Mendengar hal itu Evan pun merasa sangat senang dan gembira.
"Ini benar-benar bagus dan luar biasa!, ini namanya keberuntungan dibalik musibah!" Ucap Evan merasa senang kegirangan.
"Bagus, kau telah membangkitkan Elemen Api milikmu!" ujar Angin ikut merasa senang.
"Kami tak menyangka kau akan memberanikan dirimu menyelamatkan wanita itu hahahahaa.." kata Elemen Petir ikut memuji Evan.
"Hahaha akhirnya aku bisa menunjukan bahwa aku lebih hebat dari dia....!" tawa Elemen Api menyombongkan diri.
"Dia.?, dia siapa maksudmu !!?" tanya kegelapan merasa tersinggung.
"Tentu saja elemen yang telah bangkit selain aku" jawab Elemen Api mengarah ke Elemen Kegelapan.
"Kau ingin bersaing?!" tanya Elemen Kegelapan menantang Elemen Api.
"Ayooo siapa takut!" kata Elemen Api yang tidak mau kalah.
"Haiss..., seperti itulah mereka, selalu saja bertengkar padahal mereka tinggal ditubuh yang sama, Haiss..." kata Daun menghela nafas lelah melihat pertengkaran antara Elemen Kegelapan dengan Elemen Api.
"Hahaha gak apa-apa" kata Evan merasa bahagia karena adanya mereka yang menemaninya, merasa dunia ini menjadi ramai.
Sementara itu disisi lain, tampak si gadis menjadi bingung karena melihat Evan yang sejak berhenti kesakitan terus bergumam dan berbicara sendiri.
Namun tidak lama kemudian Evan pun bangkit berdiri menghampiri si gadis cantik sudah sedari tadi terabaikan.
"kau sungguh tidak apa kan?" tanya si gadis yang merasa otak Evan sedang bermasalah.
"Yaa aku tidak apa-apa justru menjadi lebih baik" jawab Evan yang membuat bingung si wanita yang ada didepannya.
"Terima kasih" ucap gadis itu dengan raut wajah dingin.
"Jangan sungkan..., siapa namamu?, kenapa bisa sampai dihutan ini?, dan dimana rumahmu?" tanya Evan secara beruntun.
"Namaku RIRIN , aku tinggal disini" jawab gadis tersebut dengan singkat dan dingin.
Mendengar jawaban tersebut, Evan pun seketika merasa bingung, heran dan aneh.
"Gadis secantik ini tinggal didalam hutan?, atau apakah dia takut kepadaku jadi dia tidak ingin memberitahuku tentang dirinya?" pikir Evan dalam hatinya.
Kemudian Evan yang merasa penasaran pun mencoba bertanya lagi dan mencari tahu lebih dalam tentang gadis bernama Ririn yang ada dihadapannya.
"Kenapa kamu tinggal disini ? apakah kau tidak mempunyai rumah atau keluarga ?" tanya Evan merasa heran dan semakin penasaran.
"Kenapa kamu terus bertanya?, kita tidak saling mengenal!" kata Ririn dengan lugas dengan raut wajah dinginnya.
"Aku hanya penasaran saja, dan karena kita tidak saling kenal maka aku bertanya biar kenal, Okey!, tenang saja aku bukan orang jahat, aku hanya seseorang yang kebetulan lewat dan menolongmu saja dari serangan beruang tadi." ujar Evan.
Mendengar penjelasan Evan, Ririn pun menatap mata Evan dengan tatapan tajam dan serius.
"Baiklah kamu tidak berbohong!, aku akan menceritakannya padamu!" ujar Ririn mempercayai Evan.
"Baiklah, aku senang mendengarkan cerita, aku akan menjadi pendengar yang baik!" kata Evan sembari tersenyum.
