BAGIAN 5

Dalam perjalanan, Tia masih saja sibuk dengan pikirannya. Gadis itu menimbang-nimbang apa yang dikatakan oleh mama Gilang. Pikirannya berkecamuk, pikiran dan hatinya saat ini tidak bisa saling bekerjasama. Gilang terkadang mencuri pandang memperhatikan gadis cantik yang duduk disebelahnya, dia merasa bingung dengan penyebab Tia tiba-tiba murung setelah dia tinggalkan kekamar.

Setelah sampai diparkiran apartemen komplek A, Gilang memarkirkan kendaraannya dengan rapi.

“Mau mampir?” Tia menawarkan.

“Bolehkah? Ada sesuatu yang harus kita luruskan. Tahukah kamu, sepanjang perjalanan ini kamu terus mendiamkanku?”

“Benarkah aku seperti itu? Maafkan aku, Gilang. Aku terlalu sibuk dengan pikiranku.”

“Jadi aku akan mengikutimu untuk membantumu memecahkan masalah. Karena aku yakin ini pasti berhubungan dengan mama.” Yakin Gilang.

“Baiklah, ayo kita masuk. Kamu juga jarang-jarang main kerumah.”

Gilang dengan senang hati mendapatkan persetujuan dari Tia. Biasanya Tia tidak dengan mudah memberikan ijin Gilang untuk masuk kedalam rumahnya. Selain karena mereka adalah makhluk yang berlawan jenis, mereka berdua juga belum menikah. Tia mengantisipasi adanya keadaan yang tiba-tiba tidak diinginkan tapi bersifat mendesak.

“Duduklah dulu. Aku akan mandi sebentar.” Tia berpamitan untuk masuk kedalam kamarnya. Tak lupa Tia mengunci pintu kamarnya dari dalam. Walau dia sadar bahwa pria diluar yang sedang menunggunya adalah calon suaminya, dia tidak ingin menimbulkan kesempatan yang disalah artikan dengan Gilang. Apalagi saat ini mereka berstatus tunangan dan akan segera menikah.

“Kenapa kamu mengunci pintumu? Apa kamu tidak mempercayaiku?” Tanya Gilang saat Tia sudah keluar dari kamarnya dengan pakaian bersih.

“Apa kamu berfikir seperti itu?”

“Tentu saja aku merasa terluka karena kamu melakukannya!” Gilang merajuk.

Tia duduk disebelah Gilang dan menggenggam kedua tangannya, “Kamu tahu status kita sekarang lebih dari sekedar berpacaran. Aku hanya mencoba menjaga diri agar kita tidak salah langkah karena merasa kita akan segera menikah. Kumohon mengertilah.” Tia menyentuh pipi Gilang yang saat ini sedang murung. Tapi setelah mendengarkan penjelasan dari Tia, Gilang tersenyum kembali dan memahami maksud dari calon istrinya.

“Maafkan aku karena berfikir yang tidak-tidak.” Gilang menggenggam tangan Tia yang menyentuh pipinya.

“Kamu mau minum sesuatu? Akan aku buatkan.”

“Aku ingin minum kopi hitam. Tadi aku melihatnya saat iklan di televisi, aku mau itu.”

“Dasar!!! Kaya orang nyidam saja, apa yang dilihat langsung mau.” Tia gemas dengan sikap Gilang, apalagi sekarang calon suaminya itu menunjukkan wajah malu-malunya.

Tia sudah kembali dari dapur dengan kopi panasnya dan duduk disebelah Gilang. Dia meletakkannya di meja dan membuka tutupnya agar uap panas bisa keluar dari dalam. Gilang nampak menghirup bau khas aroma kopi yang menyeruak, dengan perlahan-lahan dia menyeruput kopi panas buatan Tia.

“Heemm . . . memang tak salah aku memilih calon istri. Kopi buatannya saja senikmat ini.”

“Gombal terus dari tadi.” Tia memukul pelan lengan Gilang.

