~cinta tau jalan pulang~ Mickey Mouse 24
**************
1 minggu berlalu
lelaki tampan yang biasanya selalu menampilkan wajah tegas dan dingin itu sudah seminggu terbaring lemah dengan bebagai alat bantu pernapasan yang menacap pada tubuhnya
sudah seminggu lamanya ia mengalami tidur panjang atau biasa disebut koma, tapi tampaknya pagi ini bola mata tampak bergerak dibalik kelopak mata yang setia menutup sejak kejadian kecelakaan yang menimpanya, beberapa saat kemudian perlahan mata itu terbuka
lelaki itu tersadar, ia berhasil melewati masa kritisnya
"lo udah sadar?" suara bariton langsung menyambut pendengaran Marva dan itu adalah suara Radit
"uhuk uhuk" Marva terbatuk pelan
"tunggu gue panggil dokter dulu" panik Radit
"a.. a.. air" lirihnya terbata, sungguh tenggorokannya kering, bagaikan padang pasir ditengah kemarau
"huh? "
"aer" susah payah Marva mengulang ucapannya
dengan sigap Radit mengambilkan botol minum untuk Marva, setelah meneguk habis isi botol, tidak lama setelahnya dokter datang dan memeriksa keadaan pria pesakitan itu
"gimana keadaan dia, dok" tanya Radit setelah dokter selesai memeriksa bos sekaligus sahabatnya
beberapa hari yang lalu Radit dibuat kalang kabut dengan kabar bahwa si brengsek Marva yang sialnya adalah penghasil pundi-pundi rupiahnya mengalami kecelakaan, mana di saat yang bersamaan ia sedang mengerjakan beberapa pekerjaan kantor yang menumpuk juga proyek luar kota yang mengalami masalah
orang tua Marva juga sedang berada di luar negeri menghadiri acara perusahaan seminggu lalu sebelum kecelakaan Marva terjadi, namun karna terkendala masalah corona yang kian meresahkan, mereka terjebak di negeri tetangga meski anak semata wayangnya sedang kritis di Indonesia, segala sesuatu telah tuan Phelan lakukan agar bisa kembali ke Indo, akan tetapi negara itu konsisten menutup semua akses keluar masuk negaranya. jadilah mereka hanya bisa menangis dan berdoa akan keadaan putra satu satunya itu.
"tuan Marva sudah kembali dan beliau sudah melewati masa kritisnya, hanya butuh beberapa hari lagi dia bisa pulang, untuk saat ini, tuan Marva masih harus dipantau perkembangan kesehatannya" jelas dokter
Radit menghela napas lega
"baiklah, terimakasih banyak dok" ucap Radit tulus yang di angguki sang dokter
setelah si dokter pamit keluar, Radit segera meraih ponselnya, menghubungi kedua orang tua Marva mengenai kondisi terbaru putra mereka.
"lo ngapain disini sih, kerja sana" usir Marva masih dengan suara lemahnya, ia risi melihat Radit yang mondar mandir sibuk dengan ponselnya
Radit melirik Marva sekilas kemudian kembali lagi fokus pada ponselnya
"aaaiiissh" kesal Radit
"gue harus berangkat ke luar kota sekarang, ini soal proyek baru kita di bandung" ucap Radit memberitahu
"yaudah sana lo" usir Marva enteng
"gue enggak enak ninggalin lo sendiri, gue udah hubungin Bila berkali kali tapi ponselnya gak aktif aktif seminggu ini" jelas Radit tak enak
"huh, mana peduli dia sama keadaan gue, gue yakin dia sengaja mematikan ponselnya agar tak diganggu dari kesenangannya" tuduh Marva tersenyum miring
Radit hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar tuduhan Marva yang tak berbukti itu pada Bila
"berdasarakan penuturan mulut pedas lo, gue yakin lo udah sembuh total, jadi gue enggak akan merasa enggak enak ninggalin lo sendirian sekarang" ucap Radit kemudian memakai jasnya
"gue juga nggak butuh ditemanin lo" semprot Marva
Radit mendengus
"bisa enggak sih pecat dia jadi bos gue" gumam Radit kesal kemudian merapikan jasnya dengan kasar
"apa lo bilang?" tanya Marva
"enggak!! cepat sembuh lo. banyak kerjaan kantor numpuk, gue pamit ke Bandung" ucap Radit, ia kemudian melangkah keluar kamar rawat Marva, namun saat di ambang pintu, Radit berhenti, ia menoleh ke arah bosnya
"gue akan ke rumah lo dulu untuk jemput Bila" ujarnya
"ngapain? " tanya Marva bingung
"ya, jagain elo lah bambang!"