"Ini dimulai 10 tahun lalu disaat usiaku 4 tahun, dulunya aku mengingat bahwa aku pernah tinggal disebuah istana, namun kemudian tidak tahu kenapa Ibuku tiba-tiba membawaku pergi dari Istana tersebut, kami terus bersembunyi dimana-mana. Hingga pada suatu hari Ibuku membawaku diam-diam berlayar menggunakan kapal dagang, hingga kemudian akhirnya aku dan ibuku tinggal dihutan ini berdua. Tetapi dua tahun kemudian ibuku pergi meninggalkanku tanpa sebab, dan sebelum pergi ia pernah berkata jangan pergi dari hutan ini, karena dunia luar penuh dengan kejahatan dan orang-orang jahat dan jangan mudah percaya kepada orang lain, siapapun itu. jadi sampai sekarang aku tidak mempunyai rumah maupun keluarga atau teman, dan kamu adalah orang pertama dan satu-satunya manusia yang aku ajak bicara setelah Ibuku Pergi!" jawab Ririn menceritakan semuannya kepada Evan.
Mendengar cerita Ririn, hati Evan pun ikut menjadi sedih dan merasa iba, dan tidak pernah terpikirkan oleh Evan bahwa ternyata ada seseorang yang sama menyedihkannya seperti dirinya.
Evan mengelus kepala Ririn dengan lembut dan berkata
"jangan bersedih, suatu saat nanti kamu pasti akan bertemu orang tuamu kembali, dan berkumpul bersama. sebenarnya tidak semua orang itu jahat, ada juga yang baik jadi kau bisa percaya kepada seseorang suatu hari nanti" kata Evan sambil mengusap-usap kepala Ririn.
"Yaaah" jawab Ririn dengan senyuman.
"Baiklah, aku sedang terburu-buru ingin pergi, sampai jumpa dilain waktu!" ucap Evan berbalik badan dan hendak pergi.
"Tunggu!" panggil Ririn yang seketika menghentikan langkah kaki Evan.
Kemudian Evan pun berbalik badan dan melihat ke arah Ririn.
"Bisakah aku ikut denganmu?, kau berkata bahwa didunia luar ada orang baik selain dirimu, jadi aku ingin kamu memberiku bukti!, aku juga merasa sangat bosan tinggal didalam hutan, Tidak ada siapapun yang bisa aku ajak bicara selain hanya hewan dan burung." kata Ririn yang ingin ikut tapi mencari alasan semata.
Mendengar bahwa Ririn ingin ikut dengannnya pergi, Evan pun diam sejenak untuk berpikir.
"Hmm.. benar juga disini pasti lebih berbahaya dari pada diluar sana, lebih baik dia ikut denganku dari pada dia nanti mati disini dimakan oleh Hewan Buas" pikir Evan dalam hatinya.
"Aku tidak sebaik yang kamu pikirkan, tetapi kamu boleh ikut denganku untuk melihat dunia luar, dan jika misalnya kamu tidak suka dengan dunia luar maka katakan saja, nanti aku akan mengantar kamu kembali kehutan ini!" kata Evan kepada Ririn.
Mendengar itu, Ririn pun hanya diam menganggukan kepalanya.
Di sepanjang perjalanan menuju Sekte Matahari Merah di kerajaan Xiao, Ririn terus diam tidak mengucapkan sepatah katapun walaupun Evan selalu mengajaknya berbicara.
Setelah dua hari kemudian, Evan dan Ririn pun akhirnya keluar dari hutan ke sebuah jalan utama menuju sebuah kota bernama kota YANZI.
Tak lama kemudian Evan dan Ririn pun melihat sebuah kereta kuda yang melintas dengan dijaga oleh beberapa pengawal tingkat Prajurit dan Pelatih Aura.
Merasa kalau berjalan akan memakan banyak tenaga dan waktu, Evan pun memberhentikan kereta kuda tersebut dan berniat membeli salah satu kuda mereka.
"Ririn, kamu pasti lelah berjalan selama dua hari, kamu tunggulah disini, aku akan mencoba membeli kuda dari mereka untuk kita tunggangi!" ujar Evan menyuruh Ririn untuk menunggu dibawah sebuah pohon dipinggir jalan.