“Syukurlah kamu bisa tersenyum lagi sejak kita masuk kedalam rumah ini. Ada apa tadi begitu murung setelah pulang dari rumahku.” Pertanyaan Gilang membuat Tia kembali sedih.

“Mama tadi memintaku untuk keluar dari perusahaan.”

“Mama mengatakan itu?”

Tia mengangguk sedih, “Mama berkata jika aku meneruskan pekerjaanku, itu akan membawa dampat buruk bagimu, karena posisiku yang lebih tinggi. Mama takut jika kamu akan jadi bahan ejekan.”

Gilang memeluk Tia dan mengusap kepalanya. “Kamu boleh melakukan apa yang kamu mau, jika kamu keberatan denga permintaan mama, kamu boleh menolaknya. Aku bisa bertahan jika itu terjadi lagi.”

“Lagi???” Tia melepaskan pelukan Gilang. “Apa teman-temanmu dikantor ada yang mengatakan hal seperti itu?”

“Tentu saja ada, sejak mereka tahu hubungan kita. Mereka mengatakan bahwa aku akan hidup nyaman dengan seorang istri manager yang menyokong hidupku. Terkadang saat aku mendapatkan tanggung jawab proyek, mereka pasti mengatakan jika itu dari dirimu. Saat aku mengenakan jas yang baru saja aku beli, mereka juga pasti mengatakan bahwa aku hidup nyaman dan mendapatkan semua keinginan yang kudapatkan darimu. Itulah yang terkadang membuatku minder didepanmu.”

“Siapa mereka? Seenaknya berkata seperti itu tanpa tahu kebenarannya. Apa kamu tidak pernah menyangkalnya?”

“Pernah aku menyangkalnya sekali, tapi mereka tidak percaya dan semakin menjadi. Jadi untuk selanjutnya, aku biarkan saja mereka.”

“Maafkan aku, Lang. kamu pasti sangat menderita karena ulah teman-temanmu itu.” Tia merasa bersalah.

“Kenapa kamu harus meminta maaf? Ini bukan salahmu. Aku yang harus bersyukur karena mendapatkan perempuan secantik dan sebaik dirimu.”

“Aku akan mengikuti keinginan Mamamu, aku akan resign dari perusahaan sebelum pesta pernikahan kita di adakan.” Yakin Tia.

“Benarkah???” Gilang membelalakkan matanya tanda keterkejutannya.

“Aku mencintaimu, dan aku ingin kamu selalu bahagia. Jika itu demi kebaikanmu, maka akan aku lakukan. Karena aku sungguh mencintaimu, Lang.”

“Terimakasih, Tia. Aku juga sangat mencintaimu.” Gilang sangat bahagia dan berhasil mendaratkan ciumannya dibibir Tia. Ciumannya begitu mendamba karena dilingkupi dengan perasaan yang penuh kebahagiaan. Cukup lama mereka saling memagut, hingga akhirnya Tia melepaskannya karena sudah tidak mampu lagi mengatur nafas.

“Gilang . . . hah . . . hah . . . kita harus berhenti. Aku tidak bisa bernafas!” Tia berusaha mengembalikan ritme nafasnya.

“Maafkan aku, sayang. Aku begitu bahagia sehingga kehilangan kendali.”

Tia hanya mengangguk sambil menyenderkan tubuhnya kekursi, berharap nafasnya bisa teratur lagi.

Setelah Tia memastikan nafasnya sudah kembali normal, dia kembali mendiskusikan resiko setelah dia tidak bekerja.

“Tapi aku ingin memastikan sesuatu dulu padamu. Yang pertama, karena aku tidak akan bekerja, semua keperluanku akan menjadi tanggung jawabmu karena aku tidak bisa menghasilkan uang.” Kata Tia.

“Tentu saja! Kamu istriku, dan aku mempunyai kewajiban untuk memenuhi segala keperluanmu.” Jawab Gilang dengan pasti.

