Setelah selesai membuat pil dan ramuan kecantikan khusus untuk Ririn semalaman, kulit dan wajah Evan terlihat sangat pucat dan kondisi tubuhnya yang terluka akibat serangan Ririn sebelumnya pun semakin memburuk, karena kekuatan Elemen Apinya terhambat oleh cuaca yang dingin karena hujan yang terus menerus, jadi penyembuhan pada tubuhnya menjadi terhambat.
Kemudian dengan kondisi tubuh yang lemah Evan pun tetap memaksakan dirinya mendatangi kamar Ririn untuk mengantarkan hadiah sebuah kotak berisi pil dan ramuan yang dia buat, sebagai permintaan maaf kepada Ririn.
"Tok tok tok.., Ririn? aku datang membawakan hadiah untukmu, bisakah kamu membiarkan aku masuk?, dan memaafkan aku?" pinta Evan dengan lemah lembut kepada Ririn yang ada didalam kamar.
Akan tetapi Ririn tidak hanya tidak menjawab tetapi dia menyerang Evan lagi dengan tekanan aura dingin.
Evan menahannya dengan seluruh kekuatannya, tetapi karena perbedaan kekuatan yang sangat jauh Evan malah memperserius lukanya hingga organ dalamnya membeku sedikit demi sedikit.
"Ririn...??, hemmm.... Baiklah jika kamu tidak memperbolehkan aku masuk dan mengusirku, aku akan pergi, hadiahnya aku letakkan didepan pintu kamarmu" ujar Evan merasa sangat sedih dan kecewa.
Setelah meletakan kotak yang berisi Pil dan Ramuan tersebut, kemudian Evan pun pergi meninggalkan depan pintu kamar Ririn.
Evan berjalan pergi dengan tubuh yang terluka semakin parah dan langkah kaki yang terpincang-pincang menjauh dari kamar Ririn.
Namun baru saja Evan berjalan beberapa langkah rasa sakit pada organ dalamnya tidak tertahankan lagi.
"Uhuk uhuk uhuk!" batuk Evan sembari mengeluarkan banyak darah dari mulutnya hingga akhirnya Evan jatuh pingsan.
Wolf yang ada didekat tempat kejadian, melihat Evan yang terjatuh pingsan, dengan bergegas Wolf pun dengan segera membawa Evan kekamar.
...****************...
...****************...
Tujuh Hari Kemudian...
Tampak Evan yang masih berbaring di atas tempat tidur dan belum sadar dari pingsannya, cuaca dingin dan hujan terus menerus yang terjadi sepanjang minggu membuat luka Evan semakin parah dan kondisi Evan pun terus memburuk.
Wolf yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa diam menunggu dan menjaga diluar depan pintu kamar Evan.
Sementara itu disisi lain si Pemilik toko lelang terus menunggu Evan setiap hari didepan toko lelang.
Sedangkan disisi lainnya Ririn semakin kesal dan marah karena Evan tidak mendatanginya selama seminggu penuh.
Ririn yang merasa kesal dan marah akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Evan, Sebelum pergi Ririn pun menulis sebuah surat untuk diberikan Evan.
Kemudian Ririn membuka pintu kamarnya, dan disaat membuka pintu dia melihat sebuah kotak, dia tahu bahwa itu adalah hadiah yang diberikan Evan kepadanya akan tetapi Ririn yang sangat kesal tanpa ragu langsung menginjaknya hingga hancur.
Tanpa disadari hal itu seketika langsung mengakibatkan Hati Evan begitu kesakitan dan membeku semakin parah, Evan begitu kedinginan hingga menggigil bahkan nafasnya tampak berhembus dengan dingin seperti embun es.
Sementara itu Ririn yang tidak ingin bertemu dengan Evan hendak mencari Wolf untuk menitipkan suratnya untuk diberikan kepada Evan.
Namun setelah mencari begitu lama, Ririn tidak menyangka bahwa Wolf ternyata sedang berjaga didepan pintu kamar Evan.
Dengan sangat terpaksa Ririn pun menghampiri Wolf yang sedang berdiri berjaga didepan pintu kamar Evan.
Namun baru saja Ririn berjalan beberapa langkah, Ririn dikejutkan oleh suara Evan yang sedang menjerit kesakitan.
"AAARGH !!" Jerit Evan mengagetkan Ririn.
