"Evan!!" teriak mereka serentak.
Kemudian Evan yang pingsan dibawa ke sebuah penginapan di kota Yanzi oleh mereka.
...****************...
Evan yang pingsan diperiksa oleh seorang tabib, Ririn yang khawatir terus menemani disamping Evan yang terbaring di atas tempat tidur.
Setelah selesai memeriksa kondisi Evan, Tabib tersebut pun menjelaskan kondisi luka Evan.
"Luka anak muda ini tidak terlalu parah dan tubuh anak muda ini kuat, mungkin tiga hari ke depan ia sudah sembuh!" kata Tabib tersebut menjelaskan kondisi Evan kepada Ririn dan yang lainnya.
"Terima kasih tuan tabib, mari saya antar!" ucap Qin shan sambil mengantar tabib keluar dari kamar tempat Evan dirawat.
"Nona aku minta maaf, aku......"ucap Qin yun merasa bersalah, namun ditengah kata maafnya kakaknya Qin Shan memanggilnya.
"Psssst.., pssst..., ayo keluar!" ajak Qin shan sembari manarik tangan Qin yun keluar dari kamar tersebut.
"Jangan ganggu dia, biarkan gadis itu menemani dan merawat Evan." ucap Qin Shan kepada Qin Yun.
Kemudian Qin Shan dan Qin Yun pun meninggakan Ririn duduk disamping Evan yang sedang terbaring di atas tempat tidur.
Tampak Ririn yang sedang khawatir namun juga kesal kepada Evan, Ririn mengomeli Evan yang sedang terbaring sakit disisinya.
"Dasar bodoh!, apakah harus sampai seperti ini untuk menolong orang yang sudah menghinamu!?, seharusnya kamu bunuh saja mereka bukan malah menolong mereka, sekarang kamu malah terluka akibat menolong mereka bukan?, dasar bodoh! kamu terlalu naif!" ucap Ririn sedih bercampur kesal sembari memegang tangan Evan yang terbaring.
Ririn duduk disamping evan semalaman hingga tertidur sambil menggenggam tangan Evan hingga pagi.
Keesokan paginya Evan pun terbamgun lebih dahulu dari pada Ririn.
"Aduuh...." Evan terbangun pingsannya sambil memegang dadanya yang masih sedikit sakit.
Namun Evan kaget ketika melihat Ririn yang tertidur disamping temat tidurnya.
"Hmmm?, apakah Ririn menjagaku semalaman?, apa dia mengkhawatirkan aku?" gumam Evan sembari mengusap kepala Ririn yang masih tertidur.
Kemudian Evan beranjak dari tempat tidurnya dan kemudian mengangkat dan membaringkan Ririn di tempat tidurnya.
Setelah itu kemudian Evan pun pergi mandi untuk membersihkan diri, tampak Evan yang sedang berendam di bak mandi kayu.
"Tak kusangka luka dalamku sudah sembuh hanya dalam waktu semalam!" gumam Evan didalam tempatnya berendam sambil merasakan tubuhnya yang sembuh dengan sangat cepat.
Kemudian terdengar suara para Elemen dari dalam pikiran Evan.
"Itu karena kau telah membangkitkan Elemen Api milikmu" saut si Elemen Api dari ruang kesadaran Evan.
"Jadi elemen apiku selain bisa untuk bertempur juga bisa untuk pemulihan diri?." tanya Evan merasa kagum pada kekuatannya sendiri.
"Yah benar, Elemen Api milikmu memiliki kesamaan dengan Api Phoenix ,tetapi Elemen Api milikmu masih jauh lebih kuat karena Elemen Api milikmu ini adalah warisan dariku yang seorang Kaisar Para Dewa!" jawab Elemen api menjelaskan kepada Evan.
Mendengarnya pun Evan merasa sangat senang dan tidak lama kemudian Ririn mengeruk pintu kamar mandi.
"Tok tok tok.., Evan apakah kamu ada didalam?" tanya Ririn yang telah bangun.
"Iyaa !, tunggu sebentar aku sudah selesai!" jawab Evan segera keluar dari tempat berendan dan kemuduan memakai handuk dan keluar dari kamar mandi.
Setelah Evan keluar dari kamar mandi, Evan pun menyuruh Ririn untuk mandi.
"Kamu pergilah mandi, dan setelah itu kita akan jalan-jalan melihat-lihat kota Yanzi ini!" ujar Evan sembari mengusap kepala Ririn.
Beberapa saat kemudian, Evan telah selesai memakai pakaiannya dan Ririn pun sudah selesai mandi juga.
Evan terkejut hingga mengeluarkan darah dari hidungnya karena melihat Ririn yang keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang tampak belahan dadanya dan handuk yang tidak sampai menutupi lututnya hingga tampak paha Ririn yang sangat putih bersih.
