~aku hanya ingin pergi dengan damai tanpa ada dendam yang tertinggal namun jika luka itu semakin kau gali maka maafkan aku jika niat awalku tak sesuai dengan tujuanku selanjutnya~Nabila
********************
Marva yang sudah dilanda gairah menggebu itu tak peduli lagi dengan keadaan, ia membuang jauh-jauh gengsinya demi menyalurkan hasratnya yang belakangan ini sering mempermainkannya
Marva meraih paksa tubuh Bila dan menggendongnya di bahu ala karung beras, mengabaikan teriakan wanita menyedihkan itu, Marva kemudian membawa tubuh Bila masuk ke kamar Bila sebab Marva sudah tak sanggup untuk menuju kamarnya di lantai 2
Marva melakukan aksinya bejatnya, menuntaskan hasrat gilanya memperkosa istrinya tanpa memperdulikan tangisan pilu dan memohon dari Bila
"Cih, ternyata kau jalang kecil rupanya?" cibir Marva setelah melakukan penyatuan dengan sadar
"siapa si brengsek yang mendahuluiku hah?"
"pacar mu? Cinta pertama mu? Atau om om diluaran sana?" Todong Marva, ia menyembunyikan raut kecewanya
"pria brengsek yang tadi kah?" tuduhan tuduhan Marva lemparkan ke Bila
"bayar berapa dia HAH!" bentak Marva emosi sebab ia mendapati Bila tidak lagi perawan, padahal ini baru pertama kali Marva menyentuhnya. pikir pria itu
tuduhan Marva membuat Bila melotot tak percaya, apa Marva tidak mengingat kejadian 2 minggu lalu? namun alih alih menjawab Bila hanya bisa menangis karna rasa sakit pada tubuhnya yang telah dikoyak habis oleh Marva, juga rasa sesak pada dadanya hingga membuat Bila tak bisa berucap apa apa untuk membela dirinya, suaranya tercekat saking dadanya teramat merasakan sakit diperlakukan bak wanita murahan apalagi dengan tuduhan Marva.
"ah si*lan! gue lupa pake pengaman lagi" umpat Marva dan segera meraih celananya mengeluarkan dompetnya dan mengambil pengaman yang memang selalu sedia di dalam dompet Marva
Namun karna rasa nyeri pada adiknya yang menuntut untuk segera dipuaskan, Marva yang belum sempat memakai pengaman itu membuangnya kasar
*argh! nyeri banget, gue harus nuntasin segera, persetan dengan penyakit yang akan ditularkan wanita murahan ini* batin Marva
ya, Marva tentu berpikiran Bila adalah jalang kecil yang kemungkinan sering dimasuki dan pasti miliknya tidak higenis, namun karna hasratnya yang membuncah Marva mengabaikan prinsip bermain amannya kali ini.
entah apa yang terjadi padanya, baru kali ini Marva bermain dengan kedaan sadar namun menggebu gebu, berbeda jika bermain dengan wanita bayaran lainnya yang harus menyesap alkohol dan harus melakukan pemanasan dulu baru bisa on, tapi ini? Marva tak butuh, toh anakondanya sudah siap tempur hanya dengan berdekatan dengan Bila
lagi, Marva melakukan aksinya hingga subuh menjelang, si anakonda juga kepuasan batinnya terus meminta jatah lebih pada Bila, ia terus menggempur Bila tanpa ampun, Marva tak peduli bagaimana keadaan Bila yang terus memohon ampun, bahkan istrinya itu sampai pingsan tapi Marva tak peduli dan terus menuntaskan hasratnya yang seolah tak ada batasannya
Hingga Marva benar benar lelah saat pelepasannya yang sudah puluhan kali selama berjam jam itu, Marva tertidur menindih tubuh pingsan Bila tanpa melepas penyatuan mereka
"ah, ternyata kau senikmat ini" gumam Marva tak sadar, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher berkeringat sang istri
\=\=\=\=\=\=\=\=
sang fajar menampakan diri untuk menjalankan ritinitas menyinari pagi hari menggantikan tugas sang rembulan yang memberikan cahaya dikegelapan malam. Gadis ehh wanita yang masih terbilang remaja itu perlahan membuka matanya.
"shs" ia meringis saat merasakan seluruh persendiannya kembali terasa remuk sama seperti kejadian 2 minggu lalu, di atas ranjang dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun bahkan tanpa selimut, tubuhnya benar benar polos, wanita yang tak lain dan tak bukan adalah Nabila Amanda melenguh mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya
seketika ingatan tentang betapa brengsek dan kejam perlakuan suaminya atas dirinya berhasil menghantam dadanya
Bila kembali menangis, menangisi dirinya yang hanya dianggap sampah oleh suaminya sendiri
Flashback on
"aku tidak perlu pengaman untuk layananmu kan? toh jalang seperti mu tidak mungkin hamil karna pasti memakai pil, kalaupun kau hamil aku bersumpah itu bukan anak aku karna benihku tak mungkin sudi dibuahi oleh rahim murahan sepertimu. dan pasti itu anak dari om om mu diluaran sana" cercah Marva panjang lebar saat tubuh kekarnya masih menggagahi dengan kasar tubuh kecil Bila
"ternyata pilihan orang tuaku tak kalah murahan dari wanita wanita bayaranku"
"kasihannya orang tuaku menyanyagi wanita murahan seperti mu"
"tak pantas tahu!!" bentak Marva mencekik dan menjambak rambut Bila sedang di bawah sana Marva terus bergerak kasar menenggelamkan adik kecilnya ke dalam gua kenikmatan milik Bila
"tampang aja polos kelakuan tak kalah brengsek dari koruptor"
Marva terus meracau dan mengolok Bila saat tubuh Bila masih berada dalam kungkungannya dan Marva sangat menikmatinya, tubuh Marva sangat menikmati adegan demi adegan penyatuannya dengan tubuh Bila namun omongannya tetap jijik dengan Bila.
