Mariska masih tersenyum sendiri setelah melihat kejadian tadi, entah mengapa beban hatinya serasa berkurang kini walau belum sepenuhnya hilang.
Sejak putranya menikahi Kinar, ia tak nyenyak tidur makan pun tak nikmat, kini sepertinya ia bisa tidur dengan tenang
namun tetap saja Mariska masih gelisah di kamarnya, lalu tiba-tiba senyumnya mengembang
"Sebaiknya akan ku buat mereka semakin dekat, hubungan mereka membaik akan lebih bagus lagi jika mereka bisa memiliki anak, seiring dengan itu aku yakin hubungan mereka akan kokoh dan si wanita sialan itu tak akan bisa lagi mengganggu putraku , aku yakin setelah uangnya habis ia akan kembali pada putraku dengan seribu satu alasan dan aku harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuknya.
Aku tahu seberapa liciknya wanita itu, dan aku tahu ia akan menghalalkan segala macam cara agar bisa kembali pada putraku, kali ini aku harus selangkah lebih maju dibanding dia” gumam Mariska lirih.
Mariska menelpon seseorang, terlihat wajahnya berubah serius, entah apa yang ia bicarakan lalu ia menutup teleponnya dengan muka merah padam karena marah, jari-jari tangannya pun terkepal kencang
”Seperti dugaan ku, dasar wanita murahan, dia pergi dengan seorang pria, dan berfoya-foya diatas penderitaan putraku, ia membawa kabur perhiasan berlian sebagai mahar pernikahan mereka yang aku berikan padanya, juga uang yang Dimas kasih untuk pesta pernikahan mereka, sungguh wanita iblis" geram Mariska
"Aku harus secepatnya membuat Kinar hamil anak Dimas, dengan begitu sekalipun wanita itu kembali, Dimas tak akan pernah kembali padanya" ucap Mariska kemudian.
Mariska kembali meraih gagang telepon, ia menelpon orang kepercayaan suaminya,memintanya memesan penerbangan ke sebuah negara yang terkenal romantis dan mempersiapkan hotel serta semuanya untuk bulan madu Dimas dan Kinar.
Sementara di kamar Lain
Setelah mereka sampai di kamar mereka, Dimas langsung menurunkan Kinar perlahan ke atas kasur, ia menatap Kinar dengan tatapan yang tak pernah Kinar lihat, begitu lembut, hingga Kinar merasa seharian ini ia merasa seperi dalam mimpi
Dimas merapihkan rambut Kinar yang berantakan menyelipkannya kebelakang kuping Kinar.
Entah mengapa ada daya tarik tersendiri begitu melihat Kinar, walau dari segi wajah, Kinar dan Bella berbeda jauh, Bella yang seorang model memiliki wajah yang cantik jelita dengan body yang aduhai membuat setiap mata terpana memandangnya.
sedang Kinar walaupun tidak bisa dikatakan cantik seperti Bella, namun ia memiliki kecantikan alami yang membuat setiap lelaki jatuh cinta padanya, kecantikan yang berasal dari dalam tubuhnya, entah bagaimana Dimas mengungkapnya, ia sangat senang ketika melihat Kinar tertawa menampilkan kedua lesung Pipit di pipinya, dan mata nya yang bening bisa membuatnya hanyut dalam rasa damai
Tanpa aba-aba Dimas mendekatkan wajahnya semakin dekat, ia menggosokkan hidungnya ke hidung Kinar, matanya terpaku pada bibir Kinar yang seperti candu baginya, ingin merasakan lagi dan lagi, sementara Kinar memejamkan mata pasrah, dengan lembut Dimas ******* bibir Kinar, lama-lama keduanya sama- sama menikmati, Dimas hanyut dalam permainannya sendiri, kini ciumannya merambat ke leher jenjang Kinar meninggalkan kiss Mark, Kinar hanya menurut diam, ia terbuai dalam sensasi- sensasi aneh yang baru pertama ia rasakan .
Selama ini Kinar selalu berpakaian sederhana sehingga Dimas tak pernah menyangka di baliknya Kinar menyembunyikan bodynya yang sempurna.