“Dan ada satu lagi, Lang. Selama ini, setiap bulannya, aku pasti memberikan bantuang keuangan untuk panti asuhan dimana dulu aku dibesarkan. Aku tidak mau menghentikan hal itu, karena mereka dengan ikhlas mau membesarkanku. Apakah kamu bisa tetap memberiku uang untuk mereka?” Tia bertanya dengan hati-hati dan menunggu reaksi yang akan Gilang berikan.

“Eemmm . . . kira-kira berapa yang mereka minta setiap bulannya?”

“Mereka tidak pernah meminta sepeserpun, Lang. Aku yang sadar diri memberikan sedikit dari rizkiku. Karena tanpa mereka, aku tidak akan bisa berdiri disini, dihadapanmu.” Tia mulai tidak nyaman dengan kalimat yang diucapkan oleh Gilang. Bagaimanapun, panti asuhan itu sangat berarti baginya.

“Maafkan jika perkataanku menyinggungmu. Aku pastikan jika kamu nanti tetap bisa memberikan bantuan kepada mereka. Maafkan aku sekali lagi, sayang.” Gilang memeluk tubuh Tia dengan lembut.

“Apa kamu tidak pulang? Ini sudah malam.” Tanya Tia sembari melepaskan pelukannya.

“Baiklah, aku akan pulang setelah kopiku habis.” Jawab Gilang sambil mulai meminum kopinya yang perlahan mulai dingin.

Setelah meneguk habis sisa kopi dicangkirnya dan hanya meninggalkan ampasnya, Gilang berpamitan dan berjalan menuju pintu.

“Hati-hati dijalan.” Ucap Tia saat dia mengantarkan Gilang menuju pintu keluar.

“Mimpikan aku malam ini, dan terimakasih untuk kopinya.” Gilang mengecup kening Tia dan berjalan keluar komplek apartemen.