"Ririn ini!, padahal masih seumuran denganku tetapi pertumbuhannya sangat cepat!" batin Evan memalingkan wajah sembari menutup hidungnya yang mengeluarkan darah (mimisan).
"Kamu cepatlah kenakan pakaianmu, tadi aku sudah membelikannya untukmu!" ucap Evan sambil menutup hidungnya yang mimisan
"Evan, Bisakah kau keluar?, aku ingin memakai pakaian." pinta Ririn dengan suara lemah lembutnya.
"Oh yah baiklah" Evan bergegas keluar dari kamar penginapan dengan muka yang berseri-seri
Kemudian Evan pun menutup pintu dan melihat Wolf yang sedang berjaga didepan pintu kamar tersebut.
"Ketua!, akhirnya kau sadar!" ucap Wolf sangat bersemangat.
"Jangan panggil aku ketua, panggil aku kakak saja!" ujar Evan mengingat bahwa dari dulu dia lebih suka dipanggil dengan sebutan Kakak dari pada pangeran atau pun tuan muda oleh teman-temannya.
"Baik kak!." jawab Wolf dengan senang hati.
Beberapa saat kemudian Ririn sudah selesai memakai pakaiannya dan ikut keluar dari kamar dengan menggunakan penutup wajah (cadar).
Evan sedikit terkejut dan heran ketika melihat Ririn yang keluar dari kamar dengan menggunakan penutup wajah.
"Mengapa kau menggunakan penutup wajah?" tanya Evan merasa penasaran.
"Aku tidak ingin orang lain melihat wajahku!" jawab Ririn.
"Yah benar juga, memang lebih baik Ririn menutup wajahnya, karena hanya dengan orang-orang melihat wajahnya Ririn, pasti nanti akan mendatangkan banyak masalah" pikir Evan dalam hatinya yang tahu kalau kecantikan Ririn pasti akan membawa masalah jika sampai dilihat oleh orang-orang, apa lagi para pria mata keranjang.
"Yasudah, begitu juga bagus, jangan sampai lepas penutup wajah kamu!" ujar Evan.
Tak lama kemudian Qin shan dan Qin yun datang menghampiri Evan, Ririn dan Wolf yang masih berada didepan pintu kamar.
"Tuan muda Evan!!" panggil Qin shan menhampiri mereka.
"Saya dan adik saya berterima kasih atas pertolongan tuan muda Evan kemarin, mungkin jika tidak ada pertolongan dari Tuan Muda Evan, saya dan adik saya mungkin sudah mati di tangan para perampok itu!" kata Qin Shan berterima kasih kepada Evan.
"Kuga saya dan adik saya ingin meminta maaf atas ketidak sopanan kami kemarin!" ucap Qin Shan, yang kumdian Qin shan dan Qin yun pun meminta maaf dengan membungkukan badan sambil memberi hormat pada Evan.
"Hahaha.., tidak usah sungkan begitu, tidak perlu membungkuk!" ucap Evan dengan rendah hati.
"Tapi kami harus memberikan kompensasi atas pertolongan tuan kemarin, tuan evan ada permintaan apa pasti kami akan turuti" ucap Qin Yun menawarkan
"Hmm....., baiklah karna kalian yang memaksa maka jangan menolak, okey??" ujar Evan.
"Ternyata dia sama saja dengan orang lain !!, tidak berbeda dengan orang lain yang suka memanfaatkan kesempatan!" pikir Qin Shan, Qin Yun, dan Ririn berburuk sangka pada Evan.
"kalau boleh tau, apa yang tuan Evan minta ?" tanya Qin Shan.
"Pertama jangan panggil aku dengan sebutan TU-AN, yang kedua aku cuman ingin kita berteman saja!, aku tidak membutuhkan apapun kecuali teman yang bisa dipercaya, bagaimana? apakah kalian bisa menjadi temanku?" tanya Evan.
Mendengar itu mereka pun menjadi bingung dan merasa aneh kepada permintaan Evan.
"Teman??, tapi kalau hanya permintaan pertemanan saja sepertinya......." kata Qin Shan namun seketika langsung dipotong oleh Evan.
"Baiklah aku akan menganggapnya setuju!" ucap Evan memotong kaliamt Qin Shan.
"karna kalian diam saja aku anggap itu sebagai kata setuju!, karena kalian sudah setuju menjadi temanku, ayo temani aku berkeliling kota Yanzi !" ajak Evan dengan sangat bersemangat sembari mengangkat tangan kanannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 496 Episodes
Comments
Amat Banjar
cerita. oantasi timur cina zelong xuanzi jadi Evan Ririn sekalian aja thur Paijo tokinem tukiyem wkwkkwkwkkwkw
2024-07-28
2
Must Mbong
be step by step
2023-12-27
0
Hades Riyadi
Selalu Like dan komen 😛😀💪👍👍
2023-12-06
0