terdengar. Aku mengernyitkan dahi. Aura ancaman itu menghilang.
Lampu aula kembali menyala setelahnya. Aku terkejut, seorang tergeletak di depanku bersimbah darah, dengan luka tebasan di punggungnya. Tanpa aku sadari, pedangku sudah kembali menjadi bentuk kalung. Aku menggenggamnya. Menatap seseorang di belakang mayat itu. Devian. Aku menghela nafas, lega.
Aku mengatur nafas. Sangat sulit. "Ah.. sialan.." Aku mendudukkan tubuhku di lantai, masih mengatur nafas.
"Kau, bagaimana kau bisa bertahan?"
(Kenapa tidak mati saja?)
Aku mengernyit tak senang. Ingin ku tabok wajah imut dan tampan itu. "Sebentar... Biarkan ku istirahat dulu."
"Ha! Kau pasti menggunakan sihir iblis itu kan? Mengaku saja." Alvin tiba-tiba muncul di belakang Devian.
Aku tersenyum penuh geram. "Memangnya kenapa jika aku menggunakannya? Aku akan melakukan apapun asalkan aku bisa bertahan hidup." Aku menjawab cepat. Nafasku mulai teratur, rasa sakitnya juga mulai hilang. Namun tubuhku lemas tak bertenaga.
Aku berdiri perlahan, melihat sekitar. Sepi. Ternyata semua sudah dievakuasi. Hanya ada mayat-mayat korban dan pelaku, serta darah yang ada di tubuh mereka. Aku ngeri melihatnya.
"Sudah selesai. Aku pergi."
Aku berjalan perlahan agar tidak terjatuh saking lemasnya, melewati mereka berdua. Kepalaku rasanya pusing, sulit menatap ke depan. Seseorang memegang tanganku, menariknya pelan membuatku terhenti dan balik badan. Namun karena lemas, aku kehilangan keseimbangan, terjatuh.
"Kenapa kau-"
Belum selesai dia bicara, Aku menepis tangan yang memegangku. Menatapnya. Ternyata Devian. Aku tak senang melihatnya.
Aku perlahan berdiri, terhuyung. "Ini sudah selesai kan? Apa lagi? Aku ingin tidur. Ini sangat melelahkan." Aku bicara, menyembunyikan wajah pucat ku. Devian dan Alvin terdiam.
Aku mendengus kesal. "Selamat ulang tahun yang ke lima belas, Ian"
Aku balik badan. Berjalan menjauh. Tubuhku rasanya remuk semua, sial. Sampai aku hilang dari pandangan mereka.
"Bisakah aku gunakan teleportasi?"
...| Stamina anda lemah |...
...Kemungkinan pulih...
...24 jam 30 menit...
...Hp akan berkurang -50 jika menggunakan teleportasi di saat ini...
Aku berdecak. "Terserah, yang terpenting aku cepat sampai ke kamarku yang nyaman." Aku menggunakan teleportasi ke kamarku. Benar saja, tubuhku semakin lemas. Aku berjalan lemas ke tempat tidur, tak lama, aku langsung membanting diri ke atasnya. Nyaman.
Besok. Aku akan menambah kekuatan fisik. Harus. Pikirku yang kemudian terlelap tidur. Kalung pedang itu masih ada dalam genggaman ku.
^^^つづく^^^
Arigato for reading~(◕ᴗ◕✿)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Frando Wijaya
slh sendiri gk latih fisik
2024-08-06
0
senja
Ian gak denger kan
btw tele nya dilihat orang gak? apa termasuk gelap?
2022-01-22
0
shana 3108
lanjut lagi ya thor.
2021-06-22
0