BAGIAN 2

Saat jam makan siang, Tia lebih memilih untuk datang kerestaurant yang berada tepat didepan kantornya. Selain tempatnya yang mudah dijangkau, makanan yang bervariasi, juga memberikannya cukup waktu dari pada harus berjauh-jauh keluar dari kantor.

Sebenarnya kantor Tia sendiri memiliki kantin yang tidak kalah lengkap menunya jika dibanding dengan menu restaurant manapun, direktur tempat Tia bekerja secara khusus mengerahkan beberapa chef handalan yang dapat membuatkan makanan yang dipesan oleh seluruh karyawan. Tapi hari ini Tia ingin membahas pekerjaannya ditempat yang sedikit tenang. Tidak penuh sesak dengan puluhan karyawan yang sedang mengisi kampung tengahnya (perut lapar).

“Jadi, proyek kita kali ini tidak ada kendala lagi bukan?”

“Kita tinggal menunggu approve dari Pak Raka, saat ini istrinya sedang hamil muda, dan direktur kita itu luar biasa protektif kepada istrinya. Jadi butuh waktu untuk Pak Raka mengeceknya.” Terang Tia.

“Begitukah?” tanya Cindy penasaran.

“Paling tidak, itulah yang kudengar dari beberapa manager lainnya.”

“Tapi tidak pernah kusangka, Pak Raka yang setegas itu bisa langsung lembut didepan Bu Ara. Aku sebenarnya patah hati saat tahu direktur tampan kita itu menikah, tapi karena pasangannya Bu Ara, maka aku menyerahkan Pak Raka untuknya.”

Tia menggeleng-gelengkan kepalanya, “Masih saja nge-halu. Mana mungkin Pak Raka melirik perempuan pecicilan sepertimu. Perempuan kok nggak ada femininnya. Lihat saja, duduk nggak bisa yang manis dikit, kek. Jangan lebar-lebar buka kakinya tu.”

“Sialan, lo. Tapi . . . ada apa dengan dirimu hari ini? Senyuman di bibirmu tidak hilang dari tadi.” Tanya Cindy merasa aneh dengan sahabatnya ini.

“Apakah salah jika aku bahagia?”

“Tentu saja itu hal yang bagus. Tapi kenapa kamu tidak membagi kebahagiaanmu dengan menceritakannya padaku, teman dekatmu ini?”

Tia hanya menanggapi keingintahuan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu dengan senyuman. Hal itu membuat Cindy tampak memperhatikan sahabatnya yang berparas cantik dan wajahnya juga mirip dengan artis bernama Raisa.

“Tunggu . . . tunggu.” Cindy memegang tangan kiri Tia dan mengangkatnya, memperhatikan sesuatu yang tersemat dengan indah di jari manis gadis 25 tahun itu.

“Ini cincin tunangan? Gilang melamarmu?” Cindy penasaran. Tia hanya mengangguk dan tersenyum sambil meminum kopi panasnya.

“Kapan?”

“Kemarin malam. Ditempat pertama kali kami berkencan.”

Cindy menutup mulutnya seakan tak percaya

“Selamat, ya. Akhirnya kekhawatiranmu selama ini terjawab sudah.”

“Tapi . . . apa kekhawatiranku selama ini terlalu berlebihan?” tanya Tia

“Menurutku, itu wajar. Dengan banyaknya kabar yang beredar dikantor bahwa Gilang memiliki hubungan lain dengan Cici, sekretaris Pak Raka. Apalagi kalian sudah menjalin hubungan selama 2 tahun lebih.”

“Aku tahu harusnya tidak perlu khawatir, karena Gilang juga sudah mengatakan jika tidak punya hubungan apa-apa dengan Cici. Tapi terkadang kedekatan mereka sedikit menggangguku.” Jelas Tia.

“Eh, tapi tahu kabar terbaru nggak?” Cindy merapatkan duduknya kearah Tia karena takut suaranya akan didengar oleh orang lain.

“Denger-denger, Cici ternyata pacaran lo sama Bagas.”

“Bagas asisten pribadi Pak Raka?” Tia spontan mengeraskan suaranya.