Dimas menuntut penyaluran, ia memandang wajah Kinar meminta izin, Kinar mengangguk pelan, bagaimanapun ia sudah menjadi istri sah Dimas, ia harus melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri
Kinar berusaha tersenyum, ia harus menyerahkan sesuatu yang paling berharga untuk suaminya kebanggaannya yang selama ini ia jaga dengan baik.
mereka melakukan penyatuan hingga beberapa kali . suasana kamar itu di penuhi dengan desahan kedua pasang suami istri yang memadu kasih.
Malam itu menjadi saksi bisu Kinar dan Dimas bersatu seutuhnya
"Aku Ikhlas menyerahkan kesucian ku padamu mas, kini aku sepenuhnya milikmu, hanya milikmu" gumam Kinar dalam hati, ia menitikkan air mata, tak ada penyesalan. ia ikhlas dan menetapkan hatinya pada Dimas, mengubur cintanya dalam-dalam karena kini sepenuhnya ia sudah milik Dimas.
Matahari sudah tinggi, Mariska dan Damar sudah sarapan pagi, mereka kini sedang berada di teras belakang rumah mereka, menikmati udara pagi, Damar lebih memilih berolah raga disana sedang mariska sibuk mengurusi bunga-bunganya.
"Ma, kenapa mereka belum juga turun sarapan ya??? ini sudah jam sepuluh , apa mereka belum bangun???" tanya Damar kepo
"Anak kecil tahu apa, biarkan kakakmu sedang menikmati pengantin baru mereka" ucap Mariska menyunggingkan senyum
"Ma, Kak Dimas dan Kak Kinar bukan pengantin baru lagi, sudah tiga bulan lebih mereka menikah, sepertinya mama lupa ingatan" celetuk Damar membenarkan tali sepatunya yang terlepas
"Anak durhaka, mama mu di bilang lupa ingatan" ucap Mariska yang entah sejak kapan Sudah berada di samping Damar dan sedang menjewer nya
"Aduh, duh sakit ma, maaf Damar salah ngomong" ucapnya mengatupkan kedua tangannya dengan wajah meringis kesakitan
"Udah kamu mandi sana, bau asem" ucap Mariska yang melihat baju anaknya penuh dnegan keringat
"Wangi ma, pacar Damar aja bilang wangi" ucapnya bangga sambil mencium keringatnya sendiri
"Iya pacar kamu, tapi mama enggak ya, asem ya asem. nanti kalau kamu sudah menikah baru tahu.
Kalau masih pacaran jelek aja di bilang bagus, tapi kalau sudah nikah, jelek ya jelek.
kamu harus pandai mencari istri, jangan hanya wajah saja yang diutamakan tapi hati nya, yang bisa menerima kekurangan serta kelebihan mu, yang bisa menerima orangtua dan saudaramu, yang bisa menjadi penasihat sekaligus pendorongnya. yang bisa mengkritik dan menyanjung mu, yang mau menemani mu dalam suka dan duka"ucap Mariska memberi wejangan Damar
"Kira-kira yang mama mau itu masih ada gak di muka bumi ini???" tanya Damar menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Ada sayang, mama yakin ada.
Mama tidak perduli dari keluarga mana ia berasal, mau keluarga sederhana sekalipun, mama tidak keberatan, asal kan ia bisa menjadi makmum mu dalam beribadah kepada Allah" ucap Mariska mengelus puncak kepala anaknya
"Damar akan berusaha mencari seperti yang mama mau" ucap Damar tersenyum
"Jangan yang mama mau, tapi yang kamu butuhkan, karena kamu yang akan menikah dan menjalani hidup, mama tidak akan memaksa dengan siapa kamu akan menikah, pilihlah yang salah satunya seperti yang mama sebutkan diatas”
"Siap ma, love u mamaku tersayang" ucap Damar memeluk mamanya
" Damaaaaaar .....
kamu buat baju mama bau karena keringatmu, mandi sana!!!!!" teriak Mariska marah memegang bajunya yang kini sudah basah terkena keringat Damar , sedang Damar sudah berlari menuju kamarnya sambil cengengesan
Mariska hanya menggeleng pelan melihat tingkah laku anaknya itu, ia berharap Damar menemukan sendiri wanitanya, bukan seperti Dimas yang salah memilih namun akhirnya kini ia bersama wanita yang tepat, wanita yang ia pilihkan untuk anaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Wani Ikhwani
damar sama Aisyah aja
2021-08-22
1