Ririn yang mendengar jeritan Evan pun langsung bergegas berjalan dengan cepat ke kamar Evan, namun baru saja sampai depan pintu Ririn langsung dihalangi oleh Wolf untuk masuk kedalam kamar Evan.
"Kamu gadis kejam tidak diperbolehkan masuk ke kamar Kakak Besar!" kata Wolf menghalangi Ririn untuk masuk ke kamar Evan.
"Kamu jangan halangi aku!" kata Ririn dengan dingin.
"Walaupun aku mati, Aku tidak akan membiarkan kamu masuk ke dalam kamar dan menyakiti kakak besar Evan lagi!" kata Wolf menghalangi Ririn untuk masuk kedalam kamar Ririn.
"Evan sakit karena aku?" tanya Ririn yang seketika terkejut dan merasa bersalah.
"Mengapa kamu bertanya?, bukankah sudah jelas bahwa kamu yang menyerang kakak besar Evan delapan hari lalu?, dan karena serangan kamu itu Kakak besar Evan menjadi terluka parah, dan tidak tau mengapa setelah aku mengantarkan kakak besar Evan pulang, Kakak Besar dia malah membuat Pil semalaman, dan esok paginya setelah selesai Kakak besar keluar dari kamarnya namun kondisi kak Evan tampak bertambah parah dan wajahnya terlihat sangat pucat. tetapi kemudian walaupun dengan kondisi yang sangat lemah dan kaki terpincang-pincang, Kak Evan tetap bersih keras pergi kekamarmu dengan membawa sebuah kotak yang khusus untuk dihadiahkan kepadamu, tetapi kamu malah menyerang Kak Evan lagi dan membuat kondisinya semakin memburuk. dan karena serangan kamu itu Kak Evan yang terluka pingsan dan tidak sadarkan diri sampai sekarang dan setiap hari kondisi Kak Evan bukan tambah membaik dan malah semakin bertambah parah hingga saat ini, aku tidak tau harus melakukan apa dan aku tidak tahu kak Evan akan bisa bertahan atau tidak, aku juga tidak tahu mengapa Kakak Besar Evan begitu berbuat baik kepadamu padahal kamu selalu menyakitinya!" kata wolf menceritakan kondisi Evan dengan panjang lebar kepada Ririn.
Namun tiba-tiba Evan menjerit merintih kesakitan lagi hingga membuat Ririn dan Wolf yang ada didepan kamarnya terkejut.
"Minggir!" perintah Ririn dengan menunduk sambil menangis meneteskan air matanya.
"Tidak!, aku tidak akan membiarkan kamu masuk dan menyakiti Kakak Besar Evan lagi!!" kata Wolf yang tetap tidak ingin minggir apa lagi membiarkan Ririn masuk.
Namun kemudian Evan menjerit dan merintih kesakitan untuk yang ketiga kalinya, Ririn yang mendengar jeritan dan rintihan kesakitan Evan merasa semakin sedih dan merasa bersalah.
"Minggir!, biarkan aku melihatnya!" bentak Ririn dengan menunduk sambil menangis.
Wolf yang baru sadar Ririn menangis ketika tampak Air mata berjatuhan dari mata Ririn, melihat itu Wolf pun merasa iba dan kemudian membiarkan Ririn masuk.
"Baiklah kamu boleh masuk, akan tetapi kamu jangan menyakiti Kakak besar lagi!" ujar Wolf yang masih sulit untuk percaya kepada Ririn.
Sambil menangis Ririn pun masuk kedalam kamar Evan, dan ketika masuk Ririn merasakan aura yang sangat dingin keluar dari tubuh Evan dan menyebar keseluruh kamarnya.
Melihat Evan yang sangat menderita kedinginan karena luka dalam yang sangat parah akibat serangan darinya, Ririn pun merasa sangat sedih.
Sambil menangis Ririn pun duduk disamping dan menggenggam tangan Evan yang sedang terbaring sakit.
"Aku mohon kamu sembuhlah, maafkan aku..." ucap Ririn sambil menangis dan mencium tangan Evan yang digenggamnya.
Ririn sangat menyesal dan merasa bersalah dengan semua yang telah dia lakukan kepada Evan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 496 Episodes
Comments
MATADEWA
Hadew....
2023-07-06
1
Ryan
Payah
2023-05-30
0
Heru Dwiyantono
rehat dulu author
2023-05-17
0