Cindy reflek memukul lengan Tia karena sebal,“Sekalian aja pake speaker biar keras.”

“Ya, maaf. Kan kaget.” Tia memasang tampang tak bersalahnya.

“Jadi selama ini gossip yang beredar salah dong.” Sesal gadis cantik itu.

“Ya bagus lah, berarti Gilang memang tidak ada hubungan sama Cici.” Terang Cindy. “Oh iya, tanggal berapa kalian nikah?”

“Belum tahu. Minggu ini aku baru akan bertemu dengan keluarga Gilang.”

“Sukses ya buat nanti. Siap-siap aja buat ketemu camer besok, jangan kerja mulu.”

“Kira-kira apa ya yang harus aku bawa untuk oleh-oleh mamanya?”

“Bawakan saja tas dengan merk terkenal, pasti seneng. Dah yuk, kita bahas lagi sambil jalan, jam makan siang sebentar lagi mau selesai.” Cindy berdiri dari tempat duduknya dan mengajak Tia untuk mengikutinya kembali ke kantor.

“Tapi kita belum sempat makan?” rengek Tia.

“Udah tak ada waktu lagi. Yuk sambil jalan. Nanti aku antarkan roti keruanganmu.”

Gara-gara terlalu heboh membahas Gilang, mereka lupa memesan makanan dan hanya meminum kopi saja.

Dikantor Tia merupakan atasan Gilang, dan Gilang hanya karyawan biasa dengan pekerjaan rutinitasnya. Dengan posisi yang sudah mapan diusia semuda itu, membuat banyak lelaki minder dan memilih mundur jika mempunyai niat mendekati Tia. Kedisiplinan dan kerjakerasnya sejak dari bawah membawanya keposisi sebagai salah satu manager di perusahaan S&D Group. Pertemuan keduanya yang tidak disengaja diluar kantor membawa hubungan mereka kearah yang lebih serius.