Kemudian Evan pun berjalan meninggalkan Ririn dan menghentikan kereta kuda tersebut.
"Tuan, saya ingin membeli satu kuda kalian yang kosong" kata Evan kepada kepala pengawal tersebut.
"Kami tidak memiliki kuda yang kosong!, tolong minggir dan jangan halangi jalan kami!" jawab kepala pengawal dengan singkat dan arogan.
"Tetapi yang saya lihat dua kuda yang dibelakang itu kosong!" ucap Evan menunjuk dua kuda yang tampak kosong dan tidak ditunggangi oleh siapapun.
Melihat Evan yang bersih keras ingin membeli kuda, kepala Pengawal tersebut pun merasa Jengkel kepada Evan.
"Kami tidak memiliki kuda dan kami tidak kekurangan uang!, minggir, jangan halangi jalan kami!" kata kepala pengawal tersebut mengusir Evan dengan sombong dan arogan.
Namun kemudian karena suara ribut-ribut tersebut, seseorang gadis yang berada didalam kereta tersebut pun keluar.
"Ada apa kepala pengawal?, mengapa kita berhenti? kakak dan aku sedang terburu-buru!" kata gadis tersebut membuka kain tirai.
Gadis tersebut bernama QIN YUN, seorang Kultivator Tingkat Prajurit Level Satu berumur 16 tahun, dia juga adalah seorang Nona Muda dari keluarga Qin, yaitu keluarga pedagang kaya.
"Maaf nona muda, ada seorang pengemis dijalan yang menghalanngi kita untuk lewat!" ujar si kepala pengawal menghina Evan dengan menyebutnya pengemis.
"Pengemis.....??" ucap Qin Yun merasa heran.
Namun betapa terkejut dan tidak menyangkanya Qin Yun ketika melihat bahwa Pengemis yang disebutkan oleh kepala pengawal adalah Evan si pecundang sampah yang sangat amat terkenal
Kemudian sambil melihat ke arah Evan, Qin Yun pun menghampiri Evan sembari menatap dengan tatapan yang hina dan merendahkan.
Evan hanya diam dengan ekspresi agak kurang senang melihat gadis yang tidak dikenalinya itu menghampirinya, dan melihat dari situasi Evan yakin bahwa dirinya pasti akan dihina dan direndahkan oleh gadis tersebut.
"Apakah nona kedua mengenalinya?" tanya kepala pengawal kepada Qin Yun.
"Hahaha..., tentu saja aku mengenalinya, dia adalah Evan Li mantan pangeran kerajaan Li yang dibuang!, aku tidak menyangka bahwa Pangeran sampah dan sonbong ini sekarang jadi pengemis dijalanan, sungguh sangat kasihan!" ucap Qin yun menghina dan merendahkan Evan.
Tetapi walaupun dihina begiti keterlaluan oleh Qin Yun, Evan pun mencoba untuk tetap bersabar dan menahan amarahnya, karena bagaimana pun sekarang kuda jauh lebih penting dari pada meladeni Qin Yun.
"Saya hanya ingin membeli kuda, Nona Qin mohon ijinkan." pinta Evan secara baik-baik.
"Huh !, pecundang sampah sepertimu apakah pantas membeli kuda dari kami Keluarga Qin?, ini ada satu keping emas untukmu, setelah itu menyingkirlah dari hadapanku, sangat menodai pandanganku" Ucap Qin Yun penuh kesombongan dan mengusir.
"Mohon nona Qin menjaga ucapannya!" jawab evan sembari menahan amarah dan menepi sedikit dari jalan.
Qin Yun naik ke atas keretanya dengab wajah yang sombong dan arogan, Setelah itu Qin Yun dan rombongannya pun pergi meninggalkan Evan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...****************...
...----------------...
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 496 Episodes
Comments
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😛😀💪👍🙏
2023-12-06
2
Hades Riyadi
Selalu tinggalkan jejak petualang baca 👣👣👣😀💪👍
2023-12-06
0
MATADEWA
Njoootttt....
2023-07-06
0