sebutan apa yang pantas untuk seorang Marva jika bukan pria brengsek yang munafik!
flashback of
Bila memutar bola mata melihat jam dinding, matanya membola saat melihat jam dinding menunjukan pukul 7.48 pagi
Bila berusaha mengumpulkan segala tenaganya agar ia bisa bangun dan membuatkan sarapan untuk Marva sebelum berangkat ke kantor di waktu yang mepet ini, sebab Marva berangkat kekantor jam 8 pagi, namun usaha Bila sia sia.
Bila terjatuh ke lantai setelah susah payah ia berusaha bangun, tubuhnya seolah tak bertenaga lagi, tulang tulang kakinya tak mampu menopang tubuhnya.
Bila kembali menangis, ya, hanya itu yang bisa Bila lakukan saat ini, tubuhnya remuk dan itu sangat sakit
Hati, perasaan, pikiran dan tubuhnya semua yang Bila rasakan hanya rasa sakit nan nyeri hingga membuatnya kesulitan bernapas akibat sesak yang kian menggerogoti dadanya.
setelah 2 jam lamanya Bila menenangkan hati, pikiran dan perasaan serta tubuhnya, kini bila beranjak, dengan langkah masih tertatih Bila keluar dari kamarnya karna cacing cacing dalam perutnya sudah meronta ingin segera dipertemukan dengan asupan bergizi
tiba tiba langkah Bila terhenti saat ia melewati ruang keluarga dan mendapati sosok suaminya berdiri membelakanginya
"aku muak dengannya"
"aku sudah tidak tahan"
"lakukan sebersih mungkin" ucap Marva dengan ponsel yang menempel di telinganya
"........"
ternyata Marva belum berangkat ke kantor padahal harusnya Marva berangkat 2 jam yang lalu
"hei bung, Marva Phelan tidak pernah menyesali apapun keputusan yang sudah ku putuskan sendiri" ucap Marva sombong
"......."
"aku akan keluar dan malam ini aku tidak akan pulang ke rumah, dan kamu bebas bereaksi, kamu mau memperkosanya hingga pagipun silahkan. HAHAHAH" ucap Marva enteng dengan gelak tawanya, seolah yang Marva bahas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan
Deg
perasaan Bila tak enak, Bila memegang dadanya yang masih teramat jelas sesak disana
"........"
"pakai pengaman bro, kalau tak mau kena penyakit dari wanita j4lang itu, hahahah" lagi dengan ringannya suara Marva terdengar membalas ucapan dari seberang telpon
"......."
"jangan lupa merekamnya, agar ada bukti untuk mempermalukan dan mengusir Bila si j4lang murahan itu" peringat Marva pada lawan. bicaranya,. kemudian di ikuti gelak tawa yang begitu mengelegar di ruangan itu
"HAHAHAHAH"
GLEDAR
kesambar petir di pagi hari, setidaknya itulah kalimat yang pas untuk mengambarkan perasaan Bila
Bila membekap mulutnya menahan tangisannya, segitu bencinya kah suaminya terhadapnya? tapi apa salahnya? salahkah jika ia mencintai dan mempertahankan suaminya selama ini? tak bisakah Marva melihat Bila sekali saja sebagai istrinya?
apa perjuangannya selama ini hanya sia sia? apa kesabarannya yang terus bertahan dengan segala sifat dan sikap kasar dan keberengsekan Marva hanya berbalas sebuah kecewa?
haruskah ia mengalah dan pergi saat ini juga tanpa pamit? pergi agar suami yang sangat di cintainya yang sialnya suaminya malah sangat membecinya bisa hidup tenang dan bahagia seperti saat ini yang tengah Marva rasakan, tertawa bahagia saat merencanakan pemerkosaan istrinya sendiri pada orang asing.
ya, Marva tertawa demikian bahagia karna akan menendang Bila keluar, jadi alasan utama Marva bahagia adalah tidak adanya Bila dalam hidup Marva
baiklah! cukup sudah
Bila lelah
Bila menyerah
Bila mengalah
Bila harus pergi! pergi jauh hingga Marva tak bisa lagi melihatnya agar lelaki brengsek itu bisa bahagia seperti yang Marva mau
Bila merelakan hatinya untuk kesekian kalinya hancur dan meninggalkan cintanya
*Berat memang, namun aku akan ikhlas agar kakak bahagia* Batin Bila, ia meremas kuat dadanya yang seakan kehilangan oksigen itu. sungguh sesak di dalam sana
Bersambungggg....
#######
Salam Mickey Mouse 24
Dari Dunia Halu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
uli
pecundang
2023-10-11
0
helios
Sumpah baru kali ini gua baca novel ,si cwok kelakuannya bukan kayak setan lagi ,tp emng setan...
Wah gak sabar sumpah ,mau liat si cwok menderita karna kelakuannya sendiri...
2023-06-11
1
#ayu.kurniaa_
.
2023-05-15
0