Episodes
1 BAGIAN 1
2 BAGIAN 2
3 BAGIAN 3
4 BAGIAN 4
5 BAGIAN 5
6 BAGIAN 6
7 BAGIAN 7
8 BAGIAN 8
9 BAGIAN 9
10 BAGIAN 10
11 BAGIAN 11
12 BAGIAN 12
13 BAGIAN 13
14 BAGIAN 14
15 BAGIAN 15
16 BAGIAN 16
17 BAGIAN 17
18 BAGIAN 18
19 BAGIAN 19
20 BAGIAN 20
21 BAGIAN 21
22 BAGIAN 22
23 BAGIAN 23
24 BAGIAN 24
25 BAGIAN 25
26 BAGIAN 26
27 BAGIAN 27
28 BAGIAN 28
29 BAGIAN 29
30 BAGIAN 30
31 BAGIAN 31
32 BAGIAN 32
33 BAGIAN 33
34 BAGIAN 34
35 BAGIAN 35
36 BAGIAN 36
37 BAGIAN 37
38 BAGIAN 38
39 BAGIAN 39
40 BAGIAN 40
41 BAGIAN 41
42 BAGIAN 42
43 BAGIAN 43
44 BAGIAN 44
45 BAGIAN 45
46 BAGIAN 46
47 BAGIAN 47
48 BAGIAN 48
49 BAGIAN 49
50 BAGIAN 50
51 BAGIAN 51
52 BAGIAN 52
53 BAGIAN 53
54 BAGIAN 54
55 BAGIAN 55
56 BAGIAN 56
57 BAGIAN 57
58 BAGIAN 58
59 BAGIAN 59
60 BAGIAN 60
61 BAGIAN 61
62 BAGIAN 62
63 BAGIAN 63
64 BAGIAN 64
65 BAGIAN 65
66 BAGIAN 66
67 BAGIAN 67
68 BAGIAN 68
69 BAGIAN 69
70 BAGIAN 70
71 BAGIAN 71
72 BAGIAN 72
73 BAGIAN 73
74 PENGUMUMAN
75 BAGIAN 74
76 BAGIAN 75
77 BAGIAN 76
78 BAGIAN 77
79 BAGIAN 78
80 BAGIAN 79
81 BAGIAN 80
82 BAGIAN 81
83 BAGIAN 82
84 BAGIAN 83
85 BAGIAN 84
86 BAGIAN 85
87 BAGIAN 86
88 BAGIAN 87
89 BAGIAN 88
90 BAGIAN 89
91 BAGIAN 90 [13 MORE EPS TO THE LAST]
92 BAGIAN 91
93 BAGIAN 92 [11 MORE EPS TO THE LAST]
94 BAGIAN 93
95 BAGIAN 94 [9 MORE EPS TO THE LAST]
96 BAGIAN 95
97 BAGIAN 96 [7 MORE EPS TO THE LAST]
98 BAGIAN 97
99 BAGIAN 98 [5 MORE EPS TO THE LAST]
100 BAGIAN 99
101 BAGIAN 100 [3 MORE EPS TO THE LAST]
102 BAGIAN 101
103 BAGIAN 102
104 BAGIAN 103 [LAST]
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAGIAN 1
2
BAGIAN 2
3
BAGIAN 3
4
BAGIAN 4
5
BAGIAN 5
6
BAGIAN 6
7
BAGIAN 7
8
BAGIAN 8
9
BAGIAN 9
10
BAGIAN 10
11
BAGIAN 11
12
BAGIAN 12
13
BAGIAN 13
14
BAGIAN 14
15
BAGIAN 15
16
BAGIAN 16
17
BAGIAN 17
18
BAGIAN 18
19
BAGIAN 19
20
BAGIAN 20
21
BAGIAN 21
22
BAGIAN 22
23
BAGIAN 23
24
BAGIAN 24
25
BAGIAN 25
26
BAGIAN 26
27
BAGIAN 27
28
BAGIAN 28
29
BAGIAN 29
30
BAGIAN 30
31
BAGIAN 31
32
BAGIAN 32
33
BAGIAN 33
34
BAGIAN 34
35
BAGIAN 35
36
BAGIAN 36
37
BAGIAN 37
38
BAGIAN 38
39
BAGIAN 39
40
BAGIAN 40
41
BAGIAN 41
42
BAGIAN 42
43
BAGIAN 43
44
BAGIAN 44
45
BAGIAN 45
46
BAGIAN 46
47
BAGIAN 47
48
BAGIAN 48
49
BAGIAN 49
50
BAGIAN 50
51
BAGIAN 51
52
BAGIAN 52
53
BAGIAN 53
54
BAGIAN 54
55
BAGIAN 55
56
BAGIAN 56
57
BAGIAN 57
58
BAGIAN 58
59
BAGIAN 59
60
BAGIAN 60
61
BAGIAN 61
62
BAGIAN 62
63
BAGIAN 63
64
BAGIAN 64
65
BAGIAN 65
66
BAGIAN 66
67
BAGIAN 67
68
BAGIAN 68
69
BAGIAN 69
70
BAGIAN 70
71
BAGIAN 71
72
BAGIAN 72
73
BAGIAN 73
74
PENGUMUMAN
75
BAGIAN 74
76
BAGIAN 75
77
BAGIAN 76
78
BAGIAN 77
79
BAGIAN 78
80
BAGIAN 79
81
BAGIAN 80
82
BAGIAN 81
83
BAGIAN 82
84
BAGIAN 83
85
BAGIAN 84
86
BAGIAN 85
87
BAGIAN 86
88
BAGIAN 87
89
BAGIAN 88
90
BAGIAN 89
91
BAGIAN 90 [13 MORE EPS TO THE LAST]
92
BAGIAN 91
93
BAGIAN 92 [11 MORE EPS TO THE LAST]
94
BAGIAN 93
95
BAGIAN 94 [9 MORE EPS TO THE LAST]
96
BAGIAN 95
97
BAGIAN 96 [7 MORE EPS TO THE LAST]
98
BAGIAN 97
99
BAGIAN 98 [5 MORE EPS TO THE LAST]
100
BAGIAN 99
101
BAGIAN 100 [3 MORE EPS TO THE LAST]
102
BAGIAN 101
103
BAGIAN 102
104
BAGIAN 103 [LAST]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!