"gue enggak butuh. sana lo! urusin proyek jangan sampai gagal! lo enggak usah balik kalau proyek itu belum maju" usir Marva menekan kalimatnya agar Radit paham
"yee, jadi bos kejam amat dah. yaudah lah, gue pamit, jangan kangen gue lo" pamit Radit dan benar benar meninggalkan Marva seorang diri di ruang rawat
Marva yang tiba tiba di landa kesunyian itu tersenyum miring
"nampaknya si j4lang kecil itu tak peduli lagi denganku heh" Marva terkekeh
"bagus! gue akan cepat sembuh karna tak melihat tubuh kecil menjijikannya itu" Marva bermonolog membayangkan Bila yang menyedihkan
2 hari berlalu Marva dinyatakan telah sembuh total dan sudah diperbolehkan pulang
sekertaris Oki, yang menjemputnya
selain Radit sekertaris yabg berperan sebagai tangan kanan sekaligus sahabatnya, Marva memiliki sekretaris Oki sebagai tangan kirinya
"kita langsung pulang" titah Marva
"baik tuan"
tidak lama setelahnya Marva dan Oki telah tiba di rumah yang 6 bulan ini menjadi bukti kekejaman seorang Marva pada sang istri.
istri? benarkan Bila istrinya.
Marva tampak bingung sebab tak ada yang membukakan pintu setelah lama mereka berdiri di sana
Marva memang tak memperkerjakan pembantu rumah tangga untuk mengurusi rumahnya, toh ada Bila yang bisa Marva manfaatkan tenaganya
"maaf den, ini kunci rumah aden" kata mang Ujang menyerahkan kunci rumah pada Marva
Marva hanya memperkerjakan Mang Ujang sebagai tukang halaman dan waktu kerja Mang ujang hanya di pagi hingga siang, setelahnya Mang Ujang pulang ke rumahnya sendiri yang tak jauh dari kediaman Marva
Marva memiringkan kepalanya bingung
bingung kenapa kunci rumahnya bisa ada di Mang Ujang. kemana Bila? Bila hanya akan bepergian jika mamanya ada di jakarta karna mamanya itu sangat senang menculik Bila, entah menculiknya untuk menemani perawatan, menemani belanja atau sekedar makan diluar, juga kalau mamanya mengajak Bila berkunjung ke rumah besar keluarga Phelan, tetapi orang tuanya masih berada di luar negeri bukan? jadi kemana sebenarnya Bila? tanya Marva dalam hatinya
"nona Bila sudah seminggu tak pernah balik ke rumah, den" jelas Mang ujang melihat kebingungan Marva
seketika kilatan amarah muncul di mata elang Marva
"Oki, baliklah ke kantor, besok saya baru akan masuk kantor, terimakasih untuk hari ini" ucap Marva kemudian menancapkan kunci pintu rumah dengan kasar kemudian membuka pintu, Marva masuk dan menutup pintu dengan kasar pula
BRAK
Oki dan Mang Ujang sampai terjingkat kaget dibuatnya
Marva memandangi isi rumah yang sangat rapi namun tampak berdebu karna tak dibersihkan beberapa hari itu
"BILA!!!" teriak Marva memanggil nama Bila seperti biasa jika Marva sedang marah
"BILA!!"
"KELUAR LO" teriak Marva berharap Bila segera keluar dan Marva bisa melampiaskan amarahnya saat ini
"cih, ternyata punya nyali juga lo berani tak mengindahkan perintah gue" Marva melangkah lebar menuju kamar Bila dan membukanya kasar
"BILA!!"
'nona Bila sudah seminggu tak pernah balik ke rumah den' tiba tiba Marva teringat ucapan Mang Ujang beberapa saat lalu
"hahahaah" Marva terbahak
"jangan pernah kembali sekalian" geram Marva dengan kilatan amarah
bukannya baru saja ia tertawa? ada apa dengan emosinya? apa semua karna seorang Nabila Amanda
Marva menutup kasar pintu kamar Bila, kaki panjang pria yang baru saja keluar dari rumah sakit itu melangkah menuju kamarnya di lantai 2
Marva yang dilanda gelisah di kamarnya entah karna apa merasakan haus, dan sialnya air minum di atas nakas sedang habis, terpaksa dengan berat karna kakinya masih sering ngilu kembali menuruni tangga
andaikan aja Bila ada, pasti ia tak perlu repot-repot sebab wanita itu jika sudah di perintah pasti akan bergerak cepat. Marva menggelengkan kepala mengusir pikirannya
setelah tiba di dapur Marva langsung mengambil gelas bersih dan menuangkan air kemudian meminumnya sambil berdiri, ujung matanya tak sengaja menangkap sebuah amplop, amplop yang tak asing di mata Marva berada di atas meja makan
Marva menuju meja makan dan meraih amplop itu
Marva dengan malas membukanya dan matanya membulat sempurna melihat isi amplop itu
"surat cerai" lirih Marva
#######
Salam Mickey Mouse 24
Dari Dunia Halu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
i'm beban
apakah dia masih dalam efek koma???
2023-07-07
0
Fiera
puas lo ditinggalin, emang enak
2023-03-11
0
Windarti08
semoga itu Anaconda akan tidur selamanya..... karena sarang halalnya udah kabur ntah kemana.
selamat menjemput karnamu dan hidup dalam penyesalan sepanjang hidupmu Marva!😡
2023-03-03
0