Episodes
1 BAGIAN 1
2 BAGIAN 2
3 BAGIAN 3
4 BAGIAN 4
5 BAGIAN 5
6 BAGIAN 6
7 BAGIAN 7
8 BAGIAN 8
9 BAGIAN 9
10 BAGIAN 10
11 BAGIAN 11
12 BAGIAN 12
13 BAGIAN 13
14 BAGIAN 14
15 BAGIAN 15
16 BAGIAN 16
17 BAGIAN 17
18 BAGIAN 18
19 BAGIAN 19
20 BAGIAN 20
21 BAGIAN 21
22 BAGIAN 22
23 BAGIAN 23
24 BAGIAN 24
25 BAGIAN 25
26 BAGIAN 26
27 BAGIAN 27
28 BAGIAN 28
29 BAGIAN 29
30 BAGIAN 30
31 BAGIAN 31
32 BAGIAN 32
33 BAGIAN 33
34 BAGIAN 34
35 BAGIAN 35
36 BAGIAN 36
37 BAGIAN 37
38 BAGIAN 38
39 BAGIAN 39
40 BAGIAN 40
41 BAGIAN 41
42 BAGIAN 42
43 BAGIAN 43
44 BAGIAN 44
45 BAGIAN 45
46 BAGIAN 46
47 BAGIAN 47
48 BAGIAN 48
49 BAGIAN 49
50 BAGIAN 50
51 BAGIAN 51
52 BAGIAN 52
53 BAGIAN 53
54 BAGIAN 54
55 BAGIAN 55
56 BAGIAN 56
57 BAGIAN 57
58 BAGIAN 58
59 BAGIAN 59
60 BAGIAN 60
61 BAGIAN 61
62 BAGIAN 62
63 BAGIAN 63
64 BAGIAN 64
65 BAGIAN 65
66 BAGIAN 66
67 BAGIAN 67
68 BAGIAN 68
69 BAGIAN 69
70 BAGIAN 70
71 BAGIAN 71
72 BAGIAN 72
73 BAGIAN 73
74 PENGUMUMAN
75 BAGIAN 74
76 BAGIAN 75
77 BAGIAN 76
78 BAGIAN 77
79 BAGIAN 78
80 BAGIAN 79
81 BAGIAN 80
82 BAGIAN 81
83 BAGIAN 82
84 BAGIAN 83
85 BAGIAN 84
86 BAGIAN 85
87 BAGIAN 86
88 BAGIAN 87
89 BAGIAN 88
90 BAGIAN 89
91 BAGIAN 90 [13 MORE EPS TO THE LAST]
92 BAGIAN 91
93 BAGIAN 92 [11 MORE EPS TO THE LAST]
94 BAGIAN 93
95 BAGIAN 94 [9 MORE EPS TO THE LAST]
96 BAGIAN 95
97 BAGIAN 96 [7 MORE EPS TO THE LAST]
98 BAGIAN 97
99 BAGIAN 98 [5 MORE EPS TO THE LAST]
100 BAGIAN 99
101 BAGIAN 100 [3 MORE EPS TO THE LAST]
102 BAGIAN 101
103 BAGIAN 102
104 BAGIAN 103 [LAST]
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAGIAN 1
2
BAGIAN 2
3
BAGIAN 3
4
BAGIAN 4
5
BAGIAN 5
6
BAGIAN 6
7
BAGIAN 7
8
BAGIAN 8
9
BAGIAN 9
10
BAGIAN 10
11
BAGIAN 11
12
BAGIAN 12
13
BAGIAN 13
14
BAGIAN 14
15
BAGIAN 15
16
BAGIAN 16
17
BAGIAN 17
18
BAGIAN 18
19
BAGIAN 19
20
BAGIAN 20
21
BAGIAN 21
22
BAGIAN 22
23
BAGIAN 23
24
BAGIAN 24
25
BAGIAN 25
26
BAGIAN 26
27
BAGIAN 27
28
BAGIAN 28
29
BAGIAN 29
30
BAGIAN 30
31
BAGIAN 31
32
BAGIAN 32
33
BAGIAN 33
34
BAGIAN 34
35
BAGIAN 35
36
BAGIAN 36
37
BAGIAN 37
38
BAGIAN 38
39
BAGIAN 39
40
BAGIAN 40
41
BAGIAN 41
42
BAGIAN 42
43
BAGIAN 43
44
BAGIAN 44
45
BAGIAN 45
46
BAGIAN 46
47
BAGIAN 47
48
BAGIAN 48
49
BAGIAN 49
50
BAGIAN 50
51
BAGIAN 51
52
BAGIAN 52
53
BAGIAN 53
54
BAGIAN 54
55
BAGIAN 55
56
BAGIAN 56
57
BAGIAN 57
58
BAGIAN 58
59
BAGIAN 59
60
BAGIAN 60
61
BAGIAN 61
62
BAGIAN 62
63
BAGIAN 63
64
BAGIAN 64
65
BAGIAN 65
66
BAGIAN 66
67
BAGIAN 67
68
BAGIAN 68
69
BAGIAN 69
70
BAGIAN 70
71
BAGIAN 71
72
BAGIAN 72
73
BAGIAN 73
74
PENGUMUMAN
75
BAGIAN 74
76
BAGIAN 75
77
BAGIAN 76
78
BAGIAN 77
79
BAGIAN 78
80
BAGIAN 79
81
BAGIAN 80
82
BAGIAN 81
83
BAGIAN 82
84
BAGIAN 83
85
BAGIAN 84
86
BAGIAN 85
87
BAGIAN 86
88
BAGIAN 87
89
BAGIAN 88
90
BAGIAN 89
91
BAGIAN 90 [13 MORE EPS TO THE LAST]
92
BAGIAN 91
93
BAGIAN 92 [11 MORE EPS TO THE LAST]
94
BAGIAN 93
95
BAGIAN 94 [9 MORE EPS TO THE LAST]
96
BAGIAN 95
97
BAGIAN 96 [7 MORE EPS TO THE LAST]
98
BAGIAN 97
99
BAGIAN 98 [5 MORE EPS TO THE LAST]
100
BAGIAN 99
101
BAGIAN 100 [3 MORE EPS TO THE LAST]
102
BAGIAN 101
103
BAGIAN 102
104
BAGIAN 103 [